Dalam upaya mendukung pengembangan keterampilan menulis akademik, Perguruan Tinggi X menggelar “Academic Writing Training” yang dihadiri oleh sejumlah narasumber terkemuka dan mahasiswa berprestasi. Seminar ini menjadi ajang bagi peserta, termasuk mahasiswa seperti Feni Nurhaliza dan Ulfay Lisdia Ningrum, untuk menyempurnakan kemampuan mereka dalam menulis karya ilmiah.
Narasumber yang terlibat dalam pelatihan ini adalah Segu, MA, Dr. Istiqomah, MA, Sulaiman, M.Pd, Nanik Shobikah, M.Pd, Nur Rahmiani, M.Pd, Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum, dan Militansina, M.Pd. Setiap narasumber membawa keahlian dan pengalaman dalam bidangnya masing-masing, memberikan wawasan yang berharga kepada peserta.
Segu, MA, membuka acara dengan pembahasan tentang struktur dan gaya penulisan akademik yang efektif. Dr. Istiqomah, MA, mengulas pentingnya analisis literatur dan argumentasi yang kokoh dalam menyusun tulisan ilmiah. Selanjutnya, Sulaiman, M.Pd, memberikan pandangan praktis tentang teknik editing dan revisi.
Nanik Shobikah, M.Pd, Nur Rahmiani, M.Pd, dan Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum, berbagi wawasan tentang bagaimana menggabungkan aspek kreativitas dalam penulisan akademik untuk membuat karya yang menarik dan informatif. Militansina, M.Pd, menekankan pentingnya konsistensi dan keakraban dengan gaya penulisan ilmiah yang berlaku.
Partisipasi mahasiswa, seperti Feni Nurhaliza dan Ulfay Lisdia Ningrum, menjadi sorotan dalam pelatihan ini. Mereka aktif mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, dan berpartisipasi dalam berbagai latihan praktis. Feni Nurhaliza menyampaikan, “Saya merasa lebih percaya diri dalam menulis setelah mendapatkan panduan langsung dari para ahli.”
Acara ini bukan hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga memotivasi para peserta untuk terus mengasah keterampilan menulis akademik mereka. Diharapkan, pelatihan ini akan menjadi landasan bagi mahasiswa dan para penulis akademik untuk menghasilkan tulisan berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Dalam upaya terus memperkaya pembelajaran di Indonesia Cakap Literasi (ICL), materi bercerita (storytelling) menjadi fokus utama dalam sebuah sesi istimewa. Dengan bangga, kegiatan ini menyajikan narasumber berpengalaman, Asmadi, S.Pd., M.Si, dan Nanik Shobikah, M.Pd, yang berbagi pengetahuan dan wawasan mendalam seputar seni bercerita.
Asmadi, seorang pendidik yang berdedikasi, membuka sesi dengan membahas kekuatan cerita dalam proses pembelajaran. Beliau membagikan strategi untuk membuat cerita menjadi alat pembelajaran yang efektif, menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Nanik Shobikah, seorang pakar dalam bidang literasi, menyoroti pentingnya bercerita dalam membentuk keterampilan membaca dan menulis. Dengan penuh semangat, beliau memaparkan cara cerita dapat menjadi jembatan untuk membangun pemahaman yang mendalam dan kreativitas dalam bahasa.
Pengalaman mahasiswa turut menjadi aspek yang tak kalah penting dalam sesi ini. Feni Nurhaliza, salah satu mahasiswa yang aktif terlibat, berbagi pandangan dan pengalaman pribadinya tentang bagaimana storytelling telah memperkaya pengalaman pembelajarannya. Keikutsertaan mahasiswa tidak hanya memberikan perspektif unik, tetapi juga menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sejawatnya.
Feni Nurhaliza menyampaikan, “Bercerita bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang menyampaikan emosi dan nilai-nilai. Sesi ini membuat saya lebih menghargai kekuatan kata-kata dalam menyampaikan pesan.”
Sesi materi bercerita ini menciptakan ruang interaktif yang memadukan pengalaman praktis dengan teori, memberikan peserta pelatihan bekal yang berharga. Semua peserta, baik narasumber maupun mahasiswa, sepakat bahwa storytelling bukan hanya keterampilan, tetapi juga alat efektif untuk menyampaikan nilai, tradisi, dan pengetahuan dengan cara yang menarik.
Mufarroha, Hester Dhea Evanka, dan Edo Armansyah Putra, berhasil memenangkan lomba debat yang diadakan oleh LPM KIP (Lembaga Pemberdayaan Mahasiswa Kartu Indonesia Pintar) IAIN Pontianak pada hari sabtu, tanggal 25 Maret 2023. Peserta yang mengikuti lomba debat tersebut merupakan seluruh mahasiswa penerima beasiswa KIP di IAIN Pontianak. Terdapat 8 kelompok yang terdaftar mengikuti lomba debat tersebut. Pada tahap pertama, kelompok Fara, Dhea dan Edo berhasil melengserkan tim dari program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), kemudian dilanjutkan ketahap babak final untuk menentukan juara 1, 2, dan 3. Saat memasuki babak final, Fara dan tim kembali berhasil melengserkan kelompok dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, hingga akhirnya mereka berhasil meraih juara 3 pada lomba tersebut.
Menurut Mufarroha, Lomba ini sangat membantunya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama dalam mengembangkan public speaking. “Lomba ini banyak sekali memberikan pengalaman yang sangat bagus buat saya, apalagi saya baru pertama kali mengikuti lomba debat seperti ini. Saya jadi tau bagaimana cara berdebat yang baik dan berbicara didepan orang banyak. Saya juga jadi mengetahui sistematika debat dan peran pembicara 1, 2 dan 3 itu bagaimana“. Lomba debat yang diadakan oleh LPM KIP IAIN Pontianak ini merupakan lomba yang diadakan disetiap tahunnya. “Semoga tahun depan saya bisa ikut lagi, dengan ilmu dan wawasan yang lebih luas lagi” sambung harapannya.
Tak hanya Fara, Edo juga berperan dalam lomba tersebut. Sama seperti Fara, Edo juga mengatakan bahwa lomba ini membawa pengaruh yang baik untuknya terutama dalam public speaking. “Lomba ini buat saya jadi berani berbicara didepan umum, saya juga dapat sertifikat” jadwalnya sambil senyum. Edo juga memberikan harapan untuk kegiatan ini agar kedepannya teknisi dari lomba tersebut dipersipkan lebih maksimal lagi. “Harapan saya sih, kedepannya lomba ini teknisinya dipersipkan lebih mateng lagi, karna kemarin ada terjadi beberapa kendala saat lomba sudah dimulai” Jawab Edo dengan Penuh harap.
Selain Fara dan Edo, Dhea juga memberikan harapan pada lomba debat tersebut. “Semoga kami selalu bisa mengimprove diri lagi dan tidak pernah cepat merasa puas atas apa yang didapatkan dan bisa lebih maksimal lagi“. Dhea juga mengatakan bahwa ia mendapatkan ilmu yang banyak dalam kompetisi tersebut. “Tentunya ilmu dan pengalaman baru, kami banyak belajar sistematika debat yang sesungguhnya dan ilmu yang diberikan oleh para dewan juri dan juga menumbuh rasa percaya dan yakin terhadap diri kami masing-masing” tutupnya.
Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) Kembali menggelar Seminar Internasional “The 5th International Seminar, Reflective of EMI from teacher and Student Persfectives” secara hybrid via zoom meeting dan langsung di Aula FTIK IAIN, Selasa (21/3/2021). Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Dihadiri Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris dan beberapa partisipan lainnya.
Seminar international kali ini menghadirkan beberapa pemateri dari dalam negeri dan luar negeri yaitu:
Dalam sambutannya, Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag mengapresiasi kegiatan seperti ini. Menurutnya, kegiatan ini bermanfaat bagi mahasiswa dan turut mendongkrak nilai akreditasi nantinya.
Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd mengatakan, “Kegiatan ini akan berlangsung rutin agar mahasiswa kita mempunyai kualitas unggul ketika lulus,” ujarnya. Ia juga berharap agar dengan adanya kegiatan-kegiatan ini nantinya bisa mendapatkan nilai akreditasi yang diharapkan. “Seminar International ini adalah sesi kedua dari Seminar International yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2023 lalu. Seminar ini dimaksudkan sebagai bagian dari refleksi dalam penggunaan Bahasa Inggris yang mana digunakan sebagai media kata pengantar,” pungkasnya.
Halo pemuda Kalbar! 🔥 Kabar gembira untuk kalian pemuda-pemudi terbaik Kalimantan Barat. Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) 2023 akan segera dibuka! Kali ini Kalimantan Barat mendapatkan 2 program yang akan dilaksanakan tahun ini.
✍🏽Program untuk Kalbar pada tahun 2023:
🇮🇩-🇦🇺 *Pertukaran Pemuda Indonesia – Australia* *(AIYEP)* untuk Perempuan berusia 21-25 tahun.
🇮🇩-🇸🇬 *Pertukaran Pemuda Indonesia – Singapura* *(SIYLEP)* untuk Laki-laki berusia 22-30 tahun.
Persyaratan Calon Peserta PPAN 2023: 1. Pemuda yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Telah atau sedang melakukan kegiatan pengembangan Pemuda/masyarakat (community development), yang dibuktikan dengan laporan tertulis dengan melampirkan bukti dokumentasi dalam bentuk foto, media sosial dan/atau liputan media. 3. Usia calon peserta PPAN sebagai berikut: a. Pertukaran Pemuda Indonesia Australia (PPIA): 21-25 tahun; Perempuan. b. Singapore Indonesia Youth Leaders Exchange Programme: 22-30 tahun; Laki-laki. 4. Sehat jasmani dan rohani, tidak merokok, dan bebas narkoba. 5. Berpendidikan minimal SMA/SMK. 6. Belum menikah. 7. Mampu berbahasa Inggris dengan baik. 8. Belum pernah mengikuti Kegiatan PPAN. 9. Menguasai salah satu jenis keterampilan kesenian dan kebudayaan. 10. Wajib melakukan/melanjutkan Post Program Activity (PPA) di berbagai bidang (sebagai contoh: aktivitas sosial, seni budaya, kewirausahaan, olahraga, dll).
Over more than 70 years, exchange programs sponsored by the U.S. Mission to Indonesia have brought thousands of Indonesian citizens to the United States to study, engage in cultural exchange, and take part in building the U.S.-Indonesia strategic partnership. As we continue to come together across borders to address the challenges and opportunities of the 21st century, we are thrilled to announce the next YSEALI Academic Fellowship opportunity will take place in Fall 2023.
Eligible Indonesian YSEALI members can apply for the Fall 2023 Academic Fellowship online until 09.00 WIB on April 17th, 2023!
The YSEALI Academic Fellowship is an intensive short-term academic program whose purpose is to provide groups of young leaders with a deeper understanding of the United States and a particular theme, while simultaneously enhancing their leadership skills. The Fellowship will focus on one of three themes: Civic Engagement, Environmental Issues, and Social Entrepreneurship and Economic Development. The five-week programs will consist of a balanced series of seminar discussions, readings, group presentations, and lectures. The coursework and classroom activities will be complemented by educational travel, site visits, leadership activities, and volunteer opportunities within the local community. During the academic residency, participants will also have opportunities to engage in educational and cultural activities outside of the classroom. If conditions allow, the Fellowship will include an educational study tour to other areas of the United States where they will meet with local, state, private, and nonprofit organizations working in the field. Note that if the program must take place virtually, Fellows will engage in similar activities but online from their home countries.
Virtual Program Contingency: Should health, safety, and travel conditions continue to pose significant challenges, the Academic Fellowship will pivot to a virtual format. The virtual program would consist of a minimum of 36 hours of required programming with a combination of synchronous and asynchronous learning. To the extent possible, the virtual programming would include lectures, small group discussions, videos, readings, panels, site visits, leadership development, assignments, and individual and group activities. Participants would be expected to fully participate in the entire virtual program from their location.
Since Spring 2015, hundreds of Indonesian YSEALI members have joined fellows from all ten ASEAN countries and Timor Leste to complete a YSEALI Academic Fellowship on one of three themes:
• Civic Engagement • Environment Issues and Natural Resources Management • Social Entrepreneurship and Economic Development
Who is eligible to apply? YSEALI members aged 18-25 who are current students or who graduated from university less than five years ago.
Technical Eligibility Requirements Applicants must be:
Between the ages of 18 and 25 at the time of application;
A citizen of one of the following countries: Brunei, Burma, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, Timor Leste, or Vietnam;
A resident of one of the following countries: Brunei, Burma, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, Timor Leste, or Vietnam;
Not a U.S. citizen or permanent resident of the U.S.;
A full-time undergraduate or graduate student or graduated less than five years ago from an institution of higher learning;
Proficient in English. Able to read, write, and speak English in a U.S. university classroom setting. (Note: No TOEFL, IELTS, or other test score is required. English language ability is evaluated through the application form and interviews with YSEALI program staff);
Eligible to receive a J-1 visa (a J-1 visa is for individuals approved to participate in work-and study-based exchange visitor programs to the United States sponsored by the U.S. Department of State. As an Indonesian recipient of the J-1 visa for the YSEALI Academic Fellowship program, you will be subject to a two-year Foreign Residency Requirement. This means that for a period of two years after your return from the Academic Fellowship program, you will not be eligible to apply for a visa to immigrate to the United States as a Legal Permanent Resident or to apply for a work visa that would allow you to accept employment in the United States without a waiver. However, the Foreign Residency Requirement does not affect your eligibility for U.S. student, tourist, or business visas.)
Selection Criteria Applicants should:
Demonstrate strong leadership qualities and potential in their university, place of work, and/or community;
Demonstrate interest, knowledge, or professional experience in one or more YSEALI theme (civic engagement, entrepreneurship and economic growth, environment issues,);
Demonstrate a commitment to or interest in community service, volunteerism, or mentorship;
Indicate a serious interest in learning about the United States and ASEAN as a region;
Be willing to actively participate in an intensive academic program, community service activity, and study tour;
Have a commitment to return to their home country to apply leadership skills and training to benefit their community, country, or the region of Southeast Asia; and
Have little or no prior experience in the United States.
How to Apply:
Submit an electronic application HEREby 09.00 WIB (9 AM Jakarta time) on April 17th, 2023!
Please note: Only shortlisted candidates will be notified to schedule an interview.
Pontianak (iainptk.ac.id) Dihadiri oleh speaker mancanegara, Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) sukses menyelenggarakan Seminar Internasional “English as a Medium of Instruction (EMI)” secara hybrid,online via zoom meeting dan secara langsung di Aula Syeikh Abdul Rani Machmud, Selasa (14/03/2023). Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA. Dihadiri pula oleh Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, dan Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd.
Seminar internasional ini menghadirkan beberapa pembicara handal dan kompeten di bidangnya baik dalam negeri maupun luar negeri, antara lain, Asriah Nurdini Mardiyyaningsih, S.Si., M.Pd., Ph.D. (Biology Lecturer at Tanjungpura University), Soni Ariawan, M.Ed. (Lecturer at State Islamic University UIN Mataram), Soulaya Lestari, S.Hum, M.Sc. (English Lecturer at Indonesia University), Ari Kusniawati, S.Pd. (English Teacher at Global Mandiri School, Jakarta), Will Nash, M.Ed., M.A., PGCE, DipTESOL. (Academic Director at English Language Teaching Centre The University of Sheffield), dan Kaprodi TBI, Sulaiman, M.Pd.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA mengungkapkan, eksitensi bahasa inggris begitu penting bagi akademisi, dosen guru dan mahasiswa perlu membaca banyak literatur dalam bahasa inggris untuk memperluas referensi penelitan dan pengembangan diri. bukan hanya membaca tetapi mampu menulis artikel serta mengajar subject menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar.
Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA (Tengah) dan Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd (Kanan)
Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, menuturkan, pimpinan FTIK mengapresiasi kegiatan seminar TBI serta mendukung sepenuhnya kegiatan dalam pengembangan bahasa asing. Karena kita menyadari bahwa, kebutuhan penguasaan bahasa asing sekarang sangat mendesak. Selain untuk pengembangan ilmu juga untuk membangun jaringan komunikasi dan kerjasama internasional.
Ia menambahkan, Prodi Bahasa Inggris harus mengambil peran tersebut secara optimal. Langkah membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang telah dilakukan merupakan hal konstruktif dan harus dikembangkan lebih luas lagi di masa mendatang. “Dukungan semua sivitas akademika mutlak diperlukan dalam pengarus utamaan peningkatan kompetensi bahasa Asing utk dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan,” ujarnya.
Diwawancarai secara online, Kaprodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd., menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, serta pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa TBI sebagai calon pendidik, “Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya bagi guru dan calon Guru Bahasa Inggris yang ada di prodi kita. Mahasiswa kita akan diberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan agar mampu bersaing menjadi pendidik di tingkat global dan internasional,” ujarnya.
Dengan diselenggarakannya seminar ini, Sulaiman berharap agar adanya penggunaan bahasa Inggris yang baik dalam proses pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan juga keterampilan serta pengetahuan mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang unggul sesuai dengan harapan prodi untuk menjadi program studi dengan akreditasi unggul.
Kemudian, ia menambahkan tentang perencanaan penyelenggaraan seminar internasional selanjutnya, “Dalam waktu dekat, minggu depan kita juga akan ada seminar internasional dan akan dilanjutkan dengan 2 bulan lagi perlombaan internasional,” tambahnya.
Organizing Committee of The 4th International Seminar on EMI
Sementara itu, Ketua Panitia Seminar Internasional “English as a Medium of Instruction (EMI)”, Oki Anggara, S.Pd., M.Si menyampaikan harapannya dengan adanya seminar ini, peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang menarik, “Semoga para peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang menarik,” ujarnya.
Presentation on EMI: Challenges and OpportunitiesPresentation on EMI for Teenagers/Junior High StudentsPresentation on TranslanguagingPresentation on EMI for Biology SubjectPresentation on General Outlook of EMIPresentation on Teaching Subjects through English: Content vs Language
Mahasiswa TBI Semester 2, Suci Rahmadayanti menyampaikan kesannya terhadap penyelenggaraan seminar ini, “Yang saya dapatkan di seminar Internasional ini yaitu saya jadi tahu bagaimana cara yang mudah untuk mengajarkan murid dalam menggunakan Bahasa Inggris. Apalagi sekarang saya masuk ke Jurusan Tadris Bahsa Inggris, tentu saya kelak akan mengajarkan murid-murid saya dalam menggunakan Bahasa Inggris,” ucapnya.
Ia juga menambahkan harapannya terhadap kegiatan lanjutan prodi untuk ke depannya, “Ke depannya, semoga Program Studi Tadris Bahasa Inggris bisa mengadakan kegiatan seminar seperti ini lagi, karena manfaatnya sangat besar bagi calon-calon pengajar nantinya,” imbuhnya.
Salah satu mahasiswa Tadris Bahasa Inggris yaitu Suci Rahmadayanti mewakili Pemuda Pelopor Pontianak untuk mengikuti Kegiatan Anugerah Desa Wisata (ADWI) Kalbar 2023. Dalam kegiatan tersebut, Suci beserta peserta lainnya didampingi oleh Ibu Kadisporapar Provinsi dan staf untuk mengunjungi tiga tempat wisata yang ada di Pontianak. Tiga kampung wisata di ibukota Provinsi Kalbar itu dikunjungi mulai dari Kampung Tenun, Kampung Wisata Tambelan Sampit dan Kampung Wisata Caping.
“Ini rangkaian persiapan menuju ADWI 2023 tingkat provinsi Kalbar maupun Nasional, sebelumnya kita juga telah mengunjungi Kabupaten Kapuas Hulu, Kubu Raya, Bengkayang, Sambas, Mempawah dan Kota Singkawang,” ujar Kadisporapar Kalbar Windy Prihastari pada Rabu 8 Maret 2023. Dirinya menambahkan hingga kini terdata sekitar 4.699 desa se-Indonesia yang mendaftar pada ajang ADWI, sedangkan untuk di Kalbar sebanyak 86 desa wisata yang sudah terdaftar pada ajang ADWI.
Disporapar Provinsi Kalbar optimis pada 2023 akan semakin banyak desa wisata yang meraih penghargaan dalam ajang ADWI. Terlebih dengan potensi desa-desa wisata diseluruh kabupaten kota yang tersebar diwilayah Provinsi Kalbar. “Senang sekali bisa mengikuti kegiatan Pra ADWI 2023, kebetulan saya mewakili Pemuda Pelopor Kota Pontianak, saya disini bersama 9 orang Pemuda pelopor lainnya, diantaranya ada yang dari Ketapang, Sekadau, dan Kakap.” ucap Suci. Kegiatan ini akan segera dilanjutkan kembali dengan peserta yang sama. “Rasanya gak sabar banget buat menjadi bagian dari kegiatan ADWI lagi, bakalan bisa ketemu sama banyak turis” sambung ucapan suci sambil tertawa.
Selain mengunjungi tiga kampung wisata, Suci beserta tim ADWI juga melakukan kegiatan Sustainable tourism. “Kegiatan sustainable tourism seperti ini rutin kami laksanakan. Tujuannya menciptakan lingkungan bersih di destinasi wisata,” ungkap Ibu Windy. Suci beserta peserta lainnya, memungut sampah di kawasan sekitar Masjid Jami’ dan Istana Kadriah. Kegiatan bermula pukul sembilan pagi dengan dibagi tiga kelompok. Kelompok pertama di halaman Istana Kadriah, kelompok kedua di Masjid Jami, dan kelompok tiga di kawasan sekitar pasar Kampung Beting. “Kita berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi kepada komunitas pemuda lain di Kalbar,” ujar Ibu Windy. “Kita optimis Kalbar bisa masuk dalam desa wisata, Disporapar Kalbar terus mendorong Dinas Pariwisata kabupaten kota yang memberi perhatian lebih kepada desa wisata,” tutupnya.
(ftik.iainptk.ac.id) Dua Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak, Urai Zahwa dan Fitriyeh berhasil menjadi 10 Besar Writing Esay “Ibuku Inspirasiku” yang diselenggarakan oleh Pusat Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Kamis (23/02) di Aula Syeikh Abdul Rani.
Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd mengaku bangga atas pencapaian mahasiswanya. Ia mengungkapkan jika ini merupakan kabar Bahagia bagi FTIK dan TBI khususnya. Ia berharap semoga prestasi ini memberi motivasi kepada mahasiswa lainnya untuk berkarya dan berprestasi pula di kemudian hari.
Selain pengumuman pemenang sekaligus penyerahan hadiah bagi peserta terpilih, acara tersebut juga dilanjutkan dengan seminar gender “Ibuku Inspirasiku” yang diisi oleh pemateri pertama, Hj. Bebby Nailufa, S.E., M.Sos, pemateri kedua, Dr. Fitri Kusumayanti, M.Si, dan pemateri ketiga Vinna Lusiana, S. H., M. Kn.
Dalam sesi seminar, Dr. Fitri Kusumayanti, M. Si menyampaikan bahwa dengan doa ibulah seorang anak mendapatkan keberkahan dalam hidup. “Salah satu berkah yang kita dapatkan adalah doa dari seorang ibu, ibu adalah salah satu jalan bagi kita untuk mendapatkan surga,” jelasnya.
PT Prima Armada Raya is currently opening an internship program for students.
If you’re interested, please read the poster above for further information about the requirements and how to apply and send your CV to par.portal.job@par.co.id