Cultivating Opportunities: US Embassy RELO Representatives Spark English Education Synergies

Pontianak, February 27, 2024 – On Wednesday, February 27, 2024, the English Tadris Study Program, Teacher Training and Tarbiyah Faculty, State Islamic Institute (IAIN) Pontianak received a special visit from Ruth Goode, Director of the Regional English Language Office (RELO) at the US Embassy Jakarta, and Dian Savitri, Cultural Affairs Specialist at the US Embassy Jakarta. The purpose of this visit was to explore collaboration opportunities in the field of English language education between our institution and educational institutions in the United States.

The guests were welcomed by the Vice Dean for Academic and Development Affairs, Eka Hendry AR, as well as the Head of the English Tadris Study Program, Sulaiman, and several English language lecturers. Discussions between the two parties regarding collaboration opportunities were highly productive, covering various initiatives such as the Online Professional English Network (OPEN) Program, OPEN Global Online Courses (GOCs), and OPEN Massive Open Online Courses (MOOCs) Program.

Furthermore, one aspect that caught Ruth Goode’s attention was the effort to provide access to English language education in remote areas with limited internet access. She highlighted the idea of flash drives containing English language materials as an alternative solution, but emphasized the need for training for teachers in those areas to optimize the use of such materials.

Dian Savitri added the importance of providing easily accessible resources for teachers, especially in areas that may have limited access or resources. “We are committed to providing teachers with access to quality learning materials and courses that can enhance their English teaching skills,” she said. Accessible through the flyer below:

Eka Hendry highlighted the need to enhance the knowledge and skills of lecturers in keeping up with the latest developments in the field of English language education and information technology. “By training lecturers to continuously update their knowledge, we can ensure that they can produce English teachers who are not only competent in teaching but also capable of integrating information technology into learning,” he explained.

Furthermore, Eka Hendry emphasized the importance of having quality English teachers in remote areas, where access to education is often limited. “Through collaboration with RELO, US Embassy Jakarta, and other educational institutions, we hope to create an inclusive and sustainable education model to improve access to English language education across the region,” he added.

Sulaiman highlighted the potential for collaboration in research as an important step in developing understanding and solutions to education challenges in the region. He stated, “Research collaboration between our institution and RELO can be an effective means to identify specific issues in English language teaching and seek innovative solutions.

Additionally, Sulaiman also emphasized the importance of community service in enhancing access to English language education in West Kalimantan. He added, “Through this collaboration, we hope to make a significant contribution to expanding the reach of English language education, especially in marginalized areas.

Sulaiman agreed with the rector’s idea to work together with local and international partners to improve education at our institution. “We’re ready to team up with the Regional English Language Office (RELO) to provide useful training for teachers in West Kalimantan,” he stated. He also highlighted the importance of following through on the rector’s suggestion to collaborate with national and international groups to boost the institution’s reputation and become recognized on a global scale.

Militansina, one of the English language lecturers, added that integrating local culture and climate change issues into the English language curriculum could provide significant added value for students. “Collaboration to develop teaching materials that consider local culture and climate change issues will not only help students better connect with the learning content but also provide a deeper understanding of the environmental challenges facing our planet,” she explained.

She stressed that students need to be provided with relevant initial knowledge about climate change and environmental conservation efforts from an early age, so that they can become responsible agents of change in preserving our planet without forgetting local culture values.

Militansina also expressed readiness to collaborate with relevant parties, including RELO and other educational institutions, in developing and implementing an inclusive curriculum that is oriented towards environmental and cultural preservation.

Additionally, Nanik Shobikah also emphasized that collaboration with the Department of Education and the Ministry of Religion can ensure that the training organized can be accessed and utilized optimally by teachers in the Education Department and in madrasahs in the Kalimantan region. “We believe that with strong collaboration, we can create relevant and impactful training programs for education in these areas,” she added.

The offer of collaboration from Nanik Shobikah demonstrates our institution’s commitment to making a real contribution to improving the quality of English language teaching in the Kalimantan region, and emphasizes the importance of interagency collaboration in achieving common goals in the field of Education.

Author: Militansina

Prodi TBI dan PBA Jalin Kerja Sama dengan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

(ftik.iainptk.ac.id) Dalam rangka menjalin kerjasama dan promosi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab dan Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan bersama Fakultas Sastra UN Malang yang diwakili oleh Ketua Prodi S2 dan S3 Bahasa Inggris, Prof. Nunung Suryati, M.A., Ph.D, Ketua Prodi S2 Keguruan Bahasa Arab, Prof. Dr. Hanik Mahliatussikah, M.Hum, Dosen Ilmu Perpustakaan, Amalia Nurma Dewi, M.Hum, Senin (27/11/2023).

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Dihadiri pula Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, Wakil Dekan II FTIK, Helva Zurayah, M.Pd, Wakil Dekan III FTIK, Dr. Sahrani, M.Pd, Ketua Prodi PBA, Rahmap, MA, Ketua Prodi TBI diwakili oleh Militansina, M.Pd., Ketua UPM FTIK, Vidya Setyaningrum, M.Pd., Kabag TU FTIK, H. Tommy Hardiansyah, M.M, Dosen dan Tendik FTIK serta Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris dan Pendidikan Bahasa Arab.

Ketua Prodi PBA, Dr. Rahmap, M.A. menerangkan jika saat ini Prodi PBA sudah terakreditasi Baik Sekali oleh LAMDIK. Ia berharap di tahun depan akreditasi PBA dapat Unggul. “Mudah-mudahan dengan acara ini banyak mahasiswa kita dapat melanjutkan S2 maupun S3 di Fakultas Sastra UM. Animo masyarakat kita di sini sangat tinggi dengan PBA karena sebagia besar mahasiswa kita berasal dari pondok pesantren. Semoga semakin tahun dapat berkembang dan berkualitas,” ujarnya.

Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris yang diwakili oleh Militansina, M.Pd menjelaskan bahwa pada dasarnya Prodi TBI menyambut baik kerjasama antara FTIK dan Fakultas Sastra UM. “Marilah kerjasama dan bersatu membangun pendidikan dengan suka cita. Great things in bussines are never done by one person. They are done by a team people (steve job),” terangnya.

Kemudian kerjasama ini akan merakit networking ke depannya. Semoga dengan acara ini dapat membantu mahasiswa dalam memeroleh networking dan pengetahuan berbahasa asing. “Bergerak berarti maju, terdiam sejenak habis ditindas orang,” lanjutnya.

Sementara itu, Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, MA mengapresiasi kerjasama yang dilakukan hari ini. Ia berharap kerjasama ini terus berlanjut. Termasuk kaitannya tentang pertukaran mahasiswa, kelanjutan studi, dan aspek kerjasama lainnya. Dalam kesempatan tersebut ia juga menyinggung tentang kekayaan bahasa yang dimiliki oleh Kalimantan Barat yang mana semua itu perlu kajian dan penelitian yang komprehensif. Oleh karenanya mudah-mudahan kehadiran Fakultas Sastra UM dapat menjadi salah satu jembatan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan itu semua.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Kerja Sama Antara IAIN Pontianak dengan Universitas Aberdeen (James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL.) tentang Dampak Immersive Virtual Reality pada Kecemasan Berbicara Bahasa Asing

Pontianak, 20 November 2023 –Seorang mahasiswa Ph.D. yang berprestasi dari Universitas Aberdeen, James Burnett BA., M.Sc., TESOL., saat ini sedang menjalankan penelitiannya yang sangat menarik berkerjasama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Penelitian ini bekerja sama dengan Program Studi Tadris Bahasa Inggris yang dipimpin oleh Sulaiman, M.Pd., serta dengan dukungan dari Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, yaitu Dr. H. Hermansyah, M.Ag.

Penelitian yang dilakukan oleh James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL. berkaitan dengan “A study into the effectiveness of immersive virtual reality (iVR) and its impact on foreign language public speaking anxiety amongst English language learners studying at university in Indonesia.” Penelitian ini difokuskan pada pemahaman tentang efektivitas realitas virtual yang mendalam (iVR) dan dampaknya terhadap kecemasan berbicara di depan umum dalam bahasa asing, khususnya di kalangan mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa Inggris di universitas di Indonesia.

Dalam upaya mendukung penelitian tersebut, Sulaiman, M.Pd., sebagai ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris di IAIN Pontianak, menyatakan, “Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan James Burnett B.A., MSc TESOL dalam penelitian ini. Topik penelitian yang dipilih sangat relevan dengan perkembangan terkini dalam pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan akademis Indonesia.”

Nanik Shobikah, M.Pd., sekretaris program Tadris Bahasa Inggris, menyampaikan optimisme terhadap manfaat potensial dari penelitian ini. “Memahami dampak iVR pada kecemasan berbicara akan memberikan wawasan berharga untuk metode pengajaran kami. Penting terus menjelajahi metode baru untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif bagi siswa kami,

Militansina,M.Pd., yang menjabat sebagai koordinator, menambahkan, “Kerjasama antara James Burnett, B.A., MSc TESOL dan IAIN Pontianak menciptakan peluang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris melalui pendekatan inovatif menggunakan teknologi iVR. Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan metode pembelajaran di masa mendatang.

Proyek penelitian ini mencerminkan komitmen bersama untuk mendorong inovasi dalam pendidikan bahasa Inggris dan meminimalkan hambatan yang mungkin dihadapi oleh para pembelajar bahasa asing, terutama dalam hal kecemasan berbicara di depan umum. Dengan dukungan penuh dari IAIN Pontianak, James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL. diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang penerapan teknologi iVR dalam konteks pembelajaran bahasa di Indonesia.

Penulis: Militansina, M.Pd.

Prodi TBI adakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bersama Mahasiswa Leipzig University Jerman di SMP Negeri 3 Pontianak

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sebagai implementasi dari Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. PKM ini mengundang Mahasiswa Universitas Leipzig Jerman dan mahasiswa Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak. (19/09/2023)

Kedatangan mahasiswa dari Leipzig University Jerman, Aaaron Hauenschield dan Lena Waldhoff, para dosen TBI, HMPS TBI, dan mahasiswa TBI mendapatkan sambutan yang luar biasa oleh Bapak H. Subhan, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 3 Pontianak dan para guru SMP Negeri 3 Pontianak. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini dan memberikan kesempatan yang berkelanjutan untuk Program Studi TBI FTIK IAIN Pontianak melaksanakan PKM di SMP Negeri 3 Pontianak.

Kegiatan PKM ini dilakukan dalam bentuk sharing session dengan tema English Teaching and Learning in Indonesia and Germany. Setelah Sekprodi Tadris Bahasa Inggris, Ibu Nanik Shobikah, M.Pd. menyampaikan maksud kegiatan PKM ini dan menyampaikan salam dari Bapak Sulaiman, M,Pd. Selaku Kaprodi TBI, serta disambut oleh Bapak H. Subhan, M.Pd. dan para guru, maka rombongan yang terdiri dari mahasiswa Leipzig University, Dosen TBI, HMPS TBI, dan mahasiswa TBI diarahkan masuk ke kelas tempat sharing session diselenggarakan. Peserta didik sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan dalam Bahasa Inggris kepada Aaaron dan Lena tentang motivasi belajar Bahasa Inggris, kehidupan di Jerman, budaya di Jerman, makanan dan minuman di Jerman, yang disukai dari Pontianak dan Indonesia, pengalaman selama di Pontianak, Aktivitas di Pontianak, dan lain sebagainya.

Peserta didik juga aktif bertanya mengenai metode pembelajaran yang efektif agar dapat menguasai bahasa Inggris dengan baik. Para Dosen Tadris Bahasa Inggris juga memberikan motivasi semangat untuk peserta didik agar tetap semangat untuk belajar bahasa inggris sampai ke jenjang perguruan tinggi seperti di Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak.

Bapak H. Subhan, M.Pd. berharap dengan adanya kegiatan PKM ini dapat menumbuhkan minat para peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi. “Semoga dengan adanya PKM seperti ini bisa memotivasi siswa untuk terus ningkatkan semangat belajar mereka hingga bisa memicu mereka untuk mau masuk bangku perkuliahan, apalagi dengan datangnya native speaker langsung dari Jerman tentunya akan membuat mereka semakin tertarik belajar Bahasa asing terkhusus nya Bahasa inggris”, kata beliau.

Disampaikan terima kasih khusus pada Bapak Ibu Dosen Tbi yang berkenan hadir pada kegiatan PKM yaitu Ibu Nur Rahmiani, M.Pd., Ibu Militansina, M.Pd., Ibu Nurma Annisa Azzahra, M.Pd., dan Ibu Primatasha Desvira Dizza, M.Pd serta Para Guru SMP Negeri 3 Pontianak yang telah berkenan juga menyambut PKM ini yaitu Ibu Hj. utin Rosdiana, M.Pd, Ibu Fivina Sari, M.Pd., Ibu Umi Maftuhah Sandra, M.Pd, dan Ibu Nani Irmaya, S.Pd.

Program Studi TBI FTIK IAIN PONTIANAK Selenggarakan Kegiatan “PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANDIRI DAN PROMOSI FTIK IAIN PONTIANAK 2022” di Pondok Pesantren Mathlal’ul Anwar Pontianak

Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 2022 di Pondok Pesantren Mathlal’ul Anwar, yang beralamatkan di Jl. Pak Benceng No. 22A, Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Dalam kegiatan ini dihadiri oleh:

  • Ketua Perguruan Mathal’ul Anwar Pontianak, yaitu Bapak Drs. H. Momon Salmon, M.Pd.
  • Kepala MA Mathlal’ul Anwar Pontianak Ibu Nurbaiti, S.P.
  • Kepala MTs Mathlal’ul Anwar Pontianak Bapak Nurhasan, S.Sos.
  • Kaprodi TBI FTIK IAIN Pontianak, Bapak Sulaiman, M.Pd.
  • Sekprodi TBI FTIK IAIN Pontianak, Ibu Nanik Shobikah, M.Pd.
  • Serta para Dosen TBI FTIK IAIN Pontianak, dan juga para guru MTs dan MA Mathlal’ul Anwar Pontianak.
  • Dalam kegiatan ini, dihadiri pula 9 orang mahasiswa TBI yang berada di semester 5, 3, dan 1.

Jumlah peserta di dalam kegiatan ini yaitu berkisar antara 35 s.d. 40 perserta, yang teridiri dari para guru MTs dan MA Mathla’ul Anwar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengikat sebuah perjanjian antara pihak TBI FTIK IAIN Pontianak dengan Pondok Pesantren Mathlal’ul Anwar untuk melaksanakan PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat), dan juga Promosi TBI FTIK IAIN Pontianak.

Bapak Sulaiman, M.Pd, selaku Kaprodi TBI FTIK IAIN Pontianak menyampaikan harapannya, “Saya harap pertemuan kita tidak hanya sekali dua kali, melainkan terus-menerus berlanjut. Setelah ini mahasiswa TBI akan melaksanakan magang 3 yang dimana saya harap bisa diadakan di sini juga” ucap beliau. Tak hanya itu, di dalam kegiatan ini juga terdapat penyampaian materi yang disampaikan oleh Sekprodi TBI, Ibu Nanik Shobikah,M.Pd, dan juga dosen TBI Ibu Militansina, M.Pd.

Penulis: Zia Putri Nurjannah

Ikhtiar Cetak Guru Profesional, Prodi TBI Selenggarakan Magang 2

Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak mendelegasikan mahasiswanya ke beberapa sekolah yang ada di Kota Pontianak dan sekitarnya untuk melaksanakan Magang 2. Beberapa sekolah yang menjadi tujuan, antara lain, MAN 3 Pontianak, SMAN 3 Pontianak, SMAN 8 Pontianak, MA Khulafau Rasyidin, MTsN 1 Pontianak, SMPN 2 Pontianak, SMPN 6 Pontianak, dan SMPN 12 Pontianak. Kegiatan ini dilaksanakan mulai 11 s.d. 28 Oktober 2022.

Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd mengemukakan program Magang 2 merupakan mata kuliah wajib yang diikuti oleh Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Semester V. Program ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah lulus di Magang 1 dan memenuhi kriteria lainnya. Program Magang 2 ini nantinya akan dilanjutkan dengan program Magang 3 di semester 7.

Sekretaris Prodi Tadris Bahasa Inggris, Nanik Shabikah, M.Pd menjelaskan jika calon guru harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial sesuai bidang dan kompetensinya masing-masing. Bentuk peningkatan kompetensi guru antara lain, pengembangan isi kurikulum, kualitas pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan penyediaan sara belajar. Maka dengan begitu akan mempengaruhi kualitas pembelajaran seorang guru. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Prodi TBI untuk meningkatkan kompetensi mahasiswanya yaitu melaksanakan kegiatan Magang 2. Magang 2 merupakan kelanjutan dari Magang 1 yang sebelumnya telah dilaksanakan pada semester 3.“Program magang ini merupakan proses observasi dan belajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa untuk mempelajari aspek pembelajaran di sekolah. Khusus Magang 2, setiap mahasiswa diminta belajar dan praktik menyusun perangkat pembelajaran yang dibimbing langsung oleh guru pamong yang ditunjuk sebelumnya,” terangnya.

Sementara itu, Dosen Pengampu Magang 2, Septian Utut Sugiatno, M.Pd berharap dari kegiatan ini semakin memantapkan kompetensi akademik yang dimiliki mahasiswa khususnya dalam menyusun perangkat pembelajaran yang dibimbing langsung oleh guru pamong berupa telaah dan penyusunan program tahunan, program semester, analisis silabus, pengembangan RPP, pengembangan media pembelajaran, dan instrumen penilaian. Selain itu mahasiswa juga dapat memahami tugas-tugas administrasi guru.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Lebih Dekat Dengan Masyarakat, Kegiatan Tadris Bahasa Inggris Mengabdi di Desa Kubu Resmi Dibuka!

Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris IAIN Pontianak telah melaksanakan acara pembukaan untuk kegiatan Tadris Bahasa Inggris Mengabdi di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada hari Senin, 2 Agustus 2022.

Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris memulai keberangkatan pada pagi hari Senin, 2 Agustus 2022 dari kampus IAIN Pontianak sekaligus dilaksanakan pelepasan oleh Bapak Sulaiman, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris. Beliau berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan kegiatan ini sebagai bentuk promosi dan timbal balik untuk masyarakat agar Program Studi Tadris Bahasa Inggris bisa dikenal dan lebih dekat dengan  masyarakat luas. Mahasiswa  yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 31 orang yaitu Chanaanatul Fauziah, Mayani, Muhammad Tegar Saputra, Aisha Rafira, Ashila Dwi Farida, Marthasheila, Nabil Iman Akbari, Hafidz Fakhrurrazi, Dian Kumala Sari, Marisa Sulastri, Imelia Putri, Kevin,  Ananda Maharani, Ulfay Lisdia, Ningrum, Fioni Amelia, Maryati, Cici Paramida, Sisilia Dea Ratnantika, Aminatun Dinnia, Firman Asshabur, Nurasnia, Vony Indriyani, Muhammad Dzaky Alghifari, Nur Seliyana Avriani, Titik Lestari, Yessi Tri Oktivasari, M Ferdinan Ahadi, Masayu Ratu, Resti Safitri, Indah, dan Lini Nurfitri.

Kegiatan yang akan berlangsung 3 hari itu mengusung Tema “Berbagi Ilmu Untuk Negeri”. Acara pembukaan digelar di Balai Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat yang dilaksanakan pada sore hari. Kegiatan dilaksanakan dengan kondusif selama kegiatan berlangsung.

Bapak Iskandar (Sekretaris Desa) yang mewakili Bapak Hermansyah selaku Kepala Desa Kubu menyampaikan pesan dan harapannya kepada mahasiswa yang akan mengabdi. “Saya sebagai wakil dari Kepala Desa Kubu serta Staff Desa sekaligus masyarakat Desa Kubu menyambut baik kehadiran adik-adik mahasiswaku yang telah sudi hadir di desa kami, jadi kami tidak bisa berbuat banyak, mungkin adik-adik sendiri yang menggali apa kekurangan desa kami”.

Kevin, salah satu mahasiswa Tadris Bahasa Inggris mewakili Dr. Hariansyah, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan untuk menyerahkan 31 Mahasiswa kepada Kepala Desa untuk ditugaskan mengabdi di Desa Kubu  dari tanggal 2-4 Agustus 2022.

Program ini merupakan integrasi Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dg riset dan pengabdian masyarakat. Program yang didesain oleh Dr. Hariansyah, M.Si ini dimaksudkan utk mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat sedini mungkin. Interaksi yg akan memantik sinergitas antara mahasiswa dengan masyarakat sehingga dapat saling belajar. Hal ini dinyatakan oleh Bapak Dr. Hariansyah, M.Si. pada saat memberikan pengarahan kepada mahasiswa di Posko Kubu beberapa hari yg lalu.

Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan pengabdian mahasiswa Tadris Bahasa Inggris (TBI) FTIK IAIN Pontianak. Ikut serta pula mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 4 kelas dan Program Studi Psikologi Islam (PI) sebanyak 3 kelas.

Selain agenda pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa pengabdian Mata Kuliah Psikologi Pendidikan juga mengadakan serangkaian kegiatan, seperti praktek mengajar Mapel Bahasa Inggris, riset sosial dan bhakti masyarakat.

Penulis : Cici Paramida

Editor : Nanik Shobikah, M.Pd.

Jelang Persiapan Akreditasi, GKM Tadris Bahasa Inggirs Lakukan Audiensi di SKSG UI

Jumat, 17 Desember 2021 dua orang anggota tim Gugus Kendali Mutu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (GKM FTIK) yaitu Putri Handayani Lubis, M.Si. (GKM Prodi PAI) dan Oki Anggara, M.Si. (GKM Prodi TBI) melakukan audiensi dalam rangka persiapan persiapan akreditasi prodi di lingkungan FTIK. Kunjungan tim GKM ini disambut hangat secara langsung oleh Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) yaitu Athor Subroto, Ph.D. dan Kepala Bagian Administrasi Sekolah yaitu Drs. Abidin Eko Priyono, M.TI.

Athor menyampaikan bahwa merupakan hal yang luar biasa mendapatkan kunjungan langsung dari IAIN Pontianak, Kalimantan Barat sehingga bisa berdiskusi lebih banyak mengenai tata kelola fakultas/sekolah serta manajemen mutu yang dijalankan. Pada awal sesi, Athor terlebih dahulu menceritakan sejarah bagaimana terjadinya perubahan nomenklatur Program Pascasarjana menjadi Sekolah Kajian Stratejik dan Global, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan bagaimana tata kelola sekolah/fakultas dengan tetap mempertahankan mutu atau kualitas sehingga mendapatkan penilaian akreditasi yang terbaik dari BAN-PT. 

Sama seperti IAIN Pontianak dan FTIK khususnya, UI dan SKSG memiliki unit atau badan internal kampus yang bertugas untuk mengawasi kualitas/mutu kegiatan perkuliahan yang berbasis pada sembilan standar/kriteria akreditasi. Pada tingkat universitas, UI memiliki Badan Penjamin Mutu. Sedangkan pada tingkat Fakultas/Sekolah, SKSG UI memiliki Unit Penjamin Mutu. Nomenklator ini tidak berbeda jauh dengan IAIN Pontianak. Pada tingkat institut, IAIN memiliki Lembaga Penjamin Mutu. Lalu pada tingkat Fakultas, FTIK memiliki Unit Penjamin Mutu dan Gugus Kendali Mutu. Dalam menjaga kualitas/mutu yang ada, SKSG UI melakukan penghimpunan data yang dilakukan secara berkala. Bukan hanya tahunan atau bulanan, tapi pembaharuan data ini dilakukan secara mingguan dengan menggunakan Microsift Office 365 yang bisa diakses secara remote oleh tenaga administrasi. Kelengkapan data dan pembaharuan secara berkala ini tentunya menjadi poin penting dalam akreditasi sebagai eviden atau bukti yang valid. 

Saat ini, semua program studi yang ada di SKSG UI terakreditasi A dan fokus untuk internasionalisasi dengan cara menyiapkan program studi internasional sebagai prioritas utama serta menyelenggarakan konferensi dan kompetisi tingkat internasional. “Setelah akreditasi dari BAN-PT, fokus kami saat ini adalah mencari wadah asosiasi di tingkat internasional untuk persiapan akreditasi internasional pula. Saya selalu mendorong dosen sebagai SDM utama kampus untuk mengikuti asosiasi profesi di tingkat internasional dan mendukung berbagai hal yang diperlukan, seperti bantuan iuran keanggotaan, hibah penelitian dan konferenasi, dan lain sebagainya.” ungkap Athor Subroto, Ph.D. selaku Direktur SKSG. 

Abidin, menyampaikan bahwa pengawasan mutu ini perlu dilakukan secara inheren mulai dari input, proses perkuliahan dan output. Input bisa dimulai dari menyeleksi prospective student yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan meskipun kuota/kursi mahasiswa masih tersedia. Hubungan antara siswa, dosen dan institusi bersifat resiprokal. Jika kampus tidak bisa bisa tegas dalam menjaga mutu yang dimulai dari input maka dimungkinkan akan terjadi permasalahan-permasalahan pada proses perkuliahan hingga ke output
Dalam persiapan akreditasi, SKSG UI biasanya akan menyelenggarakan audit secara internal dengan jangka waktu satu tahun sebelum akreditasi dilakukan. Persiapan teknis yang dilakukan oleh SKSG UI dengan FTIK IAIN Pontianak tidak berbeda secara signifikan, yaitu melakukan penyimpanan data berbasis web dan hyperlink yang ada pada setiap dokumen. Hal ini memang dimaksudkan untuk memudahkan asesor ketika memvalidasi dokumen program studi. Strategi lain yang biasanya dilakukan oleh SKSG UI untuk memenuhi penilaian tracer study adalah mengundang para mitra atau pengguna lulusan secara langsung. Undangan tersebut diberikan pada saat mahasiswa akan mengikuti wisuda sebagai sarana membangun jejaring dan sosialisasi dunia kerja.

Meskipun SKSG UI menyelenggarakan program studi khusus untuk jenjang magister dan doktor, sedangkan FTIK IAIN Pontianak lebih banyak menyelenggarakan program studi untuk jenjang sarjana. Hal ini tidak mengurangi esensi utama dari audiensi yaitu mendengarkan segala hal yang baik dan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk persiapan akreditasi yang akan terselenggara dalam waktu dekat. Selain itu, IAIN Pontianak juga memiliki dua program studi magister/pascasarjana yaitu Pendidikan Agama Islam dan Ekonomi Syariah yang aktivtas perkuliahannya berdekatan dengan FTIK. 

Tim Penulis: 

Oki Anggara dan Putri Handayani Lubis

TEFLIN KALBAR dan IAIN Pontianak Sukses Gelar Seminar Virtual Internasional Sesi 3

Pontianak (ftik.iainptk.ac.id) – Senin (28/09) dilaksanakan sesi ke 3 seminar virtual internasional hasil kerjasama IAIN Pontianak dan The Association for the Teaching of English Language in Indonesia (TEFLIN) Kalimantan Barat. Kegiatan yang dihelat melalui aplikasi Zoom dan siaran langsung Youtube ini menjaring sekitar 250 peserta dan 100 viewer. Dengan mengusung tema “The Direction of Language Teaching During and Post Pandemic: Contributions to Research and Pedagogy”, seminar ini menghadirkan pemateri baik dari dalam maupun luar negeri. Sebelumnya kegiatan ini diagendakan selama tiga hari pada 24, 25 dan 28 September 2020. Antusiasme peserta begitu terlihat dari keaktifan tanggapan dan pertanyaan malalui kolom komentar yang tersedia.

Tampil sebagai pembicara pertama Prof. Jayakaran Mukundan dari Universitas Putra Malaysia yang memaparkan tentang perbedaan peran pengajar pada kelas konvensional dan kelas online. “Conventional: Teacher see all, control is absolute, the direction of teaching is fluid, there are interruptions, pauses, prompts, cues all of which are a part of learning-teaching. But the new normal: The screen and transmission are central. Transmissions can be weak and when it works, the screen is very restrictive even if teachers can see all their students on screen,” tuturnya. Ia juga menekankan agar pendidik harus bisa menyesuaikan dengan perubahan zaman.“Teachers can plan for future disruptions like this. There will be more research on social media and meeting platforms so that they accommodate the needs of teachers and learners,” pungkasnya.

Dengan membawakan hasil penelitiannya, pembicara kedua Endang Susilawati dari TEFLIN Kalbar memaparkan tentang fakta kurangnya pendekatan sosiolingustik dalam pembelajaran bahasa Inggris. “Sociolinguistics is the field that studies the relationship between language and society, between the uses of language and the social structures of the users. Sociolinguistics are interested in explaining why we speak differently in different social contexts, and they are concerned with identifying the social functions of language and the ways it is used to convey social meaning. Language varieties and social context. But, in fact, the English material design does not take sociolinguistic context into consideration, whereas it is very important to realize the achievement of the language communicative competence,” ungkapnya.

Pembicara ketiga Dr. Bushra Ahmed Khuram dari Departement of English University of Karachi Pakistan menunjukkan hasil pengamatannya bahwa perhatian siswa selama berlangsungnya kelas online menjadi masalah yang utama. Ia menjelaskan “As we switched to online classes in June, the sessions with ma’am did not feel any different cities across the country. The biggest hurdle that we came across in classes of other courses was that teachers were unable to maintain class decorum and could not ensure students’ attentiveness during online lectures. I believe the primary strength factor that paved the path for conducive online sessions was that ma’am instructed us to switch on our cameras and every student was required to state their opinion about the topic under discussion. I think this was a crucial element and the only way to ensure students’ attentiveness during online classes. My research study showed that though online teaching is different, the motivational antecedents for learner engagement in an online class are the same as that of face-to-face teaching.”

Dr. Ikhsanudin dari TEFLIN Kalbar menjadi pembicara terakhir yang mengulas tentang kemungkinan dan kemampuan pembelajaran online di Indonesia. “In this situation, since 2010 enough number of books available online and at that time there was a problem of computer and the internet. In the following steps, the government regulated the telecommunication company. The target of the government is every district should be a center, should be a tower that can serve the people on the internet, even though in limited speed. And now, because of that regulations, the price of computers is very low in Indonesia, and the internet connection is also very cheap compared to internet packages in many countries. And now the situation is very different where the public services should be completed by private companies. But the point is even though it is difficult in the very rural areas but internet connection and the textbook are available. We see many students must go up to the hill and climb some trees to get internet, but it is available compare to several countries that don’t have any connection internet at all. So, in this pandemic, the students should learn from home, have got internet facilities and available textbooks. Many people complain about this situation because they have no economic power but at least it is possible for them to get access,” paparnya.

Setelah menyelesaikan serangkaian kegiatan, seminar virtual internasional ini ditutup secara resmi oleh Wakil Dekan I FTIK IAIN Pontianak Dr. H. Yapandi, M.Pd. Ia menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini dan berharap kegiatan serupa dalam dijalankan kembali untuk meningkatkan kualitas akademis kita. “Semoga kegiatan ini menjadi amal ibadah kita. dan semua materi yang diberikan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” ucapnya mengakhiri pembicaraan.

Penulis: Andry Fitrianto

Editor: Dian Kartika Sari

IAIN PONTIANAK-TEFLIN Sukses Adakan Seminar Virtual Internasional Sesi 2

Pontianak (ftik.iainptk.ac.id) – The Association for the Teaching of English Language in Indonesia (TEFLIN) Kalimantan Barat dan IAIN Pontianak melalui Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Bahasa Inggris sukses mengadakan seminar virtual internasional sesi ke dua pada Jum’at (25/09). Terpantau paling tidak sekitar 224 orang masuk sebagai peserta seminar melalui aplikasi Zoom dan 76 peserta yang mengikuti secara streaming melalui akun Youtube See_U Project.

Dengan dipandu oleh Nanik Sobikhah, M. Pd sebagai moderator, kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan yang diagendakan selama tiga hari ini mengusung tema “The Direction of Language Teaching During and Post Pandemic: Contributions to Research and Pedagogy”.

Seminar virtual internasional kali ini menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri. Tampil sebagai pembicara pertama Uray Salam, Ph. D dari Universitas Tanjungpura menjelaskan perkembangan penelitian yang sedang dilakukannya terkait dengan berbagai macam permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Inggris secara online. Dengan tajuk Locked-Down By Corona, The Students’ Learning Through Whatsapp, ia memaparkan beberapa hasil pengamatannya tentang menggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. “Claims of benefit, advocacy, a marked lack of evidance-based research perspactives. Many articels that have appeared in research journals, cnference proceedings, and book chapters are provocative and promotional,” tuturnya.

Menanggapi pertanyaan dari peserta seminar tentang kendala kelistrikan dan akses sinyal internet yang dimiliki oleh peserta didik, ia menuturkan “That’s why I always ask the student before they enter the session, I ask them to tell me their location. If I know that they have difficulties in a connection, I have special treatment for them. I do not give them a very strict deadline thing. I give them flexible time like for the attendance.”

Pembicara kedua Assoc. Prof. Pratya Binmadnee, Ph. D dari Departement of English, Faculty of Liberal Arts and Sosia Sciences Fatoni University Pattani Thailand menekankan pentingnya pembelajaran bahasa Inggris yang diintergrasikan dengan budaya lokal. Hal ini dilakukan guna mencipatakan efektifitas dalam pembelajaran.

“By highlighting the concept of local integration, it could strengthen learners’ minds because they learn and understand wholeheartedly their own cultures from the main sources. Thus, developing VLA for EFL students should focus on the integration of acquiring language, promoting learning and learners, as well as making use of their social or local contexts. The use of local integration in this study which promoted students’ background knowledge could be considered as a major agenda in designing VLA -Fun Fast English, as it can bring the social, emotional, and spiritual change towards the learning of English,” pungkasnya.

Nadra Huma dan Huma Rauf dari Society of Pakistan English Language Teacher (SPELT) Association tampil sebagai pembicara ketiga dan keempat yang membagikan lima tips untuk menunjang pembelajaran bahasa Inggris yang menarik secara online, yaitu 1) Update curriculum content, digitize courses. 2) Keep in mind the time constraint while planning lessons. 3) Provide clear guidelines & rubrics. 4) Use technology as a tool efficiently e.g chatbox, video links, etc. 5) Provide a list of best online resources.

Sedangkan pembicara kelima Dr. Fatima Rehan Dar yang merupakan Director Centre For Teaching Excellence and Learning Innovation Iqra University Karachi menyatakan pentingnya penjaminan kualitas pembelajaran yang dilakukan secara online. Ia menjelaskan “Quality assurance is defined as systematic management and assessment procedures to ensure achievement of quality outputs or improved quality.” Ia pun menambahkan beberapa penjelasan terkait parameter penjaminan mutu tingkat internasional terkait pendidikan online, yaitu:  Institution’s technical infrastructure readiness, faculty readiness, student readiness, content, materials and resource readiness, assessment procedures, channels of communication between faculty, student, management.

Pembicara terakhir Prof. Dr. Nasreen Hussain yang merupakan Chair of the Education Department at the Institute of Bussiness Management University Karachi memaparkan beberapa hal yang harus dipenuhi untuk mencapai efektivitas pembelajaran online. “To approriately switch to online learning, three requirements need to be fulfilled: Access to the internet, the right tecnology, and skill to use the technology,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Istiqomah selaku koordinator program kegiatan ini memberikan tanggapannya. “Kegiatan seminar hari ini merupakan studi komparasi tiga negara (Indonesia, Thailand, dan Pakistan) yang membahas tentang pengajaran bahasa Inggris dalam konteks pandemi. Meskipun Thailand termasuk negara yang berhasil mengendalikan wabah covid 19, penjelasan para penyaji menggambarkan kesamaan dan perbedaan media pengajaran bahasa Inggris yang diterapkan dalam konteks pandemi. Kesamaannya adalah menyetujui penggunaan medsos atau e-learning dalam pengajaran. Perbedaan adalah pilihan terhadap medsos yang digunakan. Bahwa penggunaan medsos menemui hambatan yang perlu dicarikan solusi. Contohnya, ketiadaan atau ketidakstabilan jaringan internet di sebagian kawasan,” paparnya.

Penulis: Andry Fitrianto

Editor: Dian Kartika Sari