Cultivating Opportunities: US Embassy RELO Representatives Spark English Education Synergies

Pontianak, February 27, 2024 – On Wednesday, February 27, 2024, the English Tadris Study Program, Teacher Training and Tarbiyah Faculty, State Islamic Institute (IAIN) Pontianak received a special visit from Ruth Goode, Director of the Regional English Language Office (RELO) at the US Embassy Jakarta, and Dian Savitri, Cultural Affairs Specialist at the US Embassy Jakarta. The purpose of this visit was to explore collaboration opportunities in the field of English language education between our institution and educational institutions in the United States.

The guests were welcomed by the Vice Dean for Academic and Development Affairs, Eka Hendry AR, as well as the Head of the English Tadris Study Program, Sulaiman, and several English language lecturers. Discussions between the two parties regarding collaboration opportunities were highly productive, covering various initiatives such as the Online Professional English Network (OPEN) Program, OPEN Global Online Courses (GOCs), and OPEN Massive Open Online Courses (MOOCs) Program.

Furthermore, one aspect that caught Ruth Goode’s attention was the effort to provide access to English language education in remote areas with limited internet access. She highlighted the idea of flash drives containing English language materials as an alternative solution, but emphasized the need for training for teachers in those areas to optimize the use of such materials.

Dian Savitri added the importance of providing easily accessible resources for teachers, especially in areas that may have limited access or resources. “We are committed to providing teachers with access to quality learning materials and courses that can enhance their English teaching skills,” she said. Accessible through the flyer below:

Eka Hendry highlighted the need to enhance the knowledge and skills of lecturers in keeping up with the latest developments in the field of English language education and information technology. “By training lecturers to continuously update their knowledge, we can ensure that they can produce English teachers who are not only competent in teaching but also capable of integrating information technology into learning,” he explained.

Furthermore, Eka Hendry emphasized the importance of having quality English teachers in remote areas, where access to education is often limited. “Through collaboration with RELO, US Embassy Jakarta, and other educational institutions, we hope to create an inclusive and sustainable education model to improve access to English language education across the region,” he added.

Sulaiman highlighted the potential for collaboration in research as an important step in developing understanding and solutions to education challenges in the region. He stated, “Research collaboration between our institution and RELO can be an effective means to identify specific issues in English language teaching and seek innovative solutions.

Additionally, Sulaiman also emphasized the importance of community service in enhancing access to English language education in West Kalimantan. He added, “Through this collaboration, we hope to make a significant contribution to expanding the reach of English language education, especially in marginalized areas.

Sulaiman agreed with the rector’s idea to work together with local and international partners to improve education at our institution. “We’re ready to team up with the Regional English Language Office (RELO) to provide useful training for teachers in West Kalimantan,” he stated. He also highlighted the importance of following through on the rector’s suggestion to collaborate with national and international groups to boost the institution’s reputation and become recognized on a global scale.

Militansina, one of the English language lecturers, added that integrating local culture and climate change issues into the English language curriculum could provide significant added value for students. “Collaboration to develop teaching materials that consider local culture and climate change issues will not only help students better connect with the learning content but also provide a deeper understanding of the environmental challenges facing our planet,” she explained.

She stressed that students need to be provided with relevant initial knowledge about climate change and environmental conservation efforts from an early age, so that they can become responsible agents of change in preserving our planet without forgetting local culture values.

Militansina also expressed readiness to collaborate with relevant parties, including RELO and other educational institutions, in developing and implementing an inclusive curriculum that is oriented towards environmental and cultural preservation.

Additionally, Nanik Shobikah also emphasized that collaboration with the Department of Education and the Ministry of Religion can ensure that the training organized can be accessed and utilized optimally by teachers in the Education Department and in madrasahs in the Kalimantan region. “We believe that with strong collaboration, we can create relevant and impactful training programs for education in these areas,” she added.

The offer of collaboration from Nanik Shobikah demonstrates our institution’s commitment to making a real contribution to improving the quality of English language teaching in the Kalimantan region, and emphasizes the importance of interagency collaboration in achieving common goals in the field of Education.

Author: Militansina

OPENING AL SUKSES, PRODI TBI HARAP POTRET DAN SOLUSI PENINGKATAN MUTU

Setelah sukses menjalani asesmen lapangan Program Studi Tadris Matematika beberapa waktu yang lalu, kali ini FTIK IAIN Pontianak kembali menjalankan asesmen lapangan bagi Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Kamis (25/01/2024) di Auditorium Syeikh Abdul Rani Machmud. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 25 s.d. 26 Januari 2024. Asesmen Lapangan Program Studi Tadris Bahasa Inggris dihadiri oleh dua asesor dari LAMDIK, Prof. Dr. Yazid Bhastomi, MA (Universitas Negeri Malang) dan Dr. H. M. Nur Arifin, M.Pd (UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten). Kegiatan ini dihadiri pula oleh pejabat lainnya, Wakil Rektor I Bidang APL, Dr. Ali Hasmy, M.Si, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Ismail Ruslan, MA, Ketua Senat, Dr. Hj. Nani Tursina, M.Pd, Ketua SPI, Dr. Fauziah, MM, Ketua LPM diwakili Dr. Erwin Mahrus, MA, Ketua LP2M, Dr. Yusriadi, MA, Kepala Pusat Pengembangan Bahasa, Segu, MA. Ketua dan sekretaris prodi di lingkungan IAIN Pontianak.

Hadir juga pimpinan di lingkungan FTIK, Dekan FTIK, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag, Wakil Dekan I Bidang APL, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, Wakil Dekan II, Helva Zurayah, MA, Wakil Dekan III, Dr. Sahrani, M.Pd, Korpus Penjaminan Mutu FTIK, Vidya Setyaningrum, M.Pd, Kabag TU FTIK, H. Tommy Hardiansyah, MM.

Dekan FTIK, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag mengungkapkan kegiatan seperti ini sudah menjadi budaya akademik yang semakin terbiasa dirasakan oleh pemangku kebijakan dan sivitas akademika, karena sejak awal menjabat terhitung setidaknya ada 4 asesmen lapangan di FTIK. Di antaranya, Prodi PAI, PBA, Tadris Matematika, dan Tadris Bahasa Inggris. Menurutnya, akreditasi ini potret yang seharusnya bisa menemukan solusi dan temuan yang dapat dilakukan perbaikan ke depannya. “Kita tidak usah lebay dalam menghadapi ini. Biarkan terjadi apa adanya karena sejatinya disinilah kesempatan kita menemukan temuan yang dapat dievaluasi lebih baik ke depan,” ungkapnya.

Salah satu Asesor LAMDIK, Prof. Dr. Yazid Bhastomi, MA (Universitas Negeri Malang) mengaku jika ini pertama kalinya berkunjung ke Pontianak sebagai asesor LAMDIK. Poin utama yang disampaikan oleh Dekan FTIK tadi sangat berkaitan dengan salah satu tugas dan fungsi asesor LAMDIK yaitu melaksanakan tugas asesmen dalam koridor sebagai “peer”, yang bekerja dan menilai secara objektif tanpa memandang reputasi program studi/perguruan tinggi yang diases. Dalam hal ini asesor sebagai petugas pengambil data di lapangan. Demi menjamin mutu Program Studi secara eksternal baik bidang akademik maupun non akademik untuk melindungi kepentingan mahasiswa dan masyarakat.

Rektor IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., MA berharap asesmen lapangan mesti dijadikan guidence untuk kualifikasi ke depan. Tahun lalu kita punya program unggulan Kampung Inggris dan Arab, semoga tahun ini bisa dilanjutkan kembali oleh Prodi Tadris Bahasa Inggris. “Kawan-kawan yang punya tusi di bahasa agar lebih cepat dan konsen kepada program peningkatan bahasa. Saran dari asesor nanti dapat menjadi guidence dan efeknya meningkatkan mutu prodi,” ujarnya.

Menurutnya, walaupun dalam pelaksanaan AL ini tidak harus berdebar dalam menghadapinya, tapi tidak boleh juga terlalu berpasrah, harus ada upaya maksimal menindaklanjuti hasil evaluasi yang diperoleh dari AL ini. “Kami mohon kepada dekan dan unsur pimpinan di FTIK untuk mengguidence mutu dan seluruh catatan asesor, tidak hanya hari ini, tapi juga untuk langkah-langkah konstruktif ke depan. Terima kasih kepada para dekan dan pimpinan lainnya atas support yang diberikan selama ini dalam rangka mengawal dan meningkatkan mutu di kampus,” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Between the Real and the Virtual World: Research on Foreign Language Speaking Anxiety by James Burnett and IAIN Pontianak

Pontianak, Desember 22nd , 2023 – The State Islamic Institute (IAIN) Pontianak and the University of Aberdeen have joined forces in a research endeavor, reaching the successful completion of the data collection phase. Led by James Burnett, a distinguished Ph.D. student from the University of Aberdeen with degrees in B.A., M.Sc., TESOL, the study owes its success to the support and permission granted by the Dean of the Faculty of Teacher Training and Tarbiyah Faculty (FTIK) at IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag., and the head of the English Tadris Study Program, Sulaiman, M.Pd.

The title is “A study into the effectiveness of immersive virtual reality (iVR) and its impact on foreign language public speaking anxiety amongst English language learners studying at university in Indonesia,”. The research involves a two-week course with 12 participants, strategically divided into three groups. Each group will undergo varying degrees of presentation practice, including immersive VR sessions, aimed at assessing potential differences in outcomes related to foreign language speaking anxiety.

Sulaiman, M.Pd., the Chairman of English Tadris Study Program, emphasized the significance of this research for the development of English language teaching approaches in the Indonesian academic environment. “This research introduces a new dimension by leveraging Virtual Reality technology, and I believe its outcomes will provide valuable insights into understanding and addressing challenges in public speaking anxiety. Moreover, it has been a valuable experience for the 24 participating students,” he stated.


Nanik Shobikah, M.Pd., the Secretary of the English Tadris Study Program, underscored the importance of exploring new methods, particularly those related to technology, to create a supportive and effective learning environment for students. “Understanding the impact of Virtual Reality on speaking anxiety can open doors for further innovations in English language learning at IAIN Pontianak,” she added.

As the Research Coordinator, Militansina, M.Pd., expressed pride in the high dedication of the students involved in researching the impact of Virtual Reality on English language speaking anxiety at IAIN Pontianak. Over the 20-day research period, students demonstrated exceptional enthusiasm and interest in iVR technology. Militansina highlighted the participants’ progress in overcoming research challenges, understanding Virtual Reality concepts, and improving presentation and English language skills. She hopes this experience will serve as a foundation for students to evolve as competent and innovative English educators, contributing positively to the future of education.

In acknowledgment of the collaboration between IAIN Pontianak and the University of Aberdeen, Militansina presented a personal painting of the Digulis Monument, painted by herself, to James as a meaningful souvenir. This gesture responded to James’s specific request for a distinctive Pontianak painting, showcasing its uniqueness with a touch of professionalism in honoring the guest. The Digulis Monument, or the pointed bamboo monument, symbolizes eleven Sarekat Islam(Islamic Union)  figures from West Kalimantan considered dangerous by the colonial government and were exiled to Boven Digul Island because of their resistance for the nation’s independence from colonial rule. The eleven political figures from West Kalimantan are: Achmad Marzuki, Achmad Su’ud bin Bilal Achmad, Gusti Djohan Idrus, Gusti Hamzah, Gusti Moehamad Situt Machmud, Gusti Soeloeng Lelanang, Jeranding Sari Sawang Amasundin. Subsequently, Haji Ris bin H. Aburahman, Moehammad Sohor, Moehammad Hambal, also known as Bung Tambal, and Moehammad SohordanYa’ Moehammad Sabran.In commemoration of their contributions, a monument consisting of eleven pointed bamboo poles was erected in 1968 and inaugurated by the Governor of West Kalimantan, H. Soedjiman (1977-1988), on Heroes’ Day, November 10, 1987.

As a meaningful gesture, Militansina marked the occasion by presenting her book on English language learning, incorporating Pontianak Malay cultural content, as a profound memento related to the inseparable connection between Malay culture and religious dimensions. This action aligns with IAIN Pontianak’s vision and mission, continually emphasized by the Rector, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., in making the institution a center for scholarly, Islamic, and Borneo cultural studies.”

During his visit, James was warmly welcomed by students with joy and enthusiasm. Students expressed their appreciation by presenting unique Pontianak souvenirs to James. In their personal creations, Nabil, Ratu, Faqihatun, and Rico depicted the beauty of local culture and sketched James’s face. Virda, with her kindness, offered traditional Pontianak food as part of the cultural treat. Engla, skilled in knitting, contributed knitted keychain ornaments as a creative gesture. James’s visit not only left academic imprints but also cultivated close and enjoyable relationships between the guest lecturer and students, creating an unforgettable learning experience. The 24 students felt happy and inspired by the positive interactions with James. James appeared delighted with the mementos and gifts given by the English Language Teaching students.

As students presented their profiles, reasons for choosing the English Tadris study program, and discussed figures and theories related to English language teaching, James gave high praise. He stated that the students were not only highly fluent but also capable of delivering engaging explanations, using visually relevant images, and interacting effectively with the audience. James expressed confidence that English Language Teaching students have the potential to continue their studies at the University of Aberdeen. He hoped that this collaboration would not only provide valuable research experiences but also open new opportunities for the development of English language teaching methods and future collaborations.

The Ph.D. research visit by a student from the University of Aberdeen sparked enthusiasm and garnered high appreciation from the faculty and students in the English Tadris study program at IAIN Pontianak. The presence of this student researcher added value to the academic atmosphere, fostering a positive collaborative environment. The faculty and students warmly welcomed the visit, recognizing the significance of knowledge and experience exchange. In the spirit of openness to further collaboration, they expressed readiness to host visits from other researchers interested in conducting research in the English Language Teaching program at IAIN Pontianak. This eagerness reflects their dedication to facilitating intellectual exchange and advancing knowledge in the field of English language education.

Writer: Militansina, M.Pd.

Prodi TBI dan PBA Jalin Kerja Sama dengan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

(ftik.iainptk.ac.id) Dalam rangka menjalin kerjasama dan promosi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab dan Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan bersama Fakultas Sastra UN Malang yang diwakili oleh Ketua Prodi S2 dan S3 Bahasa Inggris, Prof. Nunung Suryati, M.A., Ph.D, Ketua Prodi S2 Keguruan Bahasa Arab, Prof. Dr. Hanik Mahliatussikah, M.Hum, Dosen Ilmu Perpustakaan, Amalia Nurma Dewi, M.Hum, Senin (27/11/2023).

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Dihadiri pula Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, Wakil Dekan II FTIK, Helva Zurayah, M.Pd, Wakil Dekan III FTIK, Dr. Sahrani, M.Pd, Ketua Prodi PBA, Rahmap, MA, Ketua Prodi TBI diwakili oleh Militansina, M.Pd., Ketua UPM FTIK, Vidya Setyaningrum, M.Pd., Kabag TU FTIK, H. Tommy Hardiansyah, M.M, Dosen dan Tendik FTIK serta Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris dan Pendidikan Bahasa Arab.

Ketua Prodi PBA, Dr. Rahmap, M.A. menerangkan jika saat ini Prodi PBA sudah terakreditasi Baik Sekali oleh LAMDIK. Ia berharap di tahun depan akreditasi PBA dapat Unggul. “Mudah-mudahan dengan acara ini banyak mahasiswa kita dapat melanjutkan S2 maupun S3 di Fakultas Sastra UM. Animo masyarakat kita di sini sangat tinggi dengan PBA karena sebagia besar mahasiswa kita berasal dari pondok pesantren. Semoga semakin tahun dapat berkembang dan berkualitas,” ujarnya.

Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris yang diwakili oleh Militansina, M.Pd menjelaskan bahwa pada dasarnya Prodi TBI menyambut baik kerjasama antara FTIK dan Fakultas Sastra UM. “Marilah kerjasama dan bersatu membangun pendidikan dengan suka cita. Great things in bussines are never done by one person. They are done by a team people (steve job),” terangnya.

Kemudian kerjasama ini akan merakit networking ke depannya. Semoga dengan acara ini dapat membantu mahasiswa dalam memeroleh networking dan pengetahuan berbahasa asing. “Bergerak berarti maju, terdiam sejenak habis ditindas orang,” lanjutnya.

Sementara itu, Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, MA mengapresiasi kerjasama yang dilakukan hari ini. Ia berharap kerjasama ini terus berlanjut. Termasuk kaitannya tentang pertukaran mahasiswa, kelanjutan studi, dan aspek kerjasama lainnya. Dalam kesempatan tersebut ia juga menyinggung tentang kekayaan bahasa yang dimiliki oleh Kalimantan Barat yang mana semua itu perlu kajian dan penelitian yang komprehensif. Oleh karenanya mudah-mudahan kehadiran Fakultas Sastra UM dapat menjadi salah satu jembatan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan itu semua.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Kerja Sama Antara IAIN Pontianak dengan Universitas Aberdeen (James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL.) tentang Dampak Immersive Virtual Reality pada Kecemasan Berbicara Bahasa Asing

Pontianak, 20 November 2023 –Seorang mahasiswa Ph.D. yang berprestasi dari Universitas Aberdeen, James Burnett BA., M.Sc., TESOL., saat ini sedang menjalankan penelitiannya yang sangat menarik berkerjasama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Penelitian ini bekerja sama dengan Program Studi Tadris Bahasa Inggris yang dipimpin oleh Sulaiman, M.Pd., serta dengan dukungan dari Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, yaitu Dr. H. Hermansyah, M.Ag.

Penelitian yang dilakukan oleh James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL. berkaitan dengan “A study into the effectiveness of immersive virtual reality (iVR) and its impact on foreign language public speaking anxiety amongst English language learners studying at university in Indonesia.” Penelitian ini difokuskan pada pemahaman tentang efektivitas realitas virtual yang mendalam (iVR) dan dampaknya terhadap kecemasan berbicara di depan umum dalam bahasa asing, khususnya di kalangan mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa Inggris di universitas di Indonesia.

Dalam upaya mendukung penelitian tersebut, Sulaiman, M.Pd., sebagai ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris di IAIN Pontianak, menyatakan, “Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan James Burnett B.A., MSc TESOL dalam penelitian ini. Topik penelitian yang dipilih sangat relevan dengan perkembangan terkini dalam pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan akademis Indonesia.”

Nanik Shobikah, M.Pd., sekretaris program Tadris Bahasa Inggris, menyampaikan optimisme terhadap manfaat potensial dari penelitian ini. “Memahami dampak iVR pada kecemasan berbicara akan memberikan wawasan berharga untuk metode pengajaran kami. Penting terus menjelajahi metode baru untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif bagi siswa kami,

Militansina,M.Pd., yang menjabat sebagai koordinator, menambahkan, “Kerjasama antara James Burnett, B.A., MSc TESOL dan IAIN Pontianak menciptakan peluang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris melalui pendekatan inovatif menggunakan teknologi iVR. Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan metode pembelajaran di masa mendatang.

Proyek penelitian ini mencerminkan komitmen bersama untuk mendorong inovasi dalam pendidikan bahasa Inggris dan meminimalkan hambatan yang mungkin dihadapi oleh para pembelajar bahasa asing, terutama dalam hal kecemasan berbicara di depan umum. Dengan dukungan penuh dari IAIN Pontianak, James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL. diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang penerapan teknologi iVR dalam konteks pembelajaran bahasa di Indonesia.

Penulis: Militansina, M.Pd.

Mahasiswa TBI (Feni Nurhaliza) Berhasil Meraih 5th Best Paper dalam  7th Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) 2023

Buaf ke 7 di IAIN Palangkaraya sukses di laksanakan. Kegiatan yang diadakan selama kurang lebih 4 hari atau 11-14 September 2023 ini berjalan dengan meriah. Kegiatan ini ditutup dengan sesi pembagian hadiah yang mengumumkan hasil dari perlombaan BUAF ke 7.

16 Mahasiswa IAIN Pontianak berhasil mendapatkan penghargaan atas prestasi yang didapatkannya. Salah satunya adalah mahasiswa Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak, yaitu Feni Nurhaliza yang telah berhasil meraih 5th Best Paper di Panel Education.

“Kegiatan BUAF merupakan ajang kegiatan bergengsi yang diikuti oleh kampus se-kalimantan. Dimana semua mahasiswa yang telah dinyatakan lolos seleksi melanjutkan ketahap berikutnya yaitu dengan mempresentasikan KTI nya. BUAF sendiri bagi saya adalah sebagai jalan dalam memperluas relasi dan koneksi saya, sehingga saya bertemu banyak teman di luar daerah. Selain itu saya banyak pelajaran yang bermanfaat yang saya petik dalam penulisan KTI kedepannya. Kegiatan ini juga berskala international dengan menghadirkan pemateri-pemateri dari luar negeri. Saya sangat senang menjadi perwakilan Mahasiswa dari Tadris Bahasa Inggris untuk mengikuti kegiatan ini, semoga kedepannya mahasiswa TBI lebih antusias lagi agar banyak mahasiswa yang turut menjadi delegasi BUAF ke 8. Saya juga banyak berterima kasih kepada dosen pembimbing saya di prodi TBI dalam proses penulisan yaitu Ma’am Dizza yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga paper saya mampu diperlombakan dan mendapatkan kategori best Paper. Dan saya juga berterima kasih kepada dukungan dari Kaprodi dan sekprodi saya dalam mengiktui kegiatan ini. Selain itu, semoga ajang BUAF akan sukses terus kedepannya” tutur Feni selaku salah satu delegasi mahasiswa TBI yang mengikuti BUAF ke 7 di IAIN Palangkaraya.

Sir Sulaiman menyampaikan pesan dan kesannya berkaitan dengan prestasi yang didapatkan “Bahagia krn mlihat mhs yg mampu berkarya di tingkat nasional dan merasa wajar mlihat perjuangan dan komitmen mhs tsb yg smgt dlm blajar dan menulis. pesan utk trus belajar dan konsisten dalam menulis krn prodi jg akan sllu mensupport dan mendampingi dalam program “pendampingan penulisan karya tulis ilmiah” yang langsung dbimbing dan dpntau kaprodi” Kemudian Sir Sulaiman juga menambahkan harapannya kepada mahasiswa TBI yang lainnya “harapan smua mhs tbi mampu berprestasi dan mengembangkan kemampuan dan minat bakatnya“.

Ma’am Nanik Shabikah selaku Sekprodi TBI pun turut menyampaikan kesan dan pesannya “Feni adalah Ketua HMPS TBI FTIK yang kedua dan Feni menjadi icon angkatan pertama TBI yang telah mampu memberikan semangat, motivasi, dan teladan bagi mahasiswa TBI selanjutnya. Hal ini dibuktikan olehnya melalui ajang internasional ini. Kami bangga atas pencapaian luar biasa Feni Nurhaliza, semoga akan ada Feni-Feni yang lain dari TBI FTIK IAIN Pontianak yang akan memberikan prestasi yang lebih luar biasa lagi. Semangat untuk seluruh mahasiswa TBI. Do the best, be the best. Amin

Mahasiswa dari Leipzig University Jerman, Hadir dalam Meet and Greet Mahasiswa TBI

Dua Mahasiswa Leipzig University, Germany,  Mr Aaron Hauenschild & Mrs. Lena Waldhoff menjadi speakers di kegiatan Meet and Greet Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris, Senin (14/08/2023) dengan tema “Let’s be a Big Family in English Study Program”. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Saifudin Zuhri Aula FTIK IAIN Pontianak Lt. V. Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd. Dihadiri pula oleh Sekretaris Prodi Tadris Bahasa Inggris, Nanik Shobikah, M.Pd, tamu undangan, Dosen dan Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris.

Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd mengucapkan terima kasih kepada Aron dan Lena yang telah berkenan hadir untuk memberi semangat dan motivasi kepada mahasiswa sekaligus memberikan pengalaman kepada mahasiswa dan berinteraksi secara langsung dengan mereka. Nantinya kedua narasumber akan memberikan pengalaman dan sharingnya tentang kebudayaan di Jerman dan Pontianak. Ia berharap semoga kedua narasumber dapat menikmati kegiatan pada hari ini.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tadris Bahasa Inggris berterimakasih kepada segenap tim yang terlibat dalam menyukseskan acara pada hari ini. “Saya ingin berterimakasih kepada semua mahasiswa yang telah berkenan membantu menyukseskan acara ini dari awal sampai akhir. Tujuan dari meet and greet ini adalah untuk menjalin silaturahmi dan mempererat kekeluargaan yang ada di Tadris Bahasa Inggris sehubungan dengan datangnya keluarga baru kita yaitu mahasiswa baru Tadris Bahasa Inggris tahun 2023. Saya ingin mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung kepada mahasiswa baru tahun 2023 di Program Studi Tadris Bahasa Inggris IAIN Pontianak,” ungkapnya.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi foto bersama, berikutnya diskusi bersama Mr Aaron Hauenschild and Mrs. Lena Waldhoff beserta Dosen dan Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris.

Penulis: Chanaanatul Fauziah

Editor: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Hadirkan Guru Besar UIN Jakarta, Prodi TBI Laksanakan Validasi dan Simulasi Asesmen Lapangan

(ftik.iainptk.ac.id) Program Studi Tadris Bahasa Inggris melaksanakan Validasi dan Simulasi Asesmen Lapangan, Kamis (10/08/2023) di Ruang Rapat Senat Gd. Rektorat Lantai IV. Hadir dalam kesempatan itu Asesor Lamdik sekaligus Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ketua Perkumpulan Tadris Bahasa Inggris Se-Indonesia, Prof. Didin Nuruddin Hidayat, M.A.TESOL, Ph.D. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Bidang APL, Dr. Ali Hasmy, M.Si. Dihadiri pula oleh Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.A., Wakil Dekan II FTIK, Helva Zurayah, M.Pd., Kabag TU FTIK, H. Tommy Hardiansyah, M.M., Perwakilan LPM, Dr. Erwin Mahrus, M.A., Ketua UPM FTIK, Vidya Setyaningrum, M.Pd. Dua orang Validator dari UNTAN dan UNU serta tamu undangan dari berbagai prodi di lingkungan IAIN Pontianak.

Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd. mengungkapkan bahwa keinginan untuk menghadirkan Prof. Didin sudah bertahun-tahun, namun baru kali ini bisa berkesempatan hadir di acara Validasi dan Simulasi Asesmen Lapangan. “Beliau juga banyak support mulai dari pendirian TBI hingga kini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Warek I yang dulu juga ikut berkontribusi lahirnya TBI. Kemudian terima kasih pula kami haturkan kepada Dekan FTIK yang selama ini menyokong dengan baik proses ikhtiar penyusunan borang akreditasi TBI. Terima kasih atas kehadiran para undangan yang hadir. Mohon maaf atas kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Semoga kegiatan ini berlangsung lancar dan berkah,” ungkapnya.

Dekan FTIK, Dr. Hermansyah, MA mengucapkan terima kasih atas kehadiran Prof. Didin yang telah banyak membantu dan mendukung Prodi TBI. “Selama ini saya selalu menyampaikan kepada setiap prodi bahwa akreditasi merupakan habbits yang harusnya menjadi suatu kebiasaan dan kebudayaan positif di IAIN Pontianak. Maka dari itu tidak perlu ada hal yang dipoles secara mendadak hingga akhirnya membuat spot jantung,” katanya.

Ia berharap semua dapat berjalan secara alamiah. Maka dari itu proses akreditasi harus dilakukan dari awal dengan memulai dari hal positif di setiap kriteria yang ada. “Terima kasih atas kehadiran narasumber dan support yang diberikan. Kami mohon sampaikan saja hal-hal yang menjadi evaluasi ke depan, sehingga dapat menjadi perbaikan kedepannya,” terangnya.

Narasumber Validasi dan Simulasi Asesmen Lapangan, Prof Didin mengungkapkan ini kali kedua dirinya ke IAIN Pontianak setelah 13 tahun pernah kesini. “Mengenai persiapan akreditasi sudah dipersiapkan selama 2 tahun. Untungnya Kaprodi Tadris Bahasa Inggris sudah mengirim LKPS dan LED 2 Minggu yang lalu, sehingga saya dapat membaca dan mengoreksi. Insyaallah tidak ada yang ditutup-tutupi. Semuanya akan disampaikan secara terang benderang. Mudah-mudahan nantinya ini bisa menjadi evaluasi kita bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Warek I Bidang APL, Dr. Ali Hasmy, M.Si mengingatkan pesan Direktur Diktis tentang perubahan nemonklatur penamaan Tadris Bahasa Inggris menjadi Pendidikan Bahasa Inggris. Ini berlaku bagi prodi sejenis lainnya. Kemudian, ia juga menyinggung capaian kinerja mengenai sertifikasi dosen yang masih jauh dari target yang diinginkan. Karena ini mempengaruhi nilai akreditasi nantinya. Lebih lanjut dalam menghadapi akreditasi, belajarlah dari beberapa perguruan tinggi maupun prodi yang sebelumnya telah melaksanakan akreditasi.

Keberadaan IAIN Pontianak di kancah nasional sudah mulai menanjak naik khususnya Webometrics semula 13 menjadi 11. Pencapaian prestasi ini paling tidak memacu kita untuk semakin maju ke depannya. Lalu pembangunan infrastruktur sedang kita upayakan khususnya terkait pengadaan lahan kampus dua. Ia berharap nantinya bagian-bagian yang kurang dalam proses simulasi mohon untuk diperbaiki dan dievaluasi kualitasnya. Karena sejatinya setiap tempat yang kita datangi adalah sekolah, setiap orang yang kita temui adalah guru, setiap momen yang kita lakukan merupakan pembelajaran. Semoga proses yang dilalui menjadi pembelajaran dan evaluasi bagi kita semua.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd.

Bicara Peningkatan Akademik dan Jenjang Karir Dosen, Prodi TBI Adakan Sharing Session dengan Prof. Didin

(ftik.iainptk.ac.id) Setelah sukses menyelenggarakan kegiatan Validasi dan Simulasi Asesmen Lapangan, Program Studi Tadris Bahasa Inggris melaksanakan Pelatihan Peningkatan Akademik dan Jenjang Karir Dosen, Jumat (10/08/2023) di Ruang Rapat Gedung Rektorat Lantai IV. Sebagai narasumber, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ketua Perkumpulan Tadris Bahasa Inggris Se-Indonesia, Prof. Didin Nuruddin Hidayat, M.A.TESOL, Ph.D. Kegiatan ini dihadiri oleh Dosen dan Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Didin sangat antusias menyampaikan perjalanan suksesnya di dunia akademik hingga akhirnya memeroleh gelar Guru Besar 1050 di usia yang masih relatif muda 42 tahun. Menurutnya, prestasi tersebut tidak diperoleh dengan mudah. Butuh perjuangan dan pengorbanan untuk melalui itu semua. Tahun 2020 merupakan awal kebangkitannya menulis beberapa artikel dan penelitian. Dari perjuangan itu, ia berhasil naik empat tingkat ke jenjang akademik Lektor Kepala 700. Ketekunan dan keuletan yang akhirnya membawa Prof. Didin dikukuhkan sebagai Guru Besar berdasarkan SK oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim melalui Surat Keputusan Mendikbudristek Nomor 74139/MPK.A/KP.07.01/2022 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/ Fungsional Dosen, Rabu (15/3/2023), Auditorium Harun Nasution, Kampus 1 UIN Jakarta.

Sembari menceritakan kisah suksesnya di dunia akademik, Prof. Didin memberi motivasi kepada dosen dan mahasiswa yang hadir saat itu. Menurutnya, keberhasilan diperoleh dari kerja keras dan doa. Namun jika belum berhasil itu artinya kesuksesan yang tertunda “Jika kita belum berhasil, itu merupakan tangga menuju kesuksesan. Gagal itu kalau kita tidak berusaha sama sekali. Kita harus memantaskan diri untuk bisa berhasil. Jangan mengharap sesuatu yang besar. Karena langkah besar bermula dari hal yang kecil,” terangnya.

Buat folder khusus tersendiri untuk menyimpan apa yang perlu persiapkan untuk beasiswa. Ini merupakan salah satu contoh langkah kecil untuk kemudian diikuti dengan langkah-langkah berikutnya,” tambahnya.

Lebih lanjut ia merangkan, bahwa perlu ada habits yang terbangun dari diri sendiri. Melihat kesempatan dalam kesempitan. Setiap peluang sekecil apapun harus dimaksimalkan dengan baik. Tidak ada mimpi yang tak bisa dicapai kalau kita mau berusaha.

Sementara itu, Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd. mengatakan, “Semoga guru besar kita ini bisa menjadi teladan dan contoh bagi kita untuk semangat membangun dan memantaskan diri dalam mencapai tujuan yang ingin kita capai. Kita sangat beruntung bertemu role model yang dapat berbagi ilmu kepada kita. Kita doakan semoga Prof. beserta keluarga sehat dan senantiasa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat,” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

GLOWING Series #2 TV, Hadirkan Praktisi Handal sebagai Pemateri

Setelah sukses mengadakan GLOWING Series #1 Radio pada tanggal 18 Maret 2023 lalu, Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) kembali adakan GLOWING Series #2 TV dengan tema “Life at TV Industry: Challenges and Opportunities” yang terintegrasi dengan mata kuliah Broacasting. Kuliah Tamu ini dilaksanakan secara daring, via zoom meeting pukul 19.00-22.00, Sabtu (27/05/2023).

GLOWING Series #2 TV menghadirkan beberapa praktisi yang handal dan kompeten di bidangnya dari berbagai stasiun TV, antara lain yaitu:

  1. Felisitas Kaban (Guest presenter at Nusantara TV)
  2. Izon Ramadani (News Reporter at Trans 7)
  3. Krisna Bayu Aji (Motion Graphic Designer at Trans 7)
  4. Denno Ramdha Asmara (Video Editor at Antara TV)

Dalam sambutannya, Bapak Oki Anggara M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Broadcasting yang menyelenggarakan kegiatan ini menyampaikan “Kegiatan ini merupakan bagian dari usaha saya selaku dosen pengampu untuk memberikan pengalaman yang terbaik bagi para mahasiswa TBI. Idealnya, mahasiswa TBI memang dibentuk untuk menjadi seorang pendidik bahasa inggris. namun keterampilan tambahan seperti publik speaking, berpikir kreatif dan broadcasting sendiri memang dibutuhkan di era digitalisasi saat ini“.

Kemudian Bapak M. Arief Rachman selaku Founder dari Muara Indonesia (Media Partner) juga menyampaikan bahwa sangat mengapresiasi kegiatan ini. Beliau berharap bahwa kegiatan ini akan tetap dilakukan sebagai bentuk kerja sama dan silaturahmi antara IAIN Pontianak khususnya Program Studi TBI dan Muara Indonesia.

Wiwin Kurnia selaku Moderator sekaligus Mahasiswa dari Prodi Tadris Bahasa Inggris kelas 6A juga menyampaikan kesannya terhadap kegiatan Kuliah Tamu ini. “Luar biasa si karna mmpu mendatangkan Guest presenter, news reporter, motion graphics, video editor Trans 7. Keren si, itu adalah pengalaman pertama bertemu dengan orang² hebat, dan sangat menambah wawasan.”

Dengan diselenggarakannya Kuliah Tamu ini, Bapak Oki Anggara, M.Si. selaku pengampu mata kuliah Broadcasting berharap kegiatan ini sebagai wadah untuk akademisi dan praktisi, atau pihak umum yang memiliki ketertarikan di bidang broadcasting khususnya TV untuk bertemu dan berinteraksi. Mendiskusikan peluang dan tantangan dalam industri televisi di masa kini. Serta membangun jaringan antara akademisi (mahasiswa) dengan praktisi dalam rangka persiapan karir dan pengembangan diri untuk masa depan.

Penulis: Feni Nurhaliza

Editor: Oki Anggara, M.Si.