Challenges and Solutions in Online English Language Instruction for Foreign Learners

The digital age has brought about a revolution in the field of education, including language instruction. The proliferation of online learning platforms and resources has opened up new opportunities for foreign learners of English. However, with these opportunities come a unique set of challenges that educators and students must navigate to ensure effective language acquisition.

This article delves into the challenges and innovative solutions in online English language instruction for foreign learners. Let’s explore the key issues and the strategies employed to address them.

The Challenges:

1. Engagement and Motivation: Maintaining student engagement and motivation in a virtual setting can be challenging. The absence of face-to-face interaction and a physical classroom environment can lead to decreased enthusiasm.

2. Effective Feedback: Providing timely and constructive feedback in an online setting can be more complex. Students may struggle to receive immediate responses and personalized guidance.

3. Technology Barriers: Not all students have equal access to technology and a stable internet connection, which can create disparities in learning experiences.

4. Isolation: Learning English online can be isolating, especially for students who value social interaction in the learning process.

Innovative Solutions:

1. Interactive Content: Online language courses increasingly incorporate interactive elements such as quizzes, discussion boards, and virtual simulations to keep learners engaged.

2. Regular Check-Ins: Educators are scheduling regular video conferences or check-in sessions to provide face-to-face interaction and create a sense of community among students.

3. AI and Machine Learning: Some platforms employ AI and machine learning to provide instant feedback on assignments and adapt lessons to individual student needs.

4. Flexible Scheduling: Recognizing the diverse time zones of learners, many online English language programs offer flexible scheduling to accommodate global audiences.

5. Peer Learning: Encouraging peer-to-peer interaction through discussion forums and virtual language exchange programs helps combat the feeling of isolation.

The shift to online English language instruction for foreign learners has been driven by both necessity and innovation. While challenges persist, educators and online platforms are continuously evolving to provide effective solutions. The digital landscape is breaking down geographical barriers, making quality English education accessible to learners worldwide.

In conclusion, online English language instruction for foreign learners is a dynamic and evolving field. The challenges it presents are met with creative solutions that enhance the overall learning experience. With the right combination of interactive content, personalized feedback, and a supportive online community, foreign learners are finding success in their pursuit of English language proficiency, even in a virtual world.

Authors: Sulaiman, M.Pd. and Nanik Shobikah, M.Pd.

Image Source: https://www.mdis.edu.sg/

Membanggakan! Tiga Mahasiswa TBI Berhasil Menang Lomba Debat Tingkat Kampus

Mufarroha, Hester Dhea Evanka, dan Edo Armansyah Putra, berhasil memenangkan lomba debat yang diadakan oleh LPM KIP (Lembaga Pemberdayaan Mahasiswa Kartu Indonesia Pintar) IAIN Pontianak pada hari sabtu, tanggal 25 Maret 2023. Peserta yang mengikuti lomba debat tersebut merupakan seluruh mahasiswa penerima beasiswa KIP di IAIN Pontianak. Terdapat 8 kelompok yang terdaftar mengikuti lomba debat tersebut. Pada tahap pertama, kelompok Fara, Dhea dan Edo berhasil melengserkan tim dari program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), kemudian dilanjutkan ketahap babak final untuk menentukan juara 1, 2, dan 3. Saat memasuki babak final, Fara dan tim kembali berhasil melengserkan kelompok dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, hingga akhirnya mereka berhasil meraih juara 3 pada lomba tersebut.


Menurut Mufarroha, Lomba ini sangat membantunya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama dalam mengembangkan public speaking. “Lomba ini banyak sekali memberikan pengalaman yang sangat bagus buat saya, apalagi saya baru pertama kali mengikuti lomba debat seperti ini. Saya jadi tau bagaimana cara berdebat yang baik dan berbicara didepan orang banyak. Saya juga jadi mengetahui sistematika debat dan peran pembicara 1, 2 dan 3 itu bagaimana“. Lomba debat yang diadakan oleh LPM KIP IAIN Pontianak ini merupakan lomba yang diadakan disetiap tahunnya. “Semoga tahun depan saya bisa ikut lagi, dengan ilmu dan wawasan yang lebih luas lagi” sambung harapannya.


Tak hanya Fara, Edo juga berperan dalam lomba tersebut. Sama seperti Fara, Edo juga mengatakan bahwa lomba ini membawa pengaruh yang baik untuknya terutama dalam public speaking. “Lomba ini buat saya jadi berani berbicara didepan umum, saya juga dapat sertifikat” jadwalnya sambil senyum. Edo juga memberikan harapan untuk kegiatan ini agar kedepannya teknisi dari lomba tersebut dipersipkan lebih maksimal lagi. “Harapan saya sih, kedepannya lomba ini teknisinya dipersipkan lebih mateng lagi, karna kemarin ada terjadi beberapa kendala saat lomba sudah dimulai” Jawab Edo dengan Penuh harap.


Selain Fara dan Edo, Dhea juga memberikan harapan pada lomba debat tersebut. “Semoga kami selalu bisa mengimprove diri lagi dan tidak pernah cepat merasa puas atas apa yang didapatkan dan bisa lebih maksimal lagi“. Dhea juga mengatakan bahwa ia mendapatkan ilmu yang banyak dalam kompetisi tersebut. “Tentunya ilmu dan pengalaman baru, kami banyak belajar sistematika debat yang sesungguhnya dan ilmu yang diberikan oleh para dewan juri dan juga menumbuh rasa percaya dan yakin terhadap diri kami masing-masing” tutupnya.

Sukses! Dekan FTIK Apresiasi “The 5th International Seminar: Reflective of EMI from Teacher and Student Perspective”

Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) Kembali menggelar Seminar Internasional “The 5th International Seminar, Reflective of EMI from teacher and Student Persfectives” secara hybrid via zoom meeting dan langsung di Aula FTIK IAIN, Selasa (21/3/2021). Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Dihadiri Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris dan beberapa partisipan lainnya.

Seminar international kali ini menghadirkan beberapa pemateri dari dalam negeri dan luar negeri yaitu:

Dalam sambutannya, Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag mengapresiasi kegiatan seperti ini. Menurutnya, kegiatan ini bermanfaat bagi mahasiswa dan turut mendongkrak nilai akreditasi nantinya.

Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd mengatakan, “Kegiatan ini akan berlangsung rutin agar mahasiswa kita mempunyai kualitas unggul ketika lulus,” ujarnya. Ia juga berharap agar dengan adanya kegiatan-kegiatan ini nantinya bisa mendapatkan nilai akreditasi yang diharapkan. “Seminar International ini adalah sesi kedua dari Seminar International yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2023 lalu. Seminar ini dimaksudkan sebagai bagian dari refleksi dalam penggunaan Bahasa Inggris yang mana digunakan sebagai media kata pengantar,” pungkasnya.

Penulis: Primatasha Desvira Dizza, M.Pd

Editor: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Kesempatan Ke Luar Negeri dan Jadi Duta Provinsi, Yuk Ikut Seleksi PPAN 2023!

Halo pemuda Kalbar! 🔥
Kabar gembira untuk kalian pemuda-pemudi terbaik Kalimantan Barat.
Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) 2023 akan segera dibuka! Kali ini Kalimantan Barat mendapatkan 2 program yang akan dilaksanakan tahun ini.

✍🏽Program untuk Kalbar pada tahun 2023:

🇮🇩-🇦🇺 *Pertukaran Pemuda Indonesia – Australia* *(AIYEP)* untuk Perempuan berusia 21-25 tahun.

🇮🇩-🇸🇬 *Pertukaran Pemuda Indonesia – Singapura* *(SIYLEP)* untuk Laki-laki berusia 22-30 tahun.

Persyaratan Calon Peserta PPAN 2023:
1. Pemuda yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Telah atau sedang melakukan kegiatan pengembangan Pemuda/masyarakat (community development), yang dibuktikan dengan laporan tertulis dengan melampirkan bukti dokumentasi dalam bentuk foto, media sosial dan/atau liputan media.
3. Usia calon peserta PPAN sebagai berikut:
a. Pertukaran Pemuda Indonesia Australia (PPIA): 21-25 tahun; Perempuan.
b. Singapore Indonesia Youth Leaders Exchange Programme: 22-30 tahun; Laki-laki.
4. Sehat jasmani dan rohani, tidak merokok, dan bebas narkoba.
5. Berpendidikan minimal SMA/SMK.
6. Belum menikah.
7. Mampu berbahasa Inggris dengan baik.
8. Belum pernah mengikuti Kegiatan PPAN.
9. Menguasai salah satu jenis keterampilan kesenian dan kebudayaan.
10. Wajib melakukan/melanjutkan Post Program Activity (PPA) di berbagai bidang (sebagai contoh: aktivitas sosial, seni budaya, kewirausahaan, olahraga, dll).

Info lebih lengkap cek di instagram @pcmikalbar

Kesempatan Exchange ke Amerika! Yuk Daftar YSEALI Academic Fellowship (Indonesia)

Greetings from U.S. Embassy Jakarta!

Fall 2023 YSEALI Academic Fellowships

Over more than 70 years, exchange programs sponsored by the U.S. Mission to Indonesia have brought thousands of Indonesian citizens to the United States to study, engage in cultural exchange, and take part in building the U.S.-Indonesia strategic partnership. As we continue to come together across borders to address the challenges and opportunities of the 21st century, we are thrilled to announce the next YSEALI Academic Fellowship opportunity will take place in Fall 2023.

Eligible Indonesian YSEALI members can apply for the Fall 2023 Academic Fellowship online until 09.00 WIB on April 17th, 2023!

The YSEALI Academic Fellowship is an intensive short-term academic program whose purpose is to provide groups of young leaders with a deeper understanding of the United States and a particular theme, while simultaneously enhancing their leadership skills.  The Fellowship will focus on one of three themes: Civic Engagement, Environmental Issues, and Social Entrepreneurship and Economic Development. The five-week programs will consist of a balanced series of seminar discussions, readings, group presentations, and lectures.  The coursework and classroom activities will be complemented by educational travel, site visits, leadership activities, and volunteer opportunities within the local community.  During the academic residency, participants will also have opportunities to engage in educational and cultural activities outside of the classroom.  If conditions allow, the Fellowship will include an educational study tour to other areas of the United States where they will meet with local, state, private, and nonprofit organizations working in the field.  Note that if the program must take place virtually, Fellows will engage in similar activities but online from their home countries. 

Virtual Program Contingency: Should health, safety, and travel conditions continue to pose significant challenges, the Academic Fellowship will pivot to a virtual format.  The virtual program would consist of a minimum of 36 hours of required programming with a combination of synchronous and asynchronous learning.  To the extent possible, the virtual programming would include lectures, small group discussions, videos, readings, panels, site visits, leadership development, assignments, and individual and group activities.  Participants would be expected to fully participate in the entire virtual program from their location.

Since Spring 2015, hundreds of Indonesian YSEALI members have joined fellows from all ten ASEAN countries and Timor Leste to complete a YSEALI Academic Fellowship on one of three themes:

•         Civic Engagement
•         Environment Issues and Natural Resources Management
•         Social Entrepreneurship and Economic Development

Who is eligible to apply?
YSEALI members aged 18-25 who are current students or who graduated from university less than five years ago.

Technical Eligibility Requirements
Applicants must be:

  • Between the ages of 18 and 25 at the time of application;
  • A citizen of one of the following countries: Brunei, Burma, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, Timor Leste, or Vietnam;
  • A resident of one of the following countries: Brunei, Burma, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, Timor Leste, or Vietnam;
  • Not a U.S. citizen or permanent resident of the U.S.;
  • A full-time undergraduate or graduate student or graduated less than five years ago from an institution of higher learning;
  • Proficient in English. Able to read, write, and speak English in a U.S. university classroom setting. (Note: No TOEFL, IELTS, or other test score is required. English language ability is evaluated through the application form and interviews with YSEALI program staff);
  • Eligible to receive a J-1 visa (a J-1 visa is for individuals approved to participate in work-and study-based exchange visitor programs to the United States sponsored by the U.S. Department of State. As an Indonesian recipient of the J-1 visa for the YSEALI Academic Fellowship program, you will be subject to a two-year Foreign Residency Requirement. This means that for a period of two years after your return from the Academic Fellowship program, you will not be eligible to apply for a visa to immigrate to the United States as a Legal Permanent Resident or to apply for a work visa that would allow you to accept employment in the United States without a waiver. However, the Foreign Residency Requirement does not affect your eligibility for U.S. student, tourist, or business visas.)

Selection Criteria
Applicants should:

  • Demonstrate strong leadership qualities and potential in their university, place of work,  and/or community;
  • Demonstrate interest, knowledge, or professional experience in one or more YSEALI theme (civic engagement, entrepreneurship and economic growth, environment issues,);
  • Demonstrate a commitment to or interest in community service, volunteerism, or mentorship;
  • Indicate a serious interest in learning about the United States and ASEAN as a region;
  • Be willing to actively participate in an intensive academic program, community service activity, and study tour;
  • Have a commitment to return to their home country to apply leadership skills and training to benefit their community, country, or the region of Southeast Asia; and
  • Have little or no prior experience in the United States.

How to Apply:

Submit an electronic application HERE by 09.00 WIB (9 AM Jakarta time) on April 17th, 2023!


Please note: Only shortlisted candidates will be notified to schedule an interview.

Questions? E-mail us at YSEALIjkt@state.gov

Thank you, and we hope to see you on the Fall 2023 YSEALI Academic Fellowship Program!

Stay safe and healthy!

Regards,
The U.S. Mission to Indonesia YSEALI Team

GLOWING Series #1 Radio, Hadirkan Praktisi Handal di Bidang Broadcasting

Pontianak (iainptk.ac.id) Program Studi Tadris Bahasa Inggris kembali menggebrak dengan kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa. Dihadiri langsung oleh praktisi penyiar radio di Indonesia, antara lain:

Akbar Ray (Announcer) “Pubic Speaking: Basic Skill for Creativity Industry”,  

Boy Henry (Head of PR & Corporate Relations di Masima Radio Network (MRN)) “Working Life at Radio”,

Weran Gani (Penyiar Radio Safety di Madyaning Lima Group Samarinda) “How to be a Great Announcer”.

Program ini terselenggara atas inisiasi dari Pengampu Mata Kuliah Broadcasting, Oki Anggara, M.Si. Acara ini dilaksanakan secara daring via zoom meeting pukul 19.00-21.00, Sabtu (18/03/2023). Program Kuliah Tamu GLOWING Series #1 Radio “Guest Lecture and Wide Your knowledge in Broadcastingdibuka langsung oleh Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd. Dihadiri pula oleh beberapa dosen Tadris Bahasa Inggris dan Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Semester VI.

Dalam sambutannya, Sulaiman M.Pd mengungkapkan “Selain menjadi guru, lulusan Tadris Bahasa Inggris diharapkan juga dapat bekerja di dunia broadasting, jurnalistik, serta translating. Itulah alasan prodi menghadirkan ketiga mata kuliah ini untuk menjadi nilai tambah bagi mahasiswa nantinya“. Sulaiman menambahkan bahwa prodi sangat mengapresiasi kegiatan Kuliah Tamu ini dan berharap agar ke depannya dapat menghadirkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat lainnya.

Oki Anggara, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Broadcasting, menyampaikan bahwa “Mahasiswa Tadris Bahasa inggris memang dituntut untuk menjadi pendidik, tetapi selain itu mahasiswa harus memiliki nilai tambah seperti public speaking yang diperoleh di dunia broadcasting. Tujuan dari menghadirkan para pembicara yang merupakan praktisi penyiar radio adalah untuk memberikan pengalaman belajar terbaik bagi mahasiswa, link dan match antara program belajar di kampus dengan kebutuhan dunia industri“.

Dosen Pengampu Mata Kuliah Broadcasting lainnya, Septian Utut Sugiatno, M.Pd mengungkapkan “Keterampilan perlu diasah mulai saat ini. apalagi di dunia digital yang menuntut setiap orang kreatif dan inovatif. Lulusan Tadris Bahasa Inggris tidak hanya dicetak untuk menjadi guru bahasa Inggris saja, melainkan bisa menjadi announcer, news ancor, presenter, dan lainnya. Peluang itu sangat terbuka bagi Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris”.

Efyu Rahmah Shalihah salah satu Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris menyampaikan kesannya terhadap kegiatan Kuliah Tamu ini. “Kegiatan kemarin malam sangat menginpsirasi, selain bisa belajar menjadi penyiar, tidak hanya penyiar tetapi juga speaker yang baik dan benar, saya juga dapat belajar bagaimana menjadi moderator yang benar, sangat mengapresiasi sekali karena bisa diberi kesempatan untuk memandu acara ketiga pemateri hebat dari luar kota, dan saya semakin  tertarik untuk belajar tentang penyiaran,” ujarnya. “Dengan diselenggarakannya kegiatan Kuliah Tamu ini, semoga kegiatan ini bisa dilaksanakan lagi di lain waktu berikutnya dan memberikan banyak manfaat kepada Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak dengan menghadirkan pemateri-pemateri yang luar biasa,” tambahnya.

Penulis: Feni Nurhaliza

Editor: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Hadirkan Speaker Mancanegara, Prodi TBI Sukses Gelar Seminar Internasional

Pontianak (iainptk.ac.id) Dihadiri oleh speaker mancanegara, Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) sukses menyelenggarakan Seminar Internasional “English as a Medium of Instruction (EMI)” secara hybrid, online via zoom meeting dan secara langsung di Aula Syeikh Abdul Rani Machmud, Selasa (14/03/2023). Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA. Dihadiri pula oleh Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, dan Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd.

Seminar internasional ini menghadirkan beberapa pembicara handal dan kompeten di bidangnya baik dalam negeri maupun luar negeri, antara lain, Asriah Nurdini Mardiyyaningsih, S.Si., M.Pd., Ph.D. (Biology Lecturer at Tanjungpura University), Soni Ariawan, M.Ed. (Lecturer at State Islamic University UIN Mataram), Soulaya Lestari, S.Hum, M.Sc. (English Lecturer at Indonesia University), Ari Kusniawati, S.Pd. (English Teacher at Global Mandiri School, Jakarta), Will Nash, M.Ed., M.A., PGCE, DipTESOL. (Academic Director at English Language Teaching Centre The University of Sheffield), dan Kaprodi TBI, Sulaiman, M.Pd.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA mengungkapkan, eksitensi bahasa inggris begitu penting bagi akademisi, dosen guru dan mahasiswa perlu membaca banyak literatur dalam bahasa inggris untuk memperluas referensi penelitan dan pengembangan diri. bukan hanya membaca tetapi mampu menulis artikel serta mengajar subject menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar.

Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA (Tengah) dan Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd (Kanan)

Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, menuturkan, pimpinan FTIK mengapresiasi kegiatan seminar TBI serta mendukung sepenuhnya kegiatan dalam pengembangan bahasa asing. Karena kita menyadari bahwa, kebutuhan penguasaan bahasa asing sekarang sangat mendesak. Selain untuk pengembangan ilmu juga untuk membangun jaringan komunikasi dan kerjasama internasional.

Ia menambahkan, Prodi Bahasa Inggris harus mengambil peran tersebut secara optimal. Langkah membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang telah dilakukan merupakan hal konstruktif dan harus dikembangkan lebih luas lagi di masa mendatang. “Dukungan semua sivitas akademika mutlak diperlukan dalam pengarus utamaan peningkatan kompetensi bahasa Asing utk dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan,” ujarnya.

Diwawancarai secara online, Kaprodi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd., menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, serta pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa TBI sebagai calon pendidik, “Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya bagi guru dan calon Guru Bahasa Inggris yang ada di prodi kita. Mahasiswa kita akan diberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan agar mampu bersaing menjadi pendidik di tingkat global dan internasional,” ujarnya.

Dengan diselenggarakannya seminar ini, Sulaiman berharap agar adanya penggunaan bahasa Inggris yang baik dalam proses pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan  juga keterampilan serta pengetahuan mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang unggul sesuai dengan harapan prodi untuk menjadi program studi dengan akreditasi unggul.

Kemudian, ia menambahkan tentang perencanaan penyelenggaraan seminar internasional selanjutnya, “Dalam waktu dekat, minggu depan kita juga akan ada seminar internasional dan akan dilanjutkan dengan 2 bulan lagi perlombaan internasional,” tambahnya.

Organizing Committee of The 4th International Seminar on EMI

Sementara itu, Ketua Panitia Seminar Internasional “English as a Medium of Instruction (EMI)”, Oki Anggara, S.Pd., M.Si menyampaikan harapannya dengan adanya seminar ini, peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang menarik, “Semoga para peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang menarik,” ujarnya.

Mahasiswa TBI Semester 2, Suci Rahmadayanti menyampaikan kesannya terhadap penyelenggaraan seminar ini, “Yang saya dapatkan di seminar Internasional ini yaitu saya jadi tahu bagaimana cara yang mudah untuk mengajarkan murid dalam menggunakan Bahasa Inggris. Apalagi sekarang saya masuk ke Jurusan Tadris Bahsa Inggris, tentu saya kelak akan mengajarkan murid-murid saya dalam menggunakan Bahasa Inggris,” ucapnya.

Ia juga menambahkan harapannya terhadap kegiatan lanjutan prodi untuk ke depannya, “Ke depannya, semoga Program Studi Tadris Bahasa Inggris bisa mengadakan kegiatan seminar seperti ini lagi, karena manfaatnya sangat besar bagi calon-calon pengajar nantinya,” imbuhnya.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Editor : Omar Mukhtar

The Power of Storytelling in English Teaching: Enhancing Language Acquisition

Storytelling, a timeless and universal art, is proving to be a potent tool in the realm of English teaching. Educators worldwide are recognizing the immense benefits of incorporating storytelling into language instruction to enhance language acquisition, engagement, and retention.

Storytelling offers a compelling narrative structure that captures the imagination and interest of learners. Whether in the form of traditional tales, modern fiction, or personal anecdotes, stories provide context, emotion, and cultural insight that help students connect with the English language on a deeper level.

One of the primary advantages of using storytelling in English teaching is the improvement of listening and comprehension skills. Students are exposed to varied accents, tones, and colloquial language through narratives, making them more attuned to real-world conversational nuances.

Furthermore, storytelling encourages active participation and interaction in the learning process. Students can engage in discussions about the story, share their interpretations, and even create their narratives. This not only enhances speaking and writing skills but also fosters critical thinking and creativity.

Cultural awareness and empathy are nurtured through stories that depict different societies, perspectives, and experiences. English language learners gain a broader view of the world as they explore narratives from various cultures, eras, and backgrounds.

Incorporating multimedia and technology amplifies the impact of storytelling. Podcasts, audiobooks, videos, and interactive storytelling apps provide students with diverse formats to explore and engage with stories in English.

Additionally, storytelling can be tailored to the proficiency level of learners. Simple, straightforward stories can be used with beginners, while complex narratives challenge advanced learners. This adaptability ensures that storytelling remains an effective tool for all stages of English language education.

Educators often use storytelling to enhance vocabulary and grammar skills. Learners encounter new words and grammatical structures within the context of a narrative, making language acquisition more organic and enjoyable.

In conclusion, the power of storytelling in English teaching is evident in its ability to captivate students, enhance listening and comprehension skills, promote active engagement, cultivate cultural awareness, and adapt to various proficiency levels. With the diverse range of stories available today and the integration of technology, storytelling remains a dynamic and indispensable tool in the arsenal of English language educators, enriching language acquisition and fostering a love for the language.

Penulis : Sulaiman M.Pd

Mahasiswa TBI Jadi Perwakilan Pemuda Pelopor Pontianak dalam Kegiatan Anugerah Desa Wisata (ADWI) Kalbar 2023

Salah satu mahasiswa Tadris Bahasa Inggris yaitu Suci Rahmadayanti mewakili Pemuda Pelopor Pontianak untuk mengikuti Kegiatan Anugerah Desa Wisata (ADWI) Kalbar 2023. Dalam kegiatan tersebut, Suci beserta peserta lainnya didampingi oleh Ibu Kadisporapar Provinsi dan staf untuk mengunjungi tiga tempat wisata yang ada di Pontianak.
Tiga kampung wisata di ibukota Provinsi Kalbar itu dikunjungi mulai dari Kampung Tenun, Kampung Wisata Tambelan Sampit dan Kampung Wisata Caping.


“Ini rangkaian persiapan menuju ADWI 2023 tingkat provinsi Kalbar maupun Nasional, sebelumnya kita juga telah mengunjungi Kabupaten Kapuas Hulu, Kubu Raya, Bengkayang, Sambas, Mempawah dan Kota Singkawang,” ujar Kadisporapar Kalbar Windy Prihastari pada Rabu 8 Maret 2023. Dirinya menambahkan hingga kini terdata sekitar 4.699 desa se-Indonesia yang mendaftar pada ajang ADWI, sedangkan untuk di Kalbar sebanyak 86 desa wisata yang sudah terdaftar pada ajang ADWI.


Disporapar Provinsi Kalbar optimis pada 2023 akan semakin banyak desa wisata yang meraih penghargaan dalam ajang ADWI. Terlebih dengan potensi desa-desa wisata diseluruh kabupaten kota yang tersebar diwilayah Provinsi Kalbar. “Senang sekali bisa mengikuti kegiatan Pra ADWI 2023, kebetulan saya mewakili Pemuda Pelopor Kota Pontianak, saya disini bersama 9 orang Pemuda pelopor lainnya, diantaranya ada yang dari Ketapang, Sekadau, dan Kakap.” ucap Suci. Kegiatan ini akan segera dilanjutkan kembali dengan peserta yang sama. “Rasanya gak sabar banget buat menjadi bagian dari kegiatan ADWI lagi, bakalan bisa ketemu sama banyak turis” sambung ucapan suci sambil tertawa.

Selain mengunjungi tiga kampung wisata, Suci beserta tim ADWI juga melakukan kegiatan Sustainable tourism. “Kegiatan sustainable tourism seperti ini rutin kami laksanakan. Tujuannya menciptakan lingkungan bersih di destinasi wisata,” ungkap Ibu Windy. Suci beserta peserta lainnya, memungut sampah di kawasan sekitar Masjid Jami’ dan Istana Kadriah. Kegiatan bermula pukul sembilan pagi dengan dibagi tiga kelompok. Kelompok pertama di halaman Istana Kadriah, kelompok kedua di Masjid Jami, dan kelompok tiga di kawasan sekitar pasar Kampung Beting.
“Kita berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi kepada komunitas pemuda lain di Kalbar,” ujar Ibu Windy.
“Kita optimis Kalbar bisa masuk dalam desa wisata, Disporapar Kalbar terus mendorong Dinas Pariwisata kabupaten kota yang memberi perhatian lebih kepada desa wisata,” tutupnya.

Maksimalkan Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Platform AI Berbasis Teknologi

Dalam era di mana teknologi semakin mengintegrasikan diri ke dalam kehidupan kita, pembelajaran bahasa Inggris pun mengalami pergeseran besar. Dengan bantuan platform pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (AI), kita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dengan lebih efektif dan menarik. Mari kita telaah beberapa platform ini yang telah mengubah cara kita memandang pembelajaran bahasa Inggris.

  1. Kesenangan dalam Pembelajaran dengan Duolingo
    Duolingo telah membuktikan bahwa pembelajaran bisa menjadi pengalaman yang menarik dan interaktif. Platform ini tidak hanya memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menyusun rencana belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan, tetapi juga memastikan pembelajaran berlangsung dengan cara yang penuh kesenangan dan tantangan.
  2. Menjadi Mahir dalam Percakapan melalui Babbel
    Babbel memberikan penekanan pada pengembangan keterampilan percakapan. Dengan dukungan teknologi AI, Babbel merancang pelajaran berbasis situasi dunia nyata. Dengan demikian, Anda bisa belajar dalam konteks yang lebih bermanfaat, mengasah kemampuan berbicara dan berinteraksi dengan lebih percaya diri.
  3. Memperkaya Kosakata melalui Memrise
    Memrise memanfaatkan teknologi AI untuk mengubah pengembangan kosakata menjadi pengalaman yang lebih terstruktur dan efisien. Dengan metode repetisi yang disesuaikan dan teknik memori yang canggih, platform ini memungkinkan Anda mengembangkan perbendaharaan kata dengan lebih cepat.
  4. Menyempurnakan Pelafalan dengan Speechling
    Bagian penting dari belajar bahasa Inggris adalah pelafalan yang baik. Melalui platform berbasis teknologi AI seperti Speechling, Anda bisa mengasah pelafalan Anda dengan latihan berbicara dan umpan balik AI yang memberikan panduan yang mendalam.
  5. Menyatu dalam Bahasa Asli dengan Readlang
    Membaca dalam bahasa asli adalah kunci untuk pemahaman yang lebih baik. Readlang, dengan dukungan teknologi AI, membantu Anda membaca artikel dan teks dalam bahasa Inggris dengan lancar. Tidak hanya itu, platform ini juga mampu menerjemahkan kata-kata yang sulit dan memberikan definisi untuk memahami konteks dengan lebih baik.
  6. Berlatih dengan Penutur Asli melalui HelloTalk
    Berbicara dengan penutur asli adalah cara efektif untuk meningkatkan keterampilan bahasa Inggris. Platform HelloTalk, yang terintegrasi dengan teknologi AI, membantu Anda berkomunikasi dengan penutur asli bahasa Inggris untuk praktik langsung. Teknologi AI juga membantu dalam menerjemahkan dan memperbaiki kalimat Anda, memastikan bahwa Anda berkomunikasi secara akurat.
    Kesimpulan
    Dengan kehadiran teknologi AI dalam pembelajaran bahasa Inggris, kita memiliki peluang tak terbatas untuk mengembangkan kemahiran berbahasa dengan cara yang menarik dan efisien. Melalui platform-platform seperti Duolingo, Babbel, Memrise, Speechling, Readlang, dan HelloTalk, pembelajaran bahasa Inggris tidak lagi sebatas pembelajaran, tetapi juga menjadi perjalanan yang menyenangkan dan bermanfaat.

Penulis: Militansina, M.Pd.