Jelang Asesmen Lapangan Akreditasi, Prodi TBI Rapat Koordinasi Bersama Dosen dan Mahasiswa

Tim akreditasi Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak melakukan rapat koordinasi Persiapan Asesmen Lapangan Tadris Bahasa Inggris, Senin (15/01/2024) di Ruang 215 Gedung Saifuddin Zuhri. Rapat dipimpin langsung oleh Ketua Prodi TBI, Sulaiman, M.Pd melalui gmeet dan dihadiri langsung oleh Sekretaris Prodi TBI, Nanik Shobikah, M.Pd serta Dosen dan Mahasiswa TBI.

Ketua Prodi TBI, Sulaiman, M.Pd mengajak kepada segenap dosen, tenaga kependidikan , dan mahasiswa TBI agar menyukseskan proses dan pelaksanaan asesmen lapangan akreditasi Prodi TBI pada 25 s.d. 26 Januari 2024. Menurutnya, masih ada waktu beberapa hari ke depan untuk menyiapkan apa yang belum diinput, memperbaiki kekurangan yang ada di LED dan DKPS, serta mengkoordinasikan segala hal terkait teknis lapangan selama asesmen lapangan berlangsung.

Sekretaris Prodi Tadris Bahasa Inggris, Nanik Shobikah, M.Pd berharap kegiatan asesmen lapangan akreditasi Prodi TBI dapat berjalan sesuai rencana dan meraih hasil yang maksimal.

Antara Dunia Nyata dan Virtual: Penelitian Kecemasan Berbicara Bahasa Asing dengan James Burnett dan IAIN Pontianak

Pontianak, 22 Desember 2023 – Sebuah penelitian yang melibatkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dan Universitas Aberdeen telah berhasil diselesaikan pada fase pengumpulan data penelitian. Penelitian ini dipimpin oleh James Burnett, seorang mahasiswa Ph.D. yang berprestasi dari Universitas Aberdeen dengan gelar B.A., M.Sc., TESOL.  Kesuksesan penelitian ini tidak lepas dari dukungan dan izin yang diberikan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag., serta ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd.

Penelitian yang berjudul “A study into the effectiveness of immersive virtual reality (iVR) and its impact on foreign language public speaking anxiety amongst English language learners studying at university in Indonesia” mencoba menggali efektivitas realitas virtual yang mendalam (iVR) dan dampaknya terhadap kecemasan berbicara di depan umum dalam bahasa asing, terutama di kalangan mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa Inggris di universitas di Indonesia.

Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman M.Pd. menyoroti pentingnya penelitian ini terhadap perkembangan pendekatan pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan akademis Indonesia. “Penelitian ini membawa dimensi baru dengan memanfaatkan teknologi Virtual Reality, dan saya yakin hasilnya akan memberikan pandangan yang berharga terhadap cara kita memahami dan mengatasi tantangan kecemasan berbicara di depan umum. Serta ini menjadi pengalaman berharga bagi ke 24 mahasiswa yang menjadi partisipaan penelitian ini” ucapnya.

Nanik Shobikah, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Tadris Bahasa Inggris, menekankan pentingnya terus menjelajahi metode baru, khususnya yang berkaitan dengan teknologi, untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif bagi para siswa. “Pemahaman terhadap dampak Virtual Reality pada kecemasan berbicara dapat membuka pintu untuk inovasi lebih lanjut dalam pembelajaran bahasa Inggris di IAIN Pontianak,” ucapnya.

Sebagai Koordinator Pendamping Penelitian, Militansina, M.Pd., menyampaikan kebanggaannya terhadap dedikasi tinggi mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dampak Virtual Reality pada kecemasan berbicara bahasa Inggris di IAIN Pontianak. Selama 20 hari pendampingan, mahasiswa menunjukkan antusiasme dan ketertarikan yang luar biasa terhadap teknologi iVR. Militansina menyoroti perkembangan peserta dalam mengatasi tantangan penelitian, memahami konsep Virtual Reality, serta peningkatkan keterampilan presentasi dan berbahasa Inggris. Dia berharap pengalaman ini akan menjadi pijakan bagi mahasiswa untuk terus berkembang sebagai calon pendidik bahasa Inggris yang kompeten dan inovatif, memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan di masa mendatang.

Sebagai tanda penghargaan atas kerjasama antara IAIN Pontianak dan Universitas Aberdeen, Militansina menyajikan lukisan pribadi berupa Lukisan Tugu Digulis yang dilukis oleh dirinya kepada James sebagai suvenir berkesan. Tindakan ini merespon permintaan khusus James untuk mencari lukisan khas Pontianak, menonjolkan keunikannya dengan sentuhan profesionalisme dalam memberikan penghargaan kepada tamu. Tugu Digulis atau tugu bambu runcing merupakan lambang sebelas tokoh Sarekat Islam dari Kalimantan Barat yang dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial diasingkan ke pulau Boven Digul. Sebelas nama tokoh politik Kalimantan Barat tersebut adalah: Achmad Marzuki, Achmad Su’ud bin Bilal Achmad, Gusti Djohan Idrus, Gusti Hamzah, Gusti Moehamad Situt Machmud, Gusti Soeloeng Lelanang, Jeranding Sari Sawang Amasundin.Kemudian Haji Ris bin H. Aburahman, Moehammad Sohor, Moehammad Hambal atau yang dikenal dengan Bung Tambal, dan Moehammad SohordanYa’ Moehammad Sabran. Untuk memperingati jasa mereka, pada tahun 1968 didirikan sebuah monumen yang berbentuk sebelas batang bambu runcing. Monumen ini diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, H. Soedjiman (1977-1988), pada Hari Pahlawan 10 November 1987.

Buku karya Militansina tentang pembelajaran bahasa Inggris, yang memasukkan materi kebudayaan Melayu Pontianak, dihadirkan sebagai kenang-kenangan yang mendalam terkait dengan kebudayaan Melayu yang tak terpisahkan dari dimensi keagamaan. Tindakan ini sejalan dengan visi dan misi IAIN Pontianak yang terus ditekankan oleh Rektor, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., dalam menjadikan institusi ini sebagai pusat kajian dan riset keilmuan, keislaman, dan kebudayaan Borneo.

Dalam kunjungannya, James disambut hangat oleh mahasiswa dengan keceriaan dan antusiasme. Mahasiswa mengekspresikan apresiasi mereka dengan memberikan suvenir unik khas Pontianak kepada James. Dalam kreasi pribadinya, Nabil, Ratu, Faqihatun, dan Rico menyajikan gambar sketsa yang menggambarkan keindahan budaya setempat serta sketsa wajah James. Virda, dengan kebaikan hatinya, memberikan makanan khas Pontianak sebagai bagian dari suguhan budaya. Engla, yang memiliki keahlian merajut, menyumbangkan rajutan gantungan kunci sebagai bentuk kekreatifannya. Kedatangan James tidak hanya meninggalkan jejak akademis, tetapi juga memupuk hubungan yang erat dan menyenangkan antara dosen tamu dan mahasiswa, menciptakan pengalaman belajar yang tak terlupakan. Mahasiswa yang berjumlah 24 orang merasa bahagia dan terinspirasi oleh interaksi positif dengan James. James tampak sangat gembira dengan kenang-kenangan dan hadiah yang diberikan oleh mahasiswa Tadris Bahasa Inggris.

Saat mahasiswa memaparkan profil mereka, alasan memilih program studi Tadris bahasa Inggris, serta membahas tokoh dan teori-teori terkait pengajaran bahasa Inggris, James memberikan pujian tinggi. Ia menyatakan bahwa mahasiswa tersebut tidak hanya sangat lancar, tetapi juga mampu memberikan penjelasan yang menarik, menggunakan gambar visual yang relevan dengan topik, dan berinteraksi dengan audiens secara efektif. James mengungkapkan keyakinannya bahwa para mahasiswa Tadris Bahasa Inggris memiliki potensi untuk melanjutkan studi ke Universitas Aberdeen. Beliau berharap kerjasama ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga dalam penelitian, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan metode pembelajaran bahasa Inggris dan kerjasama di masa mendatang.

Kunjungan penelitian Ph.D yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Aberdeen menuai kegembiraan dan apresiasi tinggi dari para dosen dan mahasiswa di Tadris Bahasa Inggris IAIN Pontianak. Kehadiran mahasiswa peneliti ini memberikan nilai tambah dalam lingkup akademis kampus, menciptakan suasana kolaboratif yang positif. Para dosen dan mahasiswa menyambut dengan hangat kunjungan tersebut, mengakui nilai pentingnya pertukaran pengetahuan dan pengalaman. Dalam semangat terbuka untuk kerjasama lebih lanjut, mereka menyatakan kesiapan untuk menerima kunjungan peneliti-peneliti lainnya yang berminat melakukan penelitian di Tadris Bahasa Inggris, IAIN Pontianak. Keinginan ini mencerminkan komitmen mereka dalam mendukung pertukaran intelektual dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan bahasa Inggris.

Penulis: Militansina, M.Pd.

Between the Real and the Virtual World: Research on Foreign Language Speaking Anxiety by James Burnett and IAIN Pontianak

Pontianak, Desember 22nd , 2023 – The State Islamic Institute (IAIN) Pontianak and the University of Aberdeen have joined forces in a research endeavor, reaching the successful completion of the data collection phase. Led by James Burnett, a distinguished Ph.D. student from the University of Aberdeen with degrees in B.A., M.Sc., TESOL, the study owes its success to the support and permission granted by the Dean of the Faculty of Teacher Training and Tarbiyah Faculty (FTIK) at IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag., and the head of the English Tadris Study Program, Sulaiman, M.Pd.

The title is “A study into the effectiveness of immersive virtual reality (iVR) and its impact on foreign language public speaking anxiety amongst English language learners studying at university in Indonesia,”. The research involves a two-week course with 12 participants, strategically divided into three groups. Each group will undergo varying degrees of presentation practice, including immersive VR sessions, aimed at assessing potential differences in outcomes related to foreign language speaking anxiety.

Sulaiman, M.Pd., the Chairman of English Tadris Study Program, emphasized the significance of this research for the development of English language teaching approaches in the Indonesian academic environment. “This research introduces a new dimension by leveraging Virtual Reality technology, and I believe its outcomes will provide valuable insights into understanding and addressing challenges in public speaking anxiety. Moreover, it has been a valuable experience for the 24 participating students,” he stated.


Nanik Shobikah, M.Pd., the Secretary of the English Tadris Study Program, underscored the importance of exploring new methods, particularly those related to technology, to create a supportive and effective learning environment for students. “Understanding the impact of Virtual Reality on speaking anxiety can open doors for further innovations in English language learning at IAIN Pontianak,” she added.

As the Research Coordinator, Militansina, M.Pd., expressed pride in the high dedication of the students involved in researching the impact of Virtual Reality on English language speaking anxiety at IAIN Pontianak. Over the 20-day research period, students demonstrated exceptional enthusiasm and interest in iVR technology. Militansina highlighted the participants’ progress in overcoming research challenges, understanding Virtual Reality concepts, and improving presentation and English language skills. She hopes this experience will serve as a foundation for students to evolve as competent and innovative English educators, contributing positively to the future of education.

In acknowledgment of the collaboration between IAIN Pontianak and the University of Aberdeen, Militansina presented a personal painting of the Digulis Monument, painted by herself, to James as a meaningful souvenir. This gesture responded to James’s specific request for a distinctive Pontianak painting, showcasing its uniqueness with a touch of professionalism in honoring the guest. The Digulis Monument, or the pointed bamboo monument, symbolizes eleven Sarekat Islam(Islamic Union)  figures from West Kalimantan considered dangerous by the colonial government and were exiled to Boven Digul Island because of their resistance for the nation’s independence from colonial rule. The eleven political figures from West Kalimantan are: Achmad Marzuki, Achmad Su’ud bin Bilal Achmad, Gusti Djohan Idrus, Gusti Hamzah, Gusti Moehamad Situt Machmud, Gusti Soeloeng Lelanang, Jeranding Sari Sawang Amasundin. Subsequently, Haji Ris bin H. Aburahman, Moehammad Sohor, Moehammad Hambal, also known as Bung Tambal, and Moehammad SohordanYa’ Moehammad Sabran.In commemoration of their contributions, a monument consisting of eleven pointed bamboo poles was erected in 1968 and inaugurated by the Governor of West Kalimantan, H. Soedjiman (1977-1988), on Heroes’ Day, November 10, 1987.

As a meaningful gesture, Militansina marked the occasion by presenting her book on English language learning, incorporating Pontianak Malay cultural content, as a profound memento related to the inseparable connection between Malay culture and religious dimensions. This action aligns with IAIN Pontianak’s vision and mission, continually emphasized by the Rector, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., in making the institution a center for scholarly, Islamic, and Borneo cultural studies.”

During his visit, James was warmly welcomed by students with joy and enthusiasm. Students expressed their appreciation by presenting unique Pontianak souvenirs to James. In their personal creations, Nabil, Ratu, Faqihatun, and Rico depicted the beauty of local culture and sketched James’s face. Virda, with her kindness, offered traditional Pontianak food as part of the cultural treat. Engla, skilled in knitting, contributed knitted keychain ornaments as a creative gesture. James’s visit not only left academic imprints but also cultivated close and enjoyable relationships between the guest lecturer and students, creating an unforgettable learning experience. The 24 students felt happy and inspired by the positive interactions with James. James appeared delighted with the mementos and gifts given by the English Language Teaching students.

As students presented their profiles, reasons for choosing the English Tadris study program, and discussed figures and theories related to English language teaching, James gave high praise. He stated that the students were not only highly fluent but also capable of delivering engaging explanations, using visually relevant images, and interacting effectively with the audience. James expressed confidence that English Language Teaching students have the potential to continue their studies at the University of Aberdeen. He hoped that this collaboration would not only provide valuable research experiences but also open new opportunities for the development of English language teaching methods and future collaborations.

The Ph.D. research visit by a student from the University of Aberdeen sparked enthusiasm and garnered high appreciation from the faculty and students in the English Tadris study program at IAIN Pontianak. The presence of this student researcher added value to the academic atmosphere, fostering a positive collaborative environment. The faculty and students warmly welcomed the visit, recognizing the significance of knowledge and experience exchange. In the spirit of openness to further collaboration, they expressed readiness to host visits from other researchers interested in conducting research in the English Language Teaching program at IAIN Pontianak. This eagerness reflects their dedication to facilitating intellectual exchange and advancing knowledge in the field of English language education.

Writer: Militansina, M.Pd.

Mufarroha, Mahasiswa TBI Raih Prestasi Gemilang sebagai Juara 1 Lomba Puisi di West Borneo KIP Competition 2023

Pontianak, 17 Desember – Mufarroha, seorang mahasiswi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, berhasil mengukir prestasi cemerlang dengan meraih gelar juara 1 dalam kompetisi lomba puisi West Borneo KIP Competition (WBKC 2023).

Sebagai perwakilan dari IAIN Pontianak, Mufarroha menunjukkan kepiawaiannya dalam mengolah kata-kata dan menyampaikan makna yang mendalam melalui karya puisinya. Dalam ajang kompetisi yang dihadiri oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi se-Kalimantan Barat, Mufarroha berhasil memukau juri serta penonton dengan keindahan puisi yang dibawakannya.

“Saya merasa senang karena dapat mewakili IAIN Pontianak dan sangat bersyukur atas penghargaan ini. Puisi bagi saya adalah jendela untuk menyampaikan pesan-pesan yang tak terungkapkan dengan kata-kata biasa,” ungkap Mufarroha dengan penuh semangat.

West Borneo KIP Competition 2023 merupakan ajang bergengsi yang mempertemukan bakat-bakat muda dalam bidang sastra dan bahasa dari berbagai perguruan tinggi. Keberhasilan Mufarroha dalam meraih gelar juara 1 menegaskan bahwa kemampuan dan bakat mahasiswa dalam bidang sastra di Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk bersaing secara nasional maupun internasional.

Pencapaian gemilang Mufarroha ini juga memberikan inspirasi kepada mahasiswa lainnya di IAIN Pontianak serta di seluruh Indonesia untuk terus mengembangkan kreativitas dan kecintaan pada seni sastra. Keberhasilannya membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, prestasi di bidang sastra bisa diraih dengan gemilang.

Gugus Kendali Mutu Prodi TBI Lakukan External Benchmarking ke FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Gugus Kendali Mutu Prodi TBI, Oki Anggara, M.Si. lakukan external benchmarking  ke FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada hari Kamis, 07 Desember 2023.  Kunjungan ini dilakukan bersama dengan GKM Prodi PIAUD, Bayu Fitra Prisuna, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Adm. Umum, Perencanaan dan Keuangan, Helva Zuraya, M.Ag., Kabag Tata Usaha, Tommy Hardiansyah, S.E., M.M., dan Tendik FTIK, Koerniyati, S.Kom.

Sekitar pukul 08.30, rombongan tiba di lokasi dan disambut oleh Hj. Ratna Eryani, S.Ag. (Kepala Bagian Tata Usaha) untuk diantar menuju ruang pertemuan. Pada saat kunjungan benchmarking, ternyata ada kunjungan dari civitas akademika UIN Sumatera Utara (fokus mereka kepada sistem layanan keuangan). Kedua rombongan berada di ruangan yang sama untuk menyimak sambutan dari FITK. 

Wadek 2 FTIK IAIN Pontianak, Helva Zuraya, M.Ag. menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan adalah ingin belajar belajar banyak dari UIN Jogja terkait beberapa hal, terutama Akreditasi prodi, Penjaminan Mutu, Laporan Kinerja, Manajemen Risiko, Pembuatan SKPI, Layanan Akademik dan Kemahasiswaan. 

dari kiri ke kanan (Wadek 2 FTIK IAIN Pontianak, Wadek 2 FITK UIN Sunan Kalijaga, Wadek 2 FITK UIN Sumatera Utara, Kaprodi PIAU FITK UIN Sunan Kalijaga, Kabag FITK UIN Sunan Kalijaga)

Dr. Zainan Arifin, S.Pd.I., M.S.I. (Wakil Dekan Bidang Adm. Umum, Perencanaan dan Keuangan), selaku Wadek 2 FITK UIN Yogyakarta menyampaikan sambutannya,

Selamat datang, suatu kehormatan. Banyak tamu banyak rezeki. Maaf jika ada kekurangan, terutama Bu Dekan dan Pak Wadek 1 berhalangan hadir karena ada agenda kegiatan lain di Magelang dan Jakarta. Kehadiran tamu bagi kami sebagai sarana sharing. Kenapa dari IAIN Pontianak dan UINSU lain bisa benchmarking secara rombongan?  Kami memohon share trik n tipsnya. 

Kondisi di FITK saat ini, dana/anggaran yang ada, 80℅ masuk ke prodi secara mandiri, sehingga kinerjanya harus tinggi. Banyak kegiatan, ditambah dengan dana MBKM. FITK telah mengajukan 5 prodi untuk akreditasi Int’l. Akreditasi internasional ini ternyata fokusnya lebih ke customer atau mahasiswa, lebih ke multikulturalisme dan pendidikan inklusinya, internasionalisasi, dan berlandaskan pada  semangat filosofi pendidikan. Akreditasi internasional dibuat dalam skema klaster keilmuan. Penjelasan lebih lanjut perihal akreditasi akan kami arahkan ke prodi dan dikoordinasikan oleh WD1. Kita perlu ingat bahwa nasib mahasiswa tergantung akreditasi prodi, sehingga prodi “dianak emaskan”.  Lalu terkait dengan penjaminan mutu, di FITK ini ada ruang PSM F (Pengendali Sistem Mutu Fakultas) yang difungsikan untuk ruang kontrol akreditasi. Kunci akreditasi adalah di borang. Kalo borang bagus, tidak perlu AL. Manrisk (manajemen risiko) di sini juga masih dikembangkan. Di sini ada Prof. Sigit Purnama yang mengkoordinir akreditasi internasional Prodi PIAUD), beliau merupakan profesor termuda.  Saya pikir, LPM juga berjuang keras mendukung prodi.  Akreditasi perlu didukung oleh sarana dan pelayanan prima.  Kemudian perihal layanan keuangan, perlu menghitung beban tetap. Dengan akreditasi tinggi, rekognisi dosen pun tinggi.

Setelah Dr. Zainan Arifin, S.Pd.I., M.S.I. (Wakil Dekan Bidang Adm. Umum, Perencanaan dan Keuangan) menyampaikan sambutannya, berikutnya Prof. Dr. Sigit Purnawa, M.Pd. (Ketua Program Studi PIAUD) yang memberikan sambutan, 

“Dalam akreditasi, semua unsur itu terlibat, tidak bisa menomorsatukan beberapa pihak/bagian saja.  Saya pikir utamanya di administrasi akademik. Kami mengarsipkan semua manual book dalam link https://it.uin-suka.ac.id/id/dokumen yang bisa diakses secara publik. Lalu terkait dengan penjaminan mutu, di fakultas ada PSM F (penetapan oleh rektorat, diusulkan Fakultas) sebagai tangan kanan dekan. Sedangkan di prodi ada PSM P (satu perprodi, penetapan oleh dekan, diusulkan oleh prodi). Sistem pengendali mutu harus disupport melalui berbagai program, karena tidak ada tunjungan khusus yang terintegrasi dalam ortaker kampus.  Punggawa penjaminan mutu menempelnya di LPM, sering ikut kegiatan khusus LPM dan prodi. Saya pikir LPM cukup idealis, harus kuat dan banyak gak disukainya. Kemudian 

perihal kurikulum, data di Fakultas jika dikelola baik. Akan memudahkan kebutuhan akreditasi. Pengembangan kompetensi tendik penting juga, terutama tentang kompetensi pengelolaan data, hal ini akan memudahkan ke depannya. Kalau akreditasi internasional, semua dokumen yang dibutuhkan perlu diunggah dalam sistem pendaftaran.”

Berikutnya yaitu sesi tanya-jawab terbuka antara FITK dan FTIK.

Berikut hasil rekapitulasinya:

  1. Perihal Penjaminan Mutu, kondisi psikologis dan lain-lain akan keberadaan PSM F dan P, memang tidak ada anggaran khusus sebagai tunjangan, tidak masuk ke dalam struktural, saya pikir hal ini terjadi dimana-mana. Kalau kita berprestasi, baru akan dipuji di akhir. Sehingga saya pikir perlu ada revisi anggaran, dukungan psikologis yang memosisikan penjamin mutu sebagai mitra bukan pesaing.  Oleh karena itu, pimpinan menjadi kunci dan LPM, harus totalitas dan kokoh supaya prodi tidak goyang. Proses budaya mutu dan bermutu itu jatuh bangun, pakai “jurus mabuk” aja. 
  2. Perihal Akreditasi Internasional, diakomodir oleh LPM. Kurikulumnya akan dicek orientasinya, apakah mengarah internasionalisasi tidak? Dari sisi jumlah SKS, totalnya 147 setara Eropa. Sedangkan jumlah  mata kuliah sedikit, tapi padat (46 SKS). Lalu CP tidak boleh banyak-banyak, OBE atau outcome based education jadi pertimbangan utama (harus dilihat peran setelah lulus di masyarakat). 
  3. Perihal Anggaran dan Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka, MBKM berawal dari prodi, diajukan ke fakultas,  lalu dikolektifkan ke institut/kampus. Prodi memilih mata kuliah mana saja yang termasuk mata MBKM. Anggarannya “gelondongan” pakai sistem anggaran resiprokal via https://merpati.kemenag.go.id/. Prodi perlu ada program unggulan dan anggaran prodi sesuai dengan  jumlah mahasiswa.
  4. Perihal Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), pembuatan SKPI bekerja by systems (bisa diisi sampai sidang/ujian skripsi) karena formatnya dari kementerian. Mahasiswa bisa mengisi daftar prestasi yang ingin dicantumkan dalam SKPI, lalu prodi melakukan verifikasi daftar prestasi. Berikutnya bisa dicetak oleh admin.  Tips: semua buku panduan (manual book) diunggah ke website https://it.uin-suka.ac.id/id/dokumen sehingga semua civitas akademika bisa mengakses. SKPI bisa diisi mahasiswa mulai dari tahun pertama kuliah atau semester satu (mahasiswa aktif). 

Kegiatan external benchmarking selesai pukul 15.00 WIB, Saya dan rombongan dari FTIK IAIN Pontianak kembali ke Unisi Hotel Malioboro dan tiba sekitar pukul 16.00 WIB.

Secara struktur, posisi dan fungsi penjaminan mutu di FITK UIN Yogya dan FTIK IAIN Pontianak sama. Yaitu tidak terintegrasi ke dalam organisasi dan tata kerja institut, membersamai (mitra) fakultas dan prodi dalam mengawal akreditasi. Penjaminan mutu di tingkat prodi atau fakultas diangkat oleh dekan. 

Adapun perbedaannya adalah ketersediaan ruangan khusus bagi penjamin mutu sebagai ruang kerja dalam pengerjaan borang akreditasi atau pengawasan penjaminan mutu secara umum. Di FITK UIN Yogya sudah tersedia, namun di FTIK IAIN Pontianak belum. 

Perihal akreditasi prodi, FITK UIN Yogya sudah berorientasi pada akreditasi internasional dan anggaran yang berbasis pada kebutuhan prodi (80% serapan anggaran oleh prodi) untuk menciptakan program unggulan prodi, sedangkan di FTIK IAIN Pontianak belum berorientasi pada akreditasi internasional serta kebijakan anggaran masih berbasis pada institut (pusat).

FTIK IAIN Pontianak bisa mengambil langkah lebih awal untuk menjadi pelopor dan unggul dalam mereformasi kembali organisasi dan tata kelola institut dengan mengintegrasikan penjaminan mutu sebagai bentuk nyata komitmen dan investasi akan budaya mutu. Selain itu, prodi-prodi di lingkungan FTIK IAIN Pontianak bisa membuat pertimbangan kembali untuk mengajukan akreditasi tingkat internasional sebagai daya jual dan bentuk nyata budaya mutu. Tentunya upaya ini akan berhasil jika ada usaha bersama dari berbagai pihak, termasuk anggaran/keuangan sebagai basis utama pengajuan akreditasi internasional dan anggaran yang berbasis pada kebutuhan prodi. Dukungan infrastruktur juga diperlakukan dengan menyediakan ruangan khusus bagi penjaminan mutu fakultas dan prodi sebagai ruang kerja dan peningkatan standar mutu layanan/fasilitas. 

Penulis: Oki Anggara, M.Si. 

Upaya Konsistensi Menjamin Mutu Fakultas, UPM-GKM FTIK Adakan Studi Kendali Mutu 2023

Pontianak – Kamis, 30 November 2023 Pusat Penjaminan Mutu FTIK IAIN Pontianak mengadakan acara  Workshop Penyusunan Instrumen Visi Misi dan Instrumen Kepuasan Tata Pamong FTIK di Ruang Sidang Senat, Lt. 4 Gedung Rektorat IAIN Pontianak.  Acara ini bertujuan untuk memperkuat sistem penjaminan mutu di lingkungan FTIK IAIN Pontianak.

Kegiatan ini mengundang seluruh jajaran Dekanat, Ketua Prodi dan GKM di lingkungan FTIK yang berjumlah 20 orang/peserta yang memiliki peran penting dalam penyusunan instrumen visi misi serta instrumen kepuasan tata pamong dan 2 orang narasumber dari Pusat Penjaminan Mutu – LP3M Universitas Tanjungpura.

Penyampaian Sambutan oleh Dekan FTIK

Kegiatan dibuka oleh Dekan FTIK, Dr. Hermansyah, M.Ag. yang menyampaikan bahwa “Tahun depan akan masuk periode tahun kedua kepemimpinan Saya, layanan administrasi dokumen diharapkan lebih rapi lagi berbasiskan akreditasi, penjaminan mutu dan sesuai dengan SOP. Termasuk dalam penyusunan anggaran program kerja, prodi harus kreatif dan inovatif. Misalnya, kegiatan magang 1 dan magang 2 perlu dievaluasi kembali, apa memang diperlukan? Atau anggarannya bisa dialihkan untuk kegiatan yang lain”.

Dekan juga menyampaikan terkait agenda kegiatan di tahun depan “Bapak/Ibu di Prodi perlu menyiapkan draft dokumen/naskah untuk workshop kurikulum tahun depan, kita akan mengupayakan untuk segera bisa mengimplementasikan kurikulum merdeka di kampus. Sebelum agenda tersebut, Saya juga mendorong Bapak/Ibu di Prodi untuk bisa belajar ke lembaga lain sebelum workshop, tidak harus jauh-jauh, misalnya saja ke Untan.

Sekali lagi lagi, Saya mengucapkan terima kasih serta memohon dukungan dari semua peserta yang ada di ruangan ini supaya kerja benar dan baik, karena saat ini kita belum bekerja berbasis akreditasi. Mengingat faktanya, yang baru terakreditasi Unggul hanya satu prodi saja di FTIK.” tutup Pak Dekan.

Peserta workshop dibimbing untuk merumuskan instrumen survei visi misi yang sesuai dengan instrumen akreditasi LAMDIK serta perkembangan terkini dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Proses ini melibatkan diskusi antar peserta, pemetaan kebutuhan stakeholder, serta penyesuaian dengan visi misi institusi secara keseluruhan.

Selain itu, workshop juga fokus pada penyusunan instrumen kepuasan tata pamong, yang mencakup aspek evaluasi terhadap pelayanan administrasi dan manajemen di lingkungan FTIK. Partisipan diajak untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan menciptakan instrumen evaluasi yang dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kepuasan pengguna terhadap layanan tata pamong.

Pada sesi praktik, peserta diberikan pelatihan mengenai teknik pengumpulan data, analisis hasil evaluasi, dan strategi perbaikan berkelanjutan. Hal ini diharapkan dapat mempersiapkan mereka untuk mengimplementasikan instrumen yang telah disusun dalam kegiatan sehari-hari fakultas.

Pada Sesi Pertama, mengundang Dr. Elvi Rusmiyanto PW., M.Si. (Universitas Tanjungpura), sesi ini dimoderatori oleh Siti Aisyah, M.H. (Politeknik Negeri Pontianak). Poin penting yang bisa dijadikan sebagai tindak lanjut atau rekomendasi dari Pak Elvi Rusmiyanto adalah survei Visi Misi bisa sisipkan pada kegiatan awal perkuliahan masing-masing dosen, sehingga mahasiswa banyak yang isi. Secara substansi, hal ini memang tepat. Jadi mahasiswa diajak untuk melihat dan mengetahui kembali Visi Misi dari Program Studi atau Fakultas dan diajak untuk terlibat dalam mencapai Visi Misi tersebut selama beberapa tahun ke depan. 

Sesi 2 Bersama Dr. Hairida, M.Pd.

Pada Sesi kedua, mengundang Dr. Hairida, M.Pd. (Universitas Tanjungpura), sesi ini dimoderatori oleh Muhammad Rachimoellah, M.A.P. (Politeknik Negeri Pontianak).  Poin penting yang bisa dijadikan sebagai tindak lanjut atau rekomendasi dari Bu Hairida adalah Fakultas bisa mengakomodir arsip/dokumen kerjasama melalui IA atau Implementation of Agreement yang mencantumkan semua Prodi yang berada di bawah naungan Fakultas, sehingga dokumen tersebut bisa diklaim secara bersama-sama oleh semua Prodi. Selain itu, materi tentang Kepemimpinan Publik yang menyangkut peran dari pimpinan di UPPS/Fakultas dan Prodi harus berdampak terhadap jumlah serta implementasi kerja sama yang dilakukan. Jangan sampai, pimpinan memiliki banyak jaringan di luar kampus, namun tidak memberikan manfaat atau dampak terhadap internal kampus, termasuk bagian kerja sama ini yang seringkali ditanya oleh Asesor pada saat penilaian akreditasi. Bu Hairida juga menegaskan untuk konsisten dalam melaksanakan external benchmarking bagi penjaminan mutu. Tidak harus selalu melalui skema perjalanan dinas, jika ada keterbatasan anggaran bisa dilaksanakan secara daring. 

Menyikapi kegiatan ini, Dr. Hermansyah, M.Ag., Dekan FTIK IAIN Pontianak, menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme dan kontribusi peserta workshop. Ia menyebutkan bahwa penyusunan instrumen visi misi dan kepuasan tata pamong menjadi langkah penting dalam menjaga kualitas pendidikan dan layanan di FTIK.

Acara ditutup dengan sesi evaluasi dan penandatanganan komitmen bersama untuk mengimplementasikan instrumen yang telah disusun. Pusat Penjaminan Mutu FTIK IAIN Pontianak, Vidya Setyaningrum, M.Pd. berharap bahwa kegiatan ini akan memberikan dampak positif dalam peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan di fakultas, sejalan dengan visi dan misi institusi.

Penulis: Oki Anggara, M.Si. (GKM TBI)

Tingkatkan Minat dan Bakat Mahasiswa, Prodi TBI Gelar “Debate Competition”

Dalam rangka meningkatkan minat dan bakat mahasiswa, Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Debate Competition, Senin (27/11/2023) di Aula Teater FTIK IAIN Pontianak. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Vibry Andina, M.Hum selaku perwakilan Prodi TBI. Dihadiri pula oleh Demisioner HMPS TBI dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Vibry Andina, M.Hum berharap kegiatan ini dapat berjalan lancar dan sukses. Seluruh komponen berperan aktif pada tugasnya masing-masing dan turut bekerjasama dalam menyukseskan kegiatan hingga akhir.

Ulfay Lisidya Ningrum selaku Ketua HMPS TBI memaparkan tujuan kegiatan ini selain dapat meningkatkan minat dan bakat Mahasiswa TBI secara khusus dan FTIK umumnya, juga untuk meningkatkan skill public speaking mahasiswa.

Acara ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan minat dan bakat mahasiswa FTIK, namun juga untuk meningkatkan public speaking mahasiswa FTIK IAIN Pontianak,” ujarnya.

Ia juga berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan sukses hingga penutupan acara.

Penulis : Titik Lestari

Editor: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Prodi TBI dan PBA Jalin Kerja Sama dengan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

(ftik.iainptk.ac.id) Dalam rangka menjalin kerjasama dan promosi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab dan Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan bersama Fakultas Sastra UN Malang yang diwakili oleh Ketua Prodi S2 dan S3 Bahasa Inggris, Prof. Nunung Suryati, M.A., Ph.D, Ketua Prodi S2 Keguruan Bahasa Arab, Prof. Dr. Hanik Mahliatussikah, M.Hum, Dosen Ilmu Perpustakaan, Amalia Nurma Dewi, M.Hum, Senin (27/11/2023).

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Dihadiri pula Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, Wakil Dekan II FTIK, Helva Zurayah, M.Pd, Wakil Dekan III FTIK, Dr. Sahrani, M.Pd, Ketua Prodi PBA, Rahmap, MA, Ketua Prodi TBI diwakili oleh Militansina, M.Pd., Ketua UPM FTIK, Vidya Setyaningrum, M.Pd., Kabag TU FTIK, H. Tommy Hardiansyah, M.M, Dosen dan Tendik FTIK serta Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris dan Pendidikan Bahasa Arab.

Ketua Prodi PBA, Dr. Rahmap, M.A. menerangkan jika saat ini Prodi PBA sudah terakreditasi Baik Sekali oleh LAMDIK. Ia berharap di tahun depan akreditasi PBA dapat Unggul. “Mudah-mudahan dengan acara ini banyak mahasiswa kita dapat melanjutkan S2 maupun S3 di Fakultas Sastra UM. Animo masyarakat kita di sini sangat tinggi dengan PBA karena sebagia besar mahasiswa kita berasal dari pondok pesantren. Semoga semakin tahun dapat berkembang dan berkualitas,” ujarnya.

Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris yang diwakili oleh Militansina, M.Pd menjelaskan bahwa pada dasarnya Prodi TBI menyambut baik kerjasama antara FTIK dan Fakultas Sastra UM. “Marilah kerjasama dan bersatu membangun pendidikan dengan suka cita. Great things in bussines are never done by one person. They are done by a team people (steve job),” terangnya.

Kemudian kerjasama ini akan merakit networking ke depannya. Semoga dengan acara ini dapat membantu mahasiswa dalam memeroleh networking dan pengetahuan berbahasa asing. “Bergerak berarti maju, terdiam sejenak habis ditindas orang,” lanjutnya.

Sementara itu, Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, MA mengapresiasi kerjasama yang dilakukan hari ini. Ia berharap kerjasama ini terus berlanjut. Termasuk kaitannya tentang pertukaran mahasiswa, kelanjutan studi, dan aspek kerjasama lainnya. Dalam kesempatan tersebut ia juga menyinggung tentang kekayaan bahasa yang dimiliki oleh Kalimantan Barat yang mana semua itu perlu kajian dan penelitian yang komprehensif. Oleh karenanya mudah-mudahan kehadiran Fakultas Sastra UM dapat menjadi salah satu jembatan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan itu semua.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

PEDULI ANAK PANTI, PRODI TBI GELAR SHARING DAN SILATURAHMI

Dalam semangat peduli terhadap anak panti, Gerakan Peduli Anak Panti menggelar acara Sharing dan Silaturahmi (SARIMI) Tadris Bahasa Inggris. Acara ini diisi dengan sharing ilmu pengetahuan dan pemberian bantuan sosial, melibatkan narasumber berkompeten di bidangnya.

Sulaiman, M.Pd, Nanik Shobikah, M.Pd, Segu, S.Pd., MA, dan Dr. Istiqomah, MA menjadi narasumber utama dalam acara ini. Mereka memberikan wawasan dan pengalaman dalam dunia Tadris Bahasa Inggris, serta menekankan pentingnya pendidikan bagi anak-anak panti untuk membentuk masa depan yang lebih baik.

Selain narasumber, sejumlah mahasiswa juga turut berperan aktif dalam kegiatan ini. Tati Putri, Resti Safitri, Hafidz Fakhrurrazi, Suci Rayati, Prasetio Wicaksono, Vhonny Zhincta Devy, Della Puspita Sari, Sheca Rianda, Arneta Putri Ristanti, Nabil Iman Akbari, Akbariadi, Dewie Diva Safitri, Zuraida Fitri, Lastri Ayu Ashari, Nurul Syafitri, dan Indah memberikan kontribusi dengan berbagai kegiatan, mulai dari membantu penyuluhan hingga distribusi bantuan sosial.

Acara ini tidak hanya menjadi wadah sharing ilmu, tetapi juga menguatkan jalinan solidaritas di antara peserta. Bantuan sosial yang diberikan melibatkan berbagai jenis, mulai dari perlengkapan sekolah hingga kebutuhan sehari-hari.

”Melalui SARIMI, kita tidak hanya berbagi ilmu, tetapi juga berbagi kebahagiaan dan kasih sayang kepada anak-anak panti. Semoga acara ini dapat memberikan inspirasi dan membuka pintu-pintu harapan bagi mereka,” ungkap Sulaiman, M.Pd, sebagai salah satu narasumber utama.

Gerakan SARIMI Tadris Bahasa Inggris semakin memperkuat komitmen untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan anak-anak di berbagai panti asuhan.

Kerja Sama Antara IAIN Pontianak dengan Universitas Aberdeen (James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL.) tentang Dampak Immersive Virtual Reality pada Kecemasan Berbicara Bahasa Asing

Pontianak, 20 November 2023 –Seorang mahasiswa Ph.D. yang berprestasi dari Universitas Aberdeen, James Burnett BA., M.Sc., TESOL., saat ini sedang menjalankan penelitiannya yang sangat menarik berkerjasama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Penelitian ini bekerja sama dengan Program Studi Tadris Bahasa Inggris yang dipimpin oleh Sulaiman, M.Pd., serta dengan dukungan dari Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, yaitu Dr. H. Hermansyah, M.Ag.

Penelitian yang dilakukan oleh James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL. berkaitan dengan “A study into the effectiveness of immersive virtual reality (iVR) and its impact on foreign language public speaking anxiety amongst English language learners studying at university in Indonesia.” Penelitian ini difokuskan pada pemahaman tentang efektivitas realitas virtual yang mendalam (iVR) dan dampaknya terhadap kecemasan berbicara di depan umum dalam bahasa asing, khususnya di kalangan mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa Inggris di universitas di Indonesia.

Dalam upaya mendukung penelitian tersebut, Sulaiman, M.Pd., sebagai ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris di IAIN Pontianak, menyatakan, “Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan James Burnett B.A., MSc TESOL dalam penelitian ini. Topik penelitian yang dipilih sangat relevan dengan perkembangan terkini dalam pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan akademis Indonesia.”

Nanik Shobikah, M.Pd., sekretaris program Tadris Bahasa Inggris, menyampaikan optimisme terhadap manfaat potensial dari penelitian ini. “Memahami dampak iVR pada kecemasan berbicara akan memberikan wawasan berharga untuk metode pengajaran kami. Penting terus menjelajahi metode baru untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif bagi siswa kami,

Militansina,M.Pd., yang menjabat sebagai koordinator, menambahkan, “Kerjasama antara James Burnett, B.A., MSc TESOL dan IAIN Pontianak menciptakan peluang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris melalui pendekatan inovatif menggunakan teknologi iVR. Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan metode pembelajaran di masa mendatang.

Proyek penelitian ini mencerminkan komitmen bersama untuk mendorong inovasi dalam pendidikan bahasa Inggris dan meminimalkan hambatan yang mungkin dihadapi oleh para pembelajar bahasa asing, terutama dalam hal kecemasan berbicara di depan umum. Dengan dukungan penuh dari IAIN Pontianak, James Burnett, B.A., M.Sc., TESOL. diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang penerapan teknologi iVR dalam konteks pembelajaran bahasa di Indonesia.

Penulis: Militansina, M.Pd.