English Translation Workshop: Memperdalam Keterampilan Menerjemahkan Bahasa Inggris

Sebuah English Translation Workshop yang berfokus pada pengembangan keterampilan menerjemahkan bahasa Inggris diadakan dengan kehadiran narasumber berkualitas. Kegiatan ini dikelola oleh ketua tim Segu, MA, dan melibatkan dosen anggota PKM Dr. Istiqomah, MA, serta pakar bahasa Inggris seperti Sulaiman, M.Pd, Nanik Shobikah, M.Pd, dan Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum. Mahasiswa berbakat, Feni Nurhaliza, juga turut terlibat dalam workshop ini.

Narasumber utama, ketua tim Segu, MA, membahas strategi menerjemahkan yang efektif dan prinsip-prinsip dasar dalam English Translation. Beliau menekankan pentingnya memahami konteks dan nuansa bahasa sumber untuk menghasilkan terjemahan yang akurat dan bermakna.

Dosen anggota PKM, Dr. Istiqomah, MA, memberikan wawasan mendalam tentang perkembangan terbaru dalam bidang menerjemahkan. Beliau menyoroti peran teknologi dan sumber daya digital dalam mendukung proses penerjemahan modern.

Para pakar bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd, Nanik Shobikah, M.Pd, dan Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum, memimpin sesi-sesi praktis dan diskusi kelompok. Mahasiswa yang terlibat, seperti Feni Nurhaliza, mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan konsep-konsep yang diajarkan dalam workshop.

Feni Nurhaliza, mahasiswa yang antusias, menyampaikan kesan positifnya terhadap workshop ini. “Saya merasa sangat beruntung dapat belajar langsung dari para ahli dalam bidang menerjemahkan. Workshop ini memberikan saya keterampilan yang sangat berharga,” ungkapnya.

English Translation Workshop ini memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan menerjemahkan bahasa Inggris, baik bagi mahasiswa maupun peserta lainnya. Dengan panduan para narasumber yang berpengalaman, peserta dapat meraih kemajuan signifikan dalam menghadapi tantangan dalam dunia penerjemahan.

Sukseskan Program Merdeka Belajar, Dosen FTIK IAIN Pontianak (Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris) Lulus Pelatih Ahli Sekolah Penggerak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak lulus sebegai Pelatih Ahli Sekolah Penggerak. Adalah Sulaiman, M.Pd. dosen sekaligus Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak berhasil lolos seleksi dari sekitar 17.000 pendaftar. Seleksi yang diselenggarakan dari bulan Mei hingga Oktober 2021 ini diikuti oleh unsur akademisi, praktisi, dan dinas pendidikan. Para peserta yang terpilih akan menjadi Pelatih Ahli yang mendampingi 406 sekolah di seluruh Indonesia.

Program Sekolah Penggerak merupakan program transformasi sekolah yang fokus pada pengembangan sumber daya sekolah, mulai dari siswa, guru, sampai kepala sekolah yang diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan.

Program Merdeka Belajar Episode Ketujuh ini telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim dan turut dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Muhammad Hudori, dan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda pada 1 Februari 2021 lalu sebagai satu di antara program untuk mewujudkan visi transformasi pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adapun rekrutmen ini akan menyaring 600 Pelatih Ahli se-Indonesia dengan kualifikasi terbaik untuk bersama memberikan dampak bagi cita-cita besar pendidikan Indonesia. Pendaftaran dan rekrutmen tahap pertama pelatih ahli program Sekolah Penggerak mulai dibuka pada April hingga Oktober 2021, yang terdiri dari pengisian biodata diri, pengisian esai, dan seleksi administrasi.

Selanjutnya, pada tahap kedua yaitu meliputi simulasi melatih dan wawancara dan mengunggah surat kesehatan dan bimbingan teknis kepada yang lolos seleksi tahap kedua. Tahap terakhir adalah pengumuman dan penetapan hasil seleksi pelatih ahli angkatan pertama pada sekitar September 2021 dan tanda tangan kontrak dan kerjasama serta penyerahan SK dilakukan pada tanggal 12 s.d 14 Oktober 2021 di Hotel Horison Grand Serpong, Tangerang.

Sulaiman amat bersyukur sebagai Pelatih Ahli setelah melewati suka duka mengikuti seleksi. Terlebih, pesertanya hanya sedikit dari unsur dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Bahkan di Kalimantan hanya ia sendiri yang lolos dari PTKIN.

Saya amat bersyukur bisa lulus pada program ini, semoga bisa membuka jalan bagi para dosen PTKIN yang ingin berkontribusi di dunia pendidikan,” ujarnya.

Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. H. Dwi Surya Atmaja, MA, mengucapkan selamat dan sukses kepada Sulaiman yang lolos seleksi dan ikut berpartisipasi dalam mensukseskan pelaksanaan sekolah penggerak. “Dari awal saya sangat mendukung dosen-dosen FTIK untuk berkreasi dan berinovasi di bidang tri dharma perguruan tinggi. Saya harap apa yang dilakukan Sulaiman bisa bermanfaat untuk masyarakat luas,” tutur Dwi.

Sulaiman, M.Pd. (Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris)

Sulaiman yang lulus sebagai pelatih ahli ini menjelaskan, dirinya sangat bersyukur dan senang bisa ikut seleksi dan lolos sebagai Pelatih Ahli di Indonesia. ”Keberhasilan ini juga berkat dukungan dari Rektor IAIN Pontianak dan Dekan FTIK IAIN Pontianak serta seluruh sivitas IAIN Pontianak,” pungkas Sulaiman.

Oleh: Dian KS
Editor: Omar Mukhtar

Menguasai Kemampuan Listening dalam Bahasa Inggris melalui Platform Pembelajaran Online

Dalam era digital, penguasaan kemampuan mendengarkan (listening) dalam bahasa Inggris dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan berbagai platform pembelajaran online yang tersedia. Melalui sumber daya ini, Anda dapat memperdalam pemahaman Anda terhadap pelafalan, intonasi, dan variasi bahasa Inggris. Artikel ini akan memandu Anda melalui beberapa platform yang efektif untuk meningkatkan kemampuan listening Anda.

  1. FluentU: Belajar dengan Materi Autentik
    FluentU adalah platform pembelajaran bahasa yang menggunakan materi autentik, seperti video musik, cuplikan film, berita, dan wawancara. Fitur unik dari FluentU adalah subtitle interaktif yang mendukung pembelajaran. Anda dapat mengklik kata-kata yang sulit dan melihat definisinya serta contoh penggunaannya.
  2. Duolingo Podcasts: Mendengarkan Kisah Nyata
    Duolingo, selain memiliki pelajaran bahasa Inggris yang interaktif, juga menawarkan podcast asli berbahasa Inggris. Podcast ini menceritakan kisah nyata dengan berbagai tingkat kesulitan. Anda dapat mendengarkan cerita-cerita menarik sambil memperdalam pemahaman Anda tentang bahasa Inggris sehari-hari.
  3. BBC Learning English: Berita dan Materi Edukatif
    BBC Learning English menyediakan berita, cerita, dan materi edukatif dalam bentuk audio. Anda dapat memilih berbagai topik yang diminati dan mendengarkan konten dalam berbagai tingkat kesulitan. Ini membantu Anda meningkatkan pemahaman tentang berita dan perkembangan global sambil memperkaya kosakata dan keterampilan listening Anda.
  4. TED Talks: Inspirasi dan Pengetahuan
    Platform TED Talks menyediakan beragam ceramah inspiratif dan pencerahan dalam berbagai topik. Dengan mendengarkan presentasi dari penutur yang ahli dalam bidangnya, Anda dapat memperluas wawasan Anda serta meningkatkan kemampuan mendengarkan dalam bahasa Inggris.
  5. YouTube: Kanal Belajar Listening
    YouTube memiliki berbagai kanal belajar yang mengkhususkan diri dalam meningkatkan kemampuan listening bahasa Inggris. Beberapa kanal menyediakan cuplikan film, dialog percakapan, dan video latihan listening dengan berbagai tingkat kesulitan.
  6. Spotify: Podcasts dan Materi Audio
    Spotify menawarkan beragam podcast dalam bahasa Inggris. Anda dapat mencari podcast sesuai minat Anda, mulai dari hiburan hingga pembahasan topik akademis. Dengarkan podcast ini ketika sedang dalam perjalanan atau melakukan kegiatan lain untuk memanfaatkan waktu dengan efektif.
    Memanfaatkan platform pembelajaran online adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan listening bahasa Inggris. Dengan menggunakan sumber daya seperti FluentU, Duolingo Podcasts, BBC Learning English, TED Talks, YouTube, dan Spotify, Anda dapat memperdalam pemahaman tentang pelafalan, intonasi, dan variasi bahasa Inggris dalam konteks yang beragam. Jangan ragu untuk menjelajahi berbagai platform ini dan merasakan peningkatan nyata dalam kemampuan mendengarkan bahasa Inggris Anda.

Penulis: Militansina, M.Pd.

PPM Berbasis Riset di Kapuas Hulu: Meningkatkan Kapasitas Riset

Sebuah kegiatan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) berbasis riset sukses dilaksanakan di Kabupaten Kapuas Hulu, dengan ketua tim Septian Utut Sugiatno, M.Pd, sebagai pemimpinnya. Dosen anggota PKM Nanik Shobikah, M.Pd, dan mahasiswa berbakat seperti Feni Nurhaliza, turut terlibat aktif dalam kegiatan ini, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas riset di kalangan peserta.

Ketua tim, Septian Utut Sugiatno, M.Pd, membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya pengabdian masyarakat yang berbasis riset untuk mendukung pembangunan daerah. “Riset memiliki peran sentral dalam mencari solusi dan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan masyarakat,” ungkapnya.

Dosen anggota PKM, Nanik Shobikah, M.Pd, menyajikan materi mengenai strategi dan metodologi riset yang efektif dalam konteks pengabdian masyarakat. Beliau juga memberikan pandangan mendalam tentang penerapan hasil riset untuk memberikan solusi nyata bagi masyarakat.

Mahasiswa yang terlibat, Feni Nurhaliza, secara aktif berpartisipasi dalam proses riset, melakukan survei lapangan, dan menganalisis data. “Keterlibatan mahasiswa dalam PPM ini bukan hanya sebagai pendukung, tetapi sebagai agen perubahan yang ikut terlibat dalam merumuskan solusi yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Kegiatan ini melibatkan para peserta dalam serangkaian workshop, diskusi, dan kegiatan lapangan untuk mendukung penelitian dan pengembangan solusi yang berbasis riset. Dengan kolaborasi antara ketua tim, dosen, dan mahasiswa, diharapkan hasil riset ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Kapuas Hulu

Seminar Kurikulum Merdeka dan AKMI di Kemenag Bulukumba: Menggali Potensi Pendidikan

Kementerian Agama Kabupaten Bulukumba menggelar seminar dengan fokus pada penerapan Kurikulum Merdeka dan AKMI (Adiwiyata, Keluarga, Madrasah, dan Industri) sebagai strategi untuk menggali potensi pendidikan di daerah tersebut. Seminar ini dihadiri oleh Ketua Tim Sulaiman, M.Pd, dan dosen anggota PKM Oki Anggara, M.Si, yang berbagi wawasan dan pandangan tentang penguatan kurikulum di lembaga pendidikan.

Ketua Tim Sulaiman, M.Pd, dalam sambutannya, menekankan pentingnya inovasi kurikulum untuk menciptakan lingkungan belajar yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa. “Kurikulum Merdeka dan AKMI memberikan landasan untuk pendidikan yang lebih berdaya saing dan relevan,” ujarnya.

Dosen anggota PKM Oki Anggara, M.Si, memaparkan konsep dan manfaat penerapan Kurikulum Merdeka dan AKMI. Beliau menggarisbawahi integrasi antara aspek Adiwiyata, keluarga, madrasah, dan industri sebagai cara holistik untuk memajukan kualitas pendidikan di daerah.

Peserta seminar, yang terdiri dari guru, kepala madrasah, dan pihak terkait pendidikan, aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan diskusi kelompok. Mereka berkesempatan untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan pandangan langsung dari narasumber tentang implementasi konsep-konsep tersebut.

”Seminar ini menjadi langkah awal untuk membangun komitmen bersama dalam mengembangkan kurikulum yang mampu menciptakan siswa yang kompeten dan memiliki karakter unggul,” ungkap Dosen Anggota PKM Oki Anggara, M.Si.

Seminar Kurikulum Merdeka dan AKMI di Kemenag Bulukumba diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam dan memotivasi para pendidik untuk terlibat aktif dalam pengembangan kurikulum yang berorientasi pada keberlanjutan dan kemajuan pendidikan.

English Public Speaking: Meningkatkan Kemampuan Berbicara di Depan Umum

Sebuah pelatihan English Public Speaking yang menarik diadakan dengan kehadiran narasumber unggul, Sulaiman, M.Pd, dan dosen anggota PKM Nanik Shobikah, M.Pd. Kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa penuh semangat, seperti Feni Nurhaliza, Nurhasani, Yuni Safitri, dan Egi Dian Fitri, yang berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum dalam bahasa Inggris.

Narasumber utama, Sulaiman, M.Pd, membahas teknik-teknik efektif dalam public speaking, terutama dalam konteks berbahasa Inggris. Beliau menyoroti pentingnya ekspresi diri, kejelasan pesan, dan penggunaan bahasa yang tepat untuk menciptakan dampak yang kuat pada pendengar.

Dosen anggota PKM Nanik Shobikah, M.Pd, melibatkan peserta dalam berbagai latihan praktis dan simulasi untuk mengasah keterampilan berbicara mereka. “Melalui pelatihan ini, kita tidak hanya meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris, tetapi juga mengembangkan rasa percaya diri yang diperlukan dalam berkomunikasi di muka umum,” ungkapnya.

Mahasiswa yang terlibat, Feni Nurhaliza, Nurhasani, Yuni Safitri, dan Egi Dian Fitri, menyambut positif kegiatan ini. Mereka aktif berpartisipasi dalam setiap sesi, berani menghadapi tantangan, dan memberikan umpan balik konstruktif kepada sesama peserta.

”Pelatihan ini memberikan kami wawasan yang berharga dan kesempatan untuk melatih kemampuan berbicara kami dalam bahasa Inggris secara praktis,” ujar Feni Nurhaliza.

Kegiatan ini tidak hanya membantu peserta untuk mengasah keterampilan berbicara mereka, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan diri. Dengan semangat yang tinggi, mereka bersama-sama merayakan pencapaian dalam mengatasi tantangan berbicara di depan umum.

Sekolah Literasi Nasional se-Kalimantan Barat: Mengukir Prestasi melalui Program Organisasi Penggerak

Dalam rangka memajukan literasi di tingkat nasional, program Organisasi Penggerak menginisiasi kegiatan Sekolah Literasi Nasional yang melibatkan sejumlah sekolah di Kalimantan Barat. Kegiatan ini dipimpin oleh ketua tim Nanik Shobikah, M.Pd, dengan dukungan dosen ahli Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum, dan partisipasi aktif mahasiswa, seperti Suci Rahmadayanti.

Ketua tim Nanik Shobikah, M.Pd, dalam sambutannya, menekankan pentingnya meningkatkan literasi sebagai landasan utama dalam pembangunan pendidikan. “Melalui Sekolah Literasi Nasional, kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya cakap dalam membaca dan menulis, tetapi juga mampu mengaplikasikan literasi dalam berbagai konteks kehidupan,” katanya.

Dosen ahli Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum, membawakan sesi utama dengan mengupas strategi dan metode pengajaran literasi yang inovatif. Beliau menyoroti peran guru dan sekolah sebagai pilar utama dalam membentuk kebiasaan literasi siswa.

Suci Rahmadayanti, mahasiswa yang turut terlibat dalam kegiatan ini, menyampaikan pengalaman dan proyek yang dilaksanakan di sekolah-sekolah lokal. “Sekolah Literasi Nasional bukan hanya tentang meningkatkan kemampuan membaca, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menjadi penulis dan peneliti muda,” ungkapnya.

Kegiatan ini mencakup berbagai workshop, diskusi panel, dan pameran karya siswa untuk memperlihatkan hasil pembelajaran literasi di sekolah-sekolah. Sekolah Literasi Nasional di Kalimantan Barat diharapkan dapat menjadi model inspiratif bagi sekolah-sekolah lainnya di Indonesia untuk meningkatkan tingkat literasi dan membentuk generasi yang memiliki keterampilan membaca dan menulis yang unggul.

Title: Cultural Sensitivity in English Language Teaching: Building Global Competence

In an increasingly interconnected world, English language teaching is evolving to encompass more than just language proficiency. Cultural sensitivity has become an integral part of English language instruction, aimed at preparing students for effective communication and understanding across diverse cultures.

English, as a global lingua franca, is spoken by people from different cultural backgrounds. English language teachers are recognizing the importance of teaching their students not just the language but also the cultural context in which it is used. Here, we explore the growing significance of cultural sensitivity in English language teaching.

One of the key aspects of cultural sensitivity in English teaching is the integration of cultural content into the curriculum. This includes teaching not only the language but also the customs, traditions, and social norms of English-speaking countries. Understanding cultural references and nuances in language is crucial for effective communication.

Language educators are encouraging students to explore the cultural dimensions of English through literature, films, and music. These mediums provide insights into the history, values, and lifestyles of English-speaking societies. Analyzing cultural artifacts fosters a deeper connection with the language and enhances cultural awareness.

Furthermore, language teachers are emphasizing the importance of intercultural communication. They create opportunities for students to engage in cross-cultural dialogues, either with native English speakers or with peers from different countries. These exchanges help students develop a more profound understanding of the diverse perspectives and communication styles they may encounter in real-life situations.

Inclusive teaching practices are also on the rise. English language instructors are adapting their methods to accommodate students from various cultural backgrounds. They create a supportive and respectful learning environment that recognizes the diverse experiences and viewpoints of students, promoting inclusivity and respect.

Global citizenship education is increasingly being incorporated into language curricula. This education emphasizes values like empathy, open-mindedness, and the ability to work collaboratively in an international context. By nurturing these skills, English language teachers are helping students become global citizens who can engage effectively in a multicultural world.

Cultural sensitivity is not only about preparing students to interact with native English speakers but also about equipping them with the skills and knowledge to communicate with people from all walks of life. In this sense, English language teaching is evolving to build global competence, which is essential in today’s interconnected and diverse world.

In conclusion, the inclusion of cultural sensitivity in English language teaching is a vital step in preparing students to be effective communicators and global citizens. This evolution in language education not only enhances language skills but also fosters a deeper appreciation of diverse cultures, enabling students to thrive in an increasingly multicultural and globalized society.

Penulis : Nur Rahmiani M.Pd.

Seminar “Learning English Through Local Culture” di Perguruan Mathlaul Anwar: Memperkaya Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Kearifan Lokal

Pada sebuah seminar yang digelar di Perguruan Mathlaul Anwar, tantangan pembelajaran bahasa Inggris dihadapi dengan cara yang inovatif melalui tema “Learning English Through Local Culture.” Narasumber terhormat, Drs. H. Momon Salmon, M.Pd, dan Militansina, M.Pd, memimpin diskusi yang menginspirasi para peserta untuk menyelami bahasa Inggris melalui kearifan lokal.

Drs. H. Momon Salmon, M.Pd, membuka seminar dengan merinci pentingnya mengintegrasikan budaya lokal dalam pembelajaran bahasa Inggris. Beliau menyoroti bagaimana penggunaan cerita rakyat, tradisi, dan nilai-nilai lokal dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.

Militansina, M.Pd, melanjutkan dengan membahas strategi dan metode untuk mengintegrasikan unsur budaya lokal dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan memberikan contoh konkret, beliau mengilustrasikan bagaimana guru dan mahasiswa dapat bekerja sama dalam menciptakan pengalaman belajar yang autentik dan bermakna.

Para mahasiswa yang ikut terlibat, seperti Egi Dian Fitri, Wiwin Kurnia, Budi Pangestu, Aura Abidah, Jelkarisa, Feni Nurhaliza, Efyu Rahmah Shalihah, dan Pitriyeh, turut memperkaya seminar dengan pengalaman dan pandangan mereka. Mereka berbagi cerita tentang bagaimana pembelajaran bahasa Inggris yang terkait dengan budaya lokal dapat membangun koneksi yang lebih dalam dan relevan.

Efi Dian Fitri, salah satu mahasiswa, menyampaikan kesan positifnya, “Seminar ini memberikan perspektif baru. Saya merasa lebih termotivasi untuk menjadikan bahasa Inggris sebagai alat untuk menghargai dan memahami budaya lokal kita.”

Seminar “Learning English Through Local Culture” di Perguruan Mathlaul Anwar bukan hanya merambah ke dalam aspek linguistik, tetapi juga membuka peluang untuk menjalin hubungan emosional dengan bahasa Inggris melalui akar budaya yang kuat. Inisiatif semacam ini membawa semangat pembelajaran yang berkelanjutan dan merangsang rasa keingintahuan siswa dalam menggali kekayaan budaya lokal mereka.

Effective Strategies for Teaching English as a Second Language

In a world where communication knows no borders, the demand for English as a second language (ESL) education is greater than ever. ESL teachers worldwide are embracing effective strategies to ensure that their students not only learn English but also thrive in their multicultural and multilingual environments.

One of the foundational principles of effective ESL teaching is individualization. Recognizing that each learner comes with unique strengths and challenges, educators tailor their instruction to meet the specific needs of their students. This approach acknowledges that language acquisition is a highly personal journey and that one size does not fit all.

A crucial aspect of successful ESL teaching is creating a supportive and inclusive classroom environment. Teachers foster an atmosphere where students feel comfortable using English, encouraging them to speak, read, write, and listen in the language. Building a sense of community and belonging is vital for boosting confidence and language development.

Engaging content is another key component of effective ESL instruction. Modern ESL materials incorporate real-world topics, current events, and culturally relevant content. This makes learning not just educational but also enjoyable, allowing students to connect language skills to their daily lives.

Furthermore, the integration of technology is revolutionizing ESL education. Online platforms, interactive apps, and video conferencing tools enable learners to practice English in a variety of engaging ways. These digital resources extend the classroom beyond its physical boundaries, allowing for flexible and accessible learning.

Assessment practices have also evolved, moving away from traditional exams and focusing on performance-based evaluation. Projects, presentations, and real-life language tasks help teachers assess students’ practical language skills and their ability to communicate effectively.

Incorporating multicultural perspectives into ESL curricula is another important aspect of teaching in our globalized world. ESL educators emphasize cultural awareness and sensitivity, preparing students to navigate diverse environments and embrace the rich tapestry of cultures they will encounter.

In summary, effective strategies for teaching English as a second language encompass personalized instruction, inclusive classrooms, engaging content, technological integration, modern assessment methods, and cultural awareness. By embracing these strategies, ESL teachers are equipping their students with the language skills and cultural competence they need to thrive in our interconnected world.

Penulis : Vibry Andina Nurhidayah Hum.