Dosen Prodi TBI dan Alumni FTIK Raih Artikel Terbaik III dalam Call For Papers Jurnal Khatulistiwa

(Pontianak 29/02 ftik.iainptk.ac.id) Dosen Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak, Primatashah Desvira Dizza, M.Pd. bersama Alumni FTIK IAIN Pontianak, Fathaniah, M.Pd. terpilih sebagai Artikel Terbaik Ketiga pada kegiatan Call for Paper Jurnal Khatulistiwa yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak. Kepastian penghargaan ini diperoleh pada 28 September 2022. Artikel tersebut berjudul “The Role of H. Wan Mohd. Shaghir Abdullah in Islamic Education in West Kalimantan”.

Menurut Fathaniah, M.Pd selaku penulis pertama, artikel ini merupakan hasil penelitian yang tujuannya untuk mendeskripsikan peran H. Wan Mohd. Shaghir Abdullah saat melakukan perjalanan hidupnya di Mempawah, Kalimantan Barat. Fokus dari penelitian ini adalah perannya dari segi pendidikan, ilmiah, sosial, dan akhlak. H. Wan Mohd. Shaghir Abdullah ulama dari keluarga besar Patani yang aslinya tinggal di Malaysia. Ada beberapa kesimpulan dari penelitian ini. Dari aspek pendidikan, beliau adalah tokoh yang telah berperan dalam mendirikan sekolah modern pertama di Mempawah yaitu Pondok Pesantren Al-Fathaanah. Dari aspek ilmiah, Beliau berpengaruh besar karena banyaknya tulisan-tulisan beliau yang sangat bermanfaat terutama tentang tokoh-tokoh Islam di Indonesia yang belum terlalu diketahui khalayak ramai dan juga membuat buku-buku yang digunakan untuk murid-muridnya di pesantren dan Majelis Ta’lim. Dari aspek sosial, beliau telah memberikan seluruh penghasilannya dari penjualan buku untuk keperluan pondok pesantren dan juga kebutuhan sehari-hari murid-muridnya.

Tidak hanya itu, beliau memiliki sikap yang baik dalam bersosialisasi kepada siapapun. Beliau juga tidak pernah meminta bayaran dari kegiatan dakwah yang dilakukannya. Semua yang dilakukan semata-mata hanya mengharapkan ridho Allah SWT.  Dari segi akhlak, beliau sangat dikenal dengan memiliki akhlakul karimah. Hal itu dapat dilihat dari kesehariannya. Sehingga murid-murid dan warga di sekitar mendapatkan contoh yang baik darinya.

Primatashah Desvira Dizza, M.Pd selaku penulis kedua mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan terima kasihnya kepada LP2M IAIN Pontianak yang telah bekerja secara maksimal mulai dari pendaftaran hingga pengumuman artikel terbaik. Ia juga berterima kasih kepada para reviewer yang telah objektif menilai setiap artikel yang ada “Penghargaan ini kami jadikan sebagai motivasi untuk berbuat lebih baik lagi. Tentu apa yang kami raih hari ini tak lepas dari peran guru-guru dan dosen-dosen kami yang senantiasa memberi masukan maupun saran demi terwujudnya karya yang maksimal. Selanjutnya kami tidak akan berpuas diri, karena masih banyak hal yang perlu kami perbaiki dan pelajari terkait artikel jurnal ini,” terangnya.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Pendampingan Sekolah Penggerak Tahun 2022: Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Dalam rangka mendorong sekolah-sekolah untuk menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan, kegiatan Pendampingan Sekolah Penggerak Tahun 2022 digelar dengan menghadirkan Ketua Tim Sulaiman, M.Pd, seorang pakar bahasa Inggris, serta dosen anggota PKM Oki Anggara, M.Si.

Ketua Tim Sulaiman membawakan sesi utama dengan membahas strategi dan inovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah penggerak. Beliau menyoroti pentingnya penerapan pendekatan berbasis kompetensi dan penggunaan teknologi sebagai alat pembelajaran yang efektif.

Dosen ahli bahasa Inggris, Oki Anggara, M.Si, memberikan wawasan mendalam tentang pendekatan pembelajaran bahasa Inggris yang dapat memotivasi siswa dan meningkatkan daya serap materi. Beliau juga membagikan pengalaman dalam pengembangan materi ajar yang relevan dan menarik.

Selain sesi presentasi, kegiatan ini melibatkan interaksi langsung antara narasumber dan peserta. Para pendidik diajak untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman seputar implementasi konsep-konsep baru dalam pembelajaran di sekolah masing-masing.

”Melalui Pendampingan Sekolah Penggerak, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, inovatif, dan responsif terhadap perkembangan pendidikan global,” ungkap Ketua Tim Sulaiman.

Harapannya, kegiatan ini akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat sekolah, menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, dan memberikan bekal yang kuat bagi siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Inclusive Practices in English Teaching: Meeting Diverse Learning Needs

Penulis : Dr. Istiqamah Malik, MA

In the ever-evolving landscape of education, the importance of inclusive practices in English teaching is gaining prominence. English language educators are acknowledging the diversity of their students and embracing strategies that cater to a wide range of learning needs and abilities.

Inclusive practices in English teaching aim to create learning environments where every student, regardless of their background, abilities, or learning styles, can thrive. Here are some key elements of this trend:

1. Differentiated Instruction: Educators are tailoring their teaching methods to meet the varied needs of students. This may involve providing different levels of difficulty for assignments, offering alternative ways to demonstrate understanding, or giving students choices in how they learn.

2. Culturally Responsive Teaching: Recognizing that English learners come from diverse cultural backgrounds, educators are incorporating materials and approaches that reflect the cultures and experiences of their students. This not only makes learning more relatable but also fosters a sense of inclusion.

3. Universal Design for Learning (UDL): UDL principles advocate for creating lessons and materials that are accessible to all students. This may involve providing text-to-speech options, captions for videos, and other accommodations to ensure that every student can engage with the content.

4. Collaboration and Co-Teaching: Inclusive classrooms often involve collaboration between teachers, specialists, and support staff. This approach allows educators to work together to meet the diverse needs of students, whether they require additional language support or have specific learning challenges.

5. Flexibility in Assessment: Inclusive practices extend to assessment methods. Educators are providing options for students to showcase their knowledge in various ways, ensuring that assessments are fair and equitable for all.

6. Support for English Language Learners (ELLs): Recognizing that ELLs come with unique language needs, educators are providing additional support through targeted interventions, language assistance, and culturally relevant resources.

7. Social and Emotional Learning (SEL): Inclusive practices prioritize students’ social and emotional well-being. Educators are incorporating SEL into their lessons, helping students develop essential life skills alongside language skills.

8. Individualized Education Plans (IEPs) and 504 Plans: Educators are closely collaborating with students who have IEPs and 504 Plans to ensure that their specific accommodations and modifications are met.

Inclusive practices not only benefit students with diverse learning needs but also create a more enriching and supportive learning environment for all students. When every learner feels included and supported, it fosters a sense of belonging and increases their motivation to engage with the learning process.

In conclusion, inclusive practices in English teaching represent a shift towards embracing the diversity of learners and creating environments that accommodate a wide range of needs. By incorporating differentiated instruction, culturally responsive teaching, UDL, and flexible assessment methods, educators are working to ensure that every student, regardless of their background or abilities, has an equal opportunity to excel in English language education.

Penulis : Dr. Istiqamah Malik, MA

Engaging ESL Students: Creative Classroom Activities for English Teachers

In the dynamic world of English as a Second Language (ESL) education, engaging students is a fundamental challenge that dedicated educators are meeting with creative and innovative classroom activities. These activities not only make learning enjoyable but also help ESL students build language proficiency more effectively.

One of the key strategies is incorporating gamification into the ESL classroom. Educators are turning to game-based learning to make language acquisition more engaging. This approach involves using board games, word puzzles, and digital apps to teach English vocabulary, grammar, and conversation skills. These activities foster healthy competition and create a positive learning environment.

Storytelling is another powerful tool that English teachers are leveraging. ESL students are encouraged to create and share their stories, whether through written narratives or spoken tales. This not only hones their language skills but also sparks their creativity and self-expression. Storytelling activities allow students to relate personally to the language and, in turn, become more engaged in the learning process.

Incorporating music and song lyrics is a popular method for teaching English through rhythm and melody. Lyrics often contain rich vocabulary and can be used to teach grammar and pronunciation in an enjoyable way. Students can sing along, analyze song lyrics, and even create their own music-inspired projects, enhancing their language skills through music.

Real-world simulations are gaining traction in ESL classrooms. Students engage in role plays and simulations of everyday situations, such as shopping, ordering food at a restaurant, or interviewing for a job. These activities provide practical language use, preparing students for real-life interactions and boosting their confidence in using English.

Language exchange programs are another creative approach. ESL students connect with native English speakers or speakers of other languages. This reciprocal learning experience allows for language practice and cultural exchange, enriching students’ understanding of the language and its cultural context.

English teachers are also embracing technology to engage students. Virtual field trips, video conferences with English speakers from around the world, and online language exchange platforms are enhancing students’ language experiences and exposing them to authentic language us.

In conclusion, ESL educators are embracing creative and engaging classroom activities to make language learning a dynamic and enjoyable process. These innovative approaches not only build language proficiency but also inspire a love for the English language. As the ESL teaching landscape continues to evolve, these creative strategies promise to play a pivotal role in shaping the future of language education.

Penulis : Nur Rahmiani M.Pd

Meningkatkan Kemampuan Berbicara dalam Bahasa Inggris melalui Interaksi dengan Orang Luar Negeri via Platform Berinteraksi

Kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris memiliki peran sentral dalam penguasaan bahasa. Namun, seringkali tantangan muncul saat mencari kesempatan untuk berlatih berbicara secara langsung, terutama bila tidak ada akses langsung kepada penutur asli bahasa Inggris. Beruntungnya, era teknologi telah memberikan kita akses ke beragam platform daring yang memungkinkan kita berinteraksi dengan individu luar negeri, membantu mengasah kemampuan berbicara bahasa Inggris dalam suasana yang nyata dan efektif.

  1. HelloTalk: Menjalin Percakapan Langsung dengan Penutur Asli
    HelloTalk menjadi jembatan bagi Anda untuk berkomunikasi secara langsung dengan penutur asli bahasa Inggris dari berbagai belahan dunia. Anda dapat berbincang, bertukar pesan, dan berbagi informasi dengan mereka. Kelebihan utamanya adalah Anda belajar dalam konteks kehidupan sehari-hari, berbicara tentang berbagai topik, serta menerima koreksi dan umpan balik langsung dari penutur asli.
  2. Tandem: Kemitraan Dalam Pembelajaran Bahasa
    Tandem adalah platform di mana Anda dapat menemukan partner belajar dari berbagai negara. Anda dapat berbicara dengan mereka melalui panggilan suara atau video, serta melatih keterampilan berbicara dan menerima koreksi yang berguna. Ini juga memungkinkan Anda untuk saling berbagi tentang budaya dan kehidupan sehari-hari, yang akan memberi pengalaman belajar yang lebih kaya.
  3. Speaky: Praktik Percakapan Melalui Interaksi Beragam
    Platform Speaky menghubungkan Anda dengan penutur asli bahasa Inggris serta pembelajar dari berbagai belahan dunia. Anda bisa memulai percakapan dengan mereka melalui obrolan teks, suara, atau panggilan video. Ini memberikan kesempatan untuk berlatih berbicara dalam suasana santai dan bersahabat.
  4. ConversationExchange: Pertukaran Bahasa Dalam Jaringan
    Platform ini menghubungkan orang yang ingin mempelajari bahasa dengan mereka yang ingin mempelajari bahasa lain. Anda dapat menemukan partner belajar dari berbagai negara, dan bersama-sama dapat berbicara dalam bahasa yang Anda ingin kuasai. Ini adalah metode efektif untuk mempraktikkan berbicara dalam bahasa Inggris secara berkelanjutan.
  5. Reddit: Komunitas Berbicara dalam Bahasa Inggris
    Reddit memiliki berbagai komunitas atau subreddit yang ditujukan untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Anda dapat berpartisipasi dalam diskusi, berbagi pandangan, dan berkomunikasi dengan individu dari latar belakang yang beragam. Ini menjadi cara santai dan tidak formal untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris.
    Mengasah kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris menjadi lebih menarik dan efektif saat Anda memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan penutur asli dan pembelajar dari berbagai belahan dunia. Melalui platform seperti HelloTalk, Tandem, Speaky, ConversationExchange, serta komunitas Reddit, Anda dapat mempraktikkan kemampuan berbicara bahasa Inggris dalam konteks yang nyata. Ingatlah bahwa belajar bahasa Inggris adalah perjalanan yang memerlukan konsistensi dan dedikasi, tetapi dengan upaya yang berkesinambungan, Anda akan melihat kemajuan yang signifikan dalam kemampuan berbicara Anda.

Penulis: Militansina, M.Pd.

Dosen TBI FTIK Mendapatkan Penghargaan sebagai Alumni Inspiratif Tahun 2022

Bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-77, Ikatan Alumni UPI Komisariat FPIPS secara resmi mengumumkan sejumlah alumni FPIPS sebagai Alumni Inspiratif tahun 2022. Mereka terdiri dari tujuh belas orang dari berbagai kategori. Salah satu dari tujuh belas orang tersebut adalah Dosen Tadris Bahasa Inggris, FTIK IAIN Pontianak yaitu Oki Anggara, M.Si.

Menurut Ketua IKA UPI Komisariat FPIPS, Cecep Darmawan penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi. “Melalui momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-77 ini kita beri piagam penghargaan pada sejumlah alumni FPIPS yang dipandang inspiratif sesuai bidangnya,” ujarnya. Ia menambahkan sekecil apapun prestasi alumni layak dihargai. Terutama alumni yang memiliki dedikasi, karya, dan pengabdian di berbagai bidang.

Sekretaris IKA UPI Komisariat FPIPS, Deni Kurniawan As’ari mengemukakan penjaringan alumni inspiratif dilakukan secara aktif. “Alumni yang berminat diberi kesempatan untuk mendaftarkan diri melalui google form dengan melampirkan sejumlah berkas yang mendukung,” terang Deni. Deni juga berterimakasih kepada seluruh peserta yang sudah mengikuti ajang ini yang dilaksanakan untuk pertama kalinya. “Mohon maaf kali ini pengahargaan baru berupa piagam, semoga di tahun mendatang dapat dilengkapi hadiah lainnya” pungkasnya.

Setelah melalui proses pemeriksaan dan penilaian ditetapkan ada 17 alumni FPIPS inspiratif tahun 2022 yang meliputi kategori pendidikan, literasi, entrepreneurship, muda berprestasi, pemerintahan, dan Inovasi dan Kreativitas.

Adapun alumni FPIPS untuk Kategori Pendidikan:

  • Terbaik I diraih oleh Sabarudin, M.Pd.
  • Terbaik II diraih oleh Tini Sugiartini, M.Pd.

Pada Kategori Literasi:

  • Terbaik I diraih oleh Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.
  • Terbaik II diraih oleh Muhammad Rizki Ramdhan, S.Sos., M.Si.

Kategori Entrepreneurship:

  • Terbaik I diraih oleh pada Mila Zahara, M.Pd.
  • Terbaik II diraih oleh Trisno, S.Pd., M.M.
  • Terbaik III diperoleh Gilang Satria Dirgantara, S.Pd.

Kategori Muda Berprestasi:

  • Terbaik I, diraih oleh Derry Nodyanto, M.Pd.
  • Terbaik II, diraih oleh Harni Marisa, S.Pd., M.M.
  • Terbaik III, diraih oleh Agil Nanggala, M.Pd.
  • Juara Harapan I diraih oleh Fadila Rahmatunnisa,S.Pd.
  • Juara Harapan II diraih oleh Oki Anggara, S.Pd., M.Si.
  • Juara Harapan III diraih oleh Adhimas Dwijatama Maktiyana S.Pd., M.I.Pol.

Kategori Pemerintahan:

  • Terbaik I diraih oleh Dr. Drs. H.R. Iip Hidajat, M.Pd.
  • Terbaik II diraihdan Sri Juli Rahayu, S.Pd., M.Si.

Kategori Inovasi dan Kreativitas:

  • Terbaik I diraih oleh Dr. Ida Rohayani, M.Pd.
  • Terbaik II diraih oleh Agam Muhamad Syahril, S.Pd.

Dengan diraihnya penghargaan ini semoga mahasiswa Tadris Bahasa Inggris terinspirasi dan termotivasi untuk terus belajar dan berkarya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Innovative Approaches to Teaching English as a Second Language

In a rapidly evolving educational landscape, English language instruction has seen a significant transformation. Innovative approaches to teaching English as a second language are taking center stage in classrooms around the world. These approaches not only make learning English more engaging but also cater to the diverse needs of learners.

One of the key factors contributing to this shift is technology. Digital tools and platforms have become an integral part of language instruction. Online language learning apps, interactive software, and virtual classrooms are revolutionizing the way English is taught. These tools provide students with a more immersive and interactive learning experience, enabling them to practice their language skills in real-world contexts.

Furthermore, communicative language teaching, a methodology that emphasizes practical communication over traditional rote learning, is gaining ground. It encourages students to engage in authentic conversations, role plays, and real-life scenarios, making language learning more relevant and enjoyable.

Cultural sensitivity is another essential component of modern English language instruction. Educators are integrating cultural elements into their lessons to help students understand the nuances of language within a broader cultural context. This fosters cross-cultural competence, a valuable skill in today’s globalized world.

Incorporating project-based learning and gamification strategies has also proven effective in making English language instruction more enjoyable. Students work on projects and activities that require them to use English in practical ways, fostering a deeper understanding of the language.

These innovative approaches to teaching English are not only improving language proficiency but also boosting learners’ confidence and motivation. As educators continue to embrace these methods, the future of English language instruction appears bright, offering students a richer and more dynamic learning experience.

Penulis : Nanik Shobikah M.Pd

Pendampingan Pembelajaran Speaking Dengan Artificial Intelligence (AI)

Kelompok studi “Militansina” yang dipimpin oleh Ketua tim, Militansina, M.Pd, menyelenggarakan kegiatan inovatif berjudul “Narasumber Pendampingan Pembelajaran Speaking Dengan Artificial Intelligence (AI).” Acara ini bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam pembelajaran bahasa, khususnya kemampuan berbicara (speaking).

Dalam acara tersebut, Primatasha Desvira Dizza, M.Pd, seorang dosen anggota PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam mengembangkan metode pembelajaran speaking dengan memanfaatkan teknologi AI. Ia menjelaskan bagaimana pendekatan ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa secara efektif.

Tidak hanya dari kalangan akademisi, acara ini juga melibatkan mahasiswa aktif, seperti Feni Nurhaliza, Nurhasani, Yuni Safitri, dan Egi Dian Fitri. Mereka berbagi pengalaman menggunakan teknologi AI dalam proses pembelajaran mereka. 

Pertukaran ide antara narasumber dan peserta yang hadir menciptakan lingkungan yang dinamis. Diskusi pun berkembang seputar potensi dan tantangan dalam mengadopsi teknologi AI dalam pembelajaran bahasa.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi perkembangan teknologi dengan keterampilan berbahasa yang handal dan beradaptasi.

Lebih Dekat Dengan Masyarakat, Kegiatan Tadris Bahasa Inggris Mengabdi di Desa Kubu Resmi Dibuka!

Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris IAIN Pontianak telah melaksanakan acara pembukaan untuk kegiatan Tadris Bahasa Inggris Mengabdi di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada hari Senin, 2 Agustus 2022.

Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris memulai keberangkatan pada pagi hari Senin, 2 Agustus 2022 dari kampus IAIN Pontianak sekaligus dilaksanakan pelepasan oleh Bapak Sulaiman, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris. Beliau berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan kegiatan ini sebagai bentuk promosi dan timbal balik untuk masyarakat agar Program Studi Tadris Bahasa Inggris bisa dikenal dan lebih dekat dengan  masyarakat luas. Mahasiswa  yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 31 orang yaitu Chanaanatul Fauziah, Mayani, Muhammad Tegar Saputra, Aisha Rafira, Ashila Dwi Farida, Marthasheila, Nabil Iman Akbari, Hafidz Fakhrurrazi, Dian Kumala Sari, Marisa Sulastri, Imelia Putri, Kevin,  Ananda Maharani, Ulfay Lisdia, Ningrum, Fioni Amelia, Maryati, Cici Paramida, Sisilia Dea Ratnantika, Aminatun Dinnia, Firman Asshabur, Nurasnia, Vony Indriyani, Muhammad Dzaky Alghifari, Nur Seliyana Avriani, Titik Lestari, Yessi Tri Oktivasari, M Ferdinan Ahadi, Masayu Ratu, Resti Safitri, Indah, dan Lini Nurfitri.

Kegiatan yang akan berlangsung 3 hari itu mengusung Tema “Berbagi Ilmu Untuk Negeri”. Acara pembukaan digelar di Balai Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat yang dilaksanakan pada sore hari. Kegiatan dilaksanakan dengan kondusif selama kegiatan berlangsung.

Bapak Iskandar (Sekretaris Desa) yang mewakili Bapak Hermansyah selaku Kepala Desa Kubu menyampaikan pesan dan harapannya kepada mahasiswa yang akan mengabdi. “Saya sebagai wakil dari Kepala Desa Kubu serta Staff Desa sekaligus masyarakat Desa Kubu menyambut baik kehadiran adik-adik mahasiswaku yang telah sudi hadir di desa kami, jadi kami tidak bisa berbuat banyak, mungkin adik-adik sendiri yang menggali apa kekurangan desa kami”.

Kevin, salah satu mahasiswa Tadris Bahasa Inggris mewakili Dr. Hariansyah, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan untuk menyerahkan 31 Mahasiswa kepada Kepala Desa untuk ditugaskan mengabdi di Desa Kubu  dari tanggal 2-4 Agustus 2022.

Program ini merupakan integrasi Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dg riset dan pengabdian masyarakat. Program yang didesain oleh Dr. Hariansyah, M.Si ini dimaksudkan utk mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat sedini mungkin. Interaksi yg akan memantik sinergitas antara mahasiswa dengan masyarakat sehingga dapat saling belajar. Hal ini dinyatakan oleh Bapak Dr. Hariansyah, M.Si. pada saat memberikan pengarahan kepada mahasiswa di Posko Kubu beberapa hari yg lalu.

Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan pengabdian mahasiswa Tadris Bahasa Inggris (TBI) FTIK IAIN Pontianak. Ikut serta pula mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 4 kelas dan Program Studi Psikologi Islam (PI) sebanyak 3 kelas.

Selain agenda pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa pengabdian Mata Kuliah Psikologi Pendidikan juga mengadakan serangkaian kegiatan, seperti praktek mengajar Mapel Bahasa Inggris, riset sosial dan bhakti masyarakat.

Penulis : Cici Paramida

Editor : Nanik Shobikah, M.Pd.

LOMBA INOVASI PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS MAHASISWA NASIONAL (LIP-KMN) TAHUN 2022

Tahun 2022, FKIP Universitas Terbuka akan kembali melaksanakan kegiatan Lomba Inovasi Pembelajaran dan Kreativitas Mahasiswa Nasional (LIP-KMN) Tahun 2022. Pada tahun ini tema kegiatan yang diambil adalah “Merdeka Belajar Menuju Generasi Emas 2025”.

Pendaftaran kegiatan yang dimulai dari tanggal 22 Juli ini akan memperlombakan dua belas mata lomba, meliputi: (1) program pembinaan karakter, (2) teach-tuber, (3) fotografi aktivitas pembelajaran, (4) seni dalam pembelajaran, (5) permainan tradisional untuk pembelajran, (6) pembelajaran/assesmen inovatif, (7) fun science, (8) media pembelajaran kreatif, (9) teacherpreuner, (10) aplikasi pembelajaran, (11) go green learning, (12) tagline FKIP (khusus mahasiswa FKIP-UT)

Untuk informasi lebih lanjut dapat klik di sini: LIP-KMN 2022