Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tadris Bahasa Inggris (TBI) menggelar event Toward Unity in Bonding 2024. Event yang disingkat TRENDING tersebut dilaksanakan di Alam Ndeso, Rasau Jaya selama dua hari di akhir pekan kedua bulan Oktober (12-13 Oktober 2024).
Toward Unity in Bonding 2024 adalah event yang bertujuan untuk mengakrabkan mahasiswa antar tingkat di Tadris Bahasa Inggris. Peserta Trending merupakan mahasiswa aktif Tadris Bahasa Inggris IAIN Pontianak semester 1, 3 dan 5. Kegiatan-kegiatan dalam Trending terdiri dari games, pentas seni, dan senam bersama.
Trending merupakan event pertama dalam sejarah Tadris Bahasa Inggris, seperti yang disebutkan oleh Muhammad Syamil Alfaizi dalam sambutannya. “Trending ini adalah event pertama dalam sejarah Tadris Bahasa Inggris, saya harap teman-teman dapat enjoy kegiatan dari pembukaan hingga selesai” Tutur Muhammad Syamil Alfaizi, ketua panitia Toward Unity in Bonding 2024.
Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan setiap tahun sekali sebagai event tahunan Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris. “Event ini adalah event pertama di TBI, saya harap event ini bisa menjadi event tahunan ke depannya” Ucap Zia Putri Nurjannah, ketua umum HMPS TBI.
Para peserta sangat menikmati seluruh rangkaian acara tersebut hingga selesai. “Kegiatan ini sangat sukses! menurut saya tidak ada kekurangan dalam kegiatan ini, saya harap ke depannya agendanya ditambah dengan lebih banyak hal menarik dan seru lainnya” ucap peserta yang akrab disapa Jemi, mahasiswa TBI semester 1. “Kegiatan-kegiatan di Trending sangat menarik, namun yang paling berkesan adalah sesi games dan pentas seni! Di sesi tersebut mahasiswa antar tingkat tertawa bersama, berbagi hal menarik, dan belajar kekompakan!! Semuanya lucu, seru, dan asik!!” Tutur mahasiswa baru dengan nama panggilan Yari.
Toward Unity in Bonding 2024: Laughing, Sharing and Bonding!
Trending di akhiri dengan pembagian hadiah kepada para pemenang pada hari Minggu, pukul 10.00 pagi. (13/10/2024).
Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Pontianak 2024 berlangsung selama tiga hari dua malam di kampus hijau bernama IAIN Pontianak dari tanggal 4 s.d. 6 September.
Peserta acara tersebut merupakan mahasiswa baru Institut Agama Islam Negeri Pontianak yang terdiri dari 4 fakultas; Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), dan Fakultas Syariah (FASYA). Mahasiswa baru diberi tugas untuk menggunakan dresscode untuk menunjukkan asal fakultasnya masing-masing, FTIK menggunakan warna hijau, FUAD menggunakan warna kuning, FEBI menggunakan warna putih, dan FASYA menggunakan warna merah.
Setelah acara pembukaan PBAK, selanjutnya orientasi perkuliahan dilanjutkan di masing-masing fakultas. Dalam hal ini diselenggarakan secara terpisah. FTIK menggunakan Gedung Sport Center, FUAD di Gedung fakultasnya sendiri, FASYA di Gedung fakultasnya sendiri, dan FEBI menggunakan Gedung Aula Abdurrani.
Mahasiswa baru dari program studi Tadris Bahasa Inggris mengatakan bahwa PBAK adalah acara yang cukup penting untuk mengenal dunia perkuliahan dan membangun relasi di kampus. “PBAK sangat membantu kami sebagai mahasiswa baru untuk mengetahui letak fakultas-fakultas, kelas, masjid dan gedung lainnya dan berkenalan dengan teman-teman dari seluruh IAIN Pontianak” Ujar Al-Ghazali, mahasiswa baru program studi Tadris Bahasa Inggris.
Mahasiswa baru juga berharap agar PBAK kedepannya dapat terlaksana dengan lebih baik lagi. “Saya harap semoga kedepannya jadwal PBAK bisa tersusun dan dilaksanakan dengan teratur sesuai jadwal dan tidak bentrok antar kegiatan, semoga PBAK selanjutnya bisa terus memberikan manfaat yang baik untuk seluruh pesertanya” Tutur Maba dengan nametag patah bertuliskan Deya, mahasiswa baru dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
PBAK diakhiri dengan acara penutupan berupa pertunjukan dari berbagai UKM dan UKK sebagai penghibur rasa lelah.
Pontianak, FTIK IAIN Pontianak – Mengharukan sekaligus membanggakan mewarnai suasana perpisahan Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak, Senin (02/09/2024) di Ruang Pertemuan Prodi Tadris Bahasa Inggris. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Wakil Dekan I, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, Wakil Dekan III, Dr. Sahrani, M.Pd, Ketua Prodi PBA, Dr. Rahmap, MA, Kepala Pusat Bahasa, Segu, MA. Dihadiri pula oleh Dosen, Alumni, HMPS TBI FTIK IAIN Pontianak.
Acara ini dirangkai dengan serah terima jabatan dari Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris sebelumnya, Sulaiman, M.Pd kepada Nanik Shobikah, M.Pd selaku Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris yang baru dan Sekretaris Prodi, Oki Anggara, M.Si.
Wakil Dekan I, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd menyampaikan rasa bangganya kepada Sulaiman, M.Pd yang berhasil diterima kuliah program doktoralnya di University of Dundee, United Kingdom. Ia mengucapkan selamat dan mendoakan kelancaran dan kesuksesannya dalam menjalani perkuliahan selama di sana. Menurutnya prestasi membanggakan ini dapat menjadi contoh sekaligus motivasi bagi dosen dan mahasiswa lainnya untuk mengikuti jejak positif di masa depan.
Sulaiman, M.Pd mengucapkan terima kasih atas dukungannya kepada segenap sivitas akademika yang ada di IAIN Pontianak umumnya, FTIK dan TBI khususnya. Ia merasa terhormat karena selama ini diberikan amanah dan kepercayaan untuk memimpin Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak. Ia berharap di bawah kepemimpinan Nanik Shobikah, M.Pd dan Oki Anggara, M.Si Tadris Bahasa Inggris akan semakin maju dan meraih kesuksesan. Tentu hal itu belum cukup, maka dari itu dibutuhkan sinergi dan kerjasama dari setiap pimpinan, dosen, dan mahasiswa.
Sementara itu, Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Nanik Shobikah, M.Pd mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras kaprodi sebelumnya dari awal terbentuknya TBI hingga kini. Ia berharap dapat melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan ini lebih baik lagi ke depannya. Tentunya dibantu oleh Sekprodi, GKM, Dosen, Mahasiswa, serta support pimpinan.
Pontianak, FTIK IAIN Pontianak – Dalam rangka merajut silaturrahmi antara dosen dan mahasiswa sekaligus perpisahan Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd, Program Studi Tadris Bahasa Inggris menyelenggarakan Farewell Party, Jumat (30/08/2024) di Aula Abdul Rani Machmud. Dalam acara tersebut dibahas pula mengenai pembekalan magang bagi mahasiswa semester 3, 5, dan 7. Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua dan Sekretaris Program Studi TBI yang baru dilantik, Nanik Shobikah, M.Pd dan Oki Anggara, M.Si, GKM TBI, Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum beserta Dosen TBI, Militansina, M.Pd., Primatasha Desvira Dizza, M.Pd., Septian Utut Sugiatno, M.Pd., dan Sigit Aprisama, M.Pd. tidak hanya itu acara ini juga dihadiri oleh HMPS dan Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris.
Dalam sambutannya, Sulaiman, M.Pd., mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang banyak membantu selama ini. “Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Nanik dan Mas Oki serta seluruh dosen TBI yang sudah membersamai dan membantu saya di prodi. Di balik semua pekerjaan saya selalu ada ide dari Ibu Nanik dan bantuan dari Mas Oki. Saya harap ke depannya kalian bisa lebih maju lagi di bawah kepemimpinan beliau,” ucapnya.
Sementara itu, Nanik Shobikah, M.Pd selaku Ketua Program Studi TBI baru menghaturkan terima kasih dan apresiasi luar biasa kepada Sulaiman, M.Pd yang selama ini mengerahkan waktu dan pikirannya untuk membesarkan Prodi TBI. “Terima kasih saya ucapkan kepada Pak Sulaiman, selaku ketua prodi pertama kita. Atas kerja keras beliaulah TBI bisa berada di posisi yang sekarang. Dan tak lupa, saya ucapkan selamat menempuh pendidikan S3 di University of Dundee, United Kingdom Inggris. Dan terima kasih kepada seluruh mahasiswa TBI dari semester 3 sampai 9 yang sudah hadir di acara ini,” terangnya.
Ahmad Aunuddinul Ma’arif selaku perwakilan dari HMPS TBI IAIN Pontianak mengucapkan terima kasih kepada Sulaiman, M.Pd selaku Kaprodi TBI periode 2020-2024. Ia juga mengucapkan selamat kepada Nanik Shobikah, M.Pd. dan Oki Anggara, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi dan Sekprodi TBI yang telah dilantik Rektor IAIN Pontianak. Tidak lupa pula GKM TBI, Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum. “Beribu terima kasih kami ucapkan atas bimbingan Sir Sulaiman, Ma’am Nanik Shobikah selaku Kaprodi-Sekprodi yang membimbing TBI sejak awal. Begitu pula kepada Pak Oki Anggara selaku GKM TBI. Mungkin tidak ada ucapan terima kasih yang cukup untuk mengekspresikan rasa syukur kami atas bimbingannya selama ini. Dan tak lupa saya mewakili HMPS TBI IAIN Pontianak mengucapkan selamat atas jabatan baru yang diamanahkan kepada Ibu Nanik Shobikah, M.Pd., selaku Kaprodi TBI, Bapak Oki Anggara, S.Pd., M.Si., selaku Sekprodi TBI, Ibu Vibry Andina Nurhidayah, M.Hum., selaku Gugus Kendali Mutu TBI. Kami berharap TBI bisa semakin maju dan besar di kemudian hari,” ujarnya.
Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tadris Bahasa Inggris (TBI) gelar event yang bertajuk “Beauty Class with Wardah” dengan tema “Beauty Beyond Borders: Exploring Diversity with Wardah”. Kegiatan diselenggarakan di gedung FTIK IAIN Pontianak, Selasa (23/7/2024).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara HMPS TBI dan Brand Wardah. Selain mahasiswa aktif program studi Tadris Bahasa Inggris (TBI), para peserta juga berasal dari berbagai kampus seperti Universitas Tanjungpura dan Universitas Terbuka. Para peserta terlihat sangat antusias saat acara berlangsung. Kelas ini bertujuan mengasah skill make up para peserta menuju flawless make up look.
Zia Putri Nurjannah selaku ketua umum HMPS TBI berharap agar hubungan baik antara HMPS TBI dan Wardah dapat berlanjut di event-event selanjutnya. “Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak Wardah yang sudah sudi berkolaborasi dengan HMPS TBI sehingga acara Beauty Class with Wardah ini dapat terlaksana dan saya ucapkan terima kasih juga kepada para peserta yang sudah berantusias hadir dan mengikuti keseluruhan acara pada hari ini. Saya berharap kerja sama antara HMPS TBI dan Wardah bisa berlanjut untuk event-event ke depannya.” ujarnya.
Di akhir acara, Beauty Promotor Wardah memberikan satu goodie bag spesial untuk satu peserta dengan hasil make-up terbaik sebagai bentuk apresiasi. Wardah juga membagikan goodie bag berisi produk Wardah secara gratis kepada masing-masing peserta. Acara diakhiri dengan foto-foto bersama.
Pontianak, 20 Juni 2024 – Suci Rahmadayanti (25), mahasiswi Program Studi Tadris Bahasa Inggris, berhasil mencatat prestasi gemilang dengan lolos seleksi dalam Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) sebagai perwakilan Kalimantan Barat.
Suci berhasil menyisihkan peserta lain dari berbagai kabupaten dan kota di Kalimantan Barat. Proses seleksi yang ketat dan kompetitif ini diikuti oleh puluhan pemuda-pemudi terbaik dari seluruh penjuru provinsi, namun Suci menunjukkan kualitas dan kemampuan yang membuatnya unggul di antara yang lain.
“Saya sangat bersyukur dan merasa terhormat bisa terpilih sebagai perwakilan Kalimantan Barat dalam program ini. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk belajar, bertukar pengalaman, dan memperkenalkan budaya Kalimantan Barat ke provinsi lain,” ujar Suci dengan penuh semangat.
Sebagai bagian dari persiapan, Suci terlebih dahulu akan berangkat menuju Jakarta untuk mengikuti pelatihan intensif. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan sebelum mereka disebar ke berbagai lokasi pertukaran di seluruh Indonesia.
Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) merupakan inisiatif tahunan yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar provinsi melalui pertukaran budaya dan pengalaman. Program ini juga menjadi wadah bagi para pemuda untuk mengembangkan diri, meningkatkan keterampilan kepemimpinan, dan memperluas wawasan.
Kaprodi TBI, Sulaiman, M.Pd., mengungkapkan rasa bangganya terhadap prestasi yang diraih Suci. “Keberhasilan Suci tidak hanya membanggakan dirinya dan keluarganya, tetapi juga seluruh civitas akademika FTIK, khususnya TBI. Kami berharap Suci bisa memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya,” ujar Sulaiman.
Dengan keberhasilan ini, Suci Rahmadayanti diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkenalkan budaya dan potensi Kalimantan Barat di tingkat nasional, serta membawa pulang pengalaman berharga yang bisa diaplikasikan dalam pengembangan dirinya dan komunitas di daerah asalnya.
Selamat dan sukses untuk Suci Rahmadayanti dalam menjalankan tugas mulianya sebagai duta pemuda Kalimantan Barat. Semoga langkahnya menginspirasi pemuda-pemudi lain untuk terus berkarya dan berprestasi.
Menghadapi sidang skripsi pertama kali adalah salah satu momen paling menegangkan dalam perjalanan akademis saya. Sidang ini menandai akhir dari perjuangan panjang menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi, serta menjadi ujian terakhir sebelum memperoleh gelar sarjana. Sejak awal, saya merasa campuran antara kegugupan dan antusiasme. Dikarenakan beberapa persiapan yang saya rasa belum cukup dan skripsi saya yang tidak begitu baik dalam segi konten maupun penulisannya. Antusiasnya adalah, sidang skripsi merupakan langkah awal bagi saya untuk menambahkan pengalaman baru dalam hidup saya.
Persiapan sebelum sidang sangat intens. Saya menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mempersiapkan presentasi, merapikan skripsi, dan membaca ulang semua materi penelitian. Saya juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk memastikan semua aspek penelitian saya siap dipertahankan. Latihan presentasi dilakukan berulang kali di depan teman-teman untuk mendapatkan masukan dan meningkatkan kepercayaan diri.
Hari sidang akhirnya tiba. Saya mengenakan pakaian formal dan tiba di ruang sidang lebih awal untuk menenangkan diri dan mempersiapkan peralatan presentasi. Begitu nama saya dipanggil, perasaan gugup semakin memuncak. Saya memasuki ruangan dengan hati berdebar-debar, namun berusaha menampilkan sikap tenang dan profesional. Setelah presentasi selesai, sesi tanya jawab pun dimulai. Inilah bagian yang paling menegangkan karena para penguji mulai mengajukan pertanyaan kritis mengenai penelitian saya. Ketika sidang selesai, saya merasakan banyak sekali kekurangan yang harus saya perbaiki, banyak kekeliruan yang harus di ubah. Beberapa pertanyaan cukup sulit, namun saya berusaha menjawab dengan sebaik mungkin berdasarkan pengetahuan dan data yang saya miliki. Ada saat di mana saya harus mengakui keterbatasan penelitian dan menerima kritik dari penguji. Meski demikian, saya berusaha menjaga sikap positif dan terbuka terhadap saran-saran yang diberikan. Setelah sesi tanya jawab berakhir, saya diminta keluar dari ruangan sementara para penguji berdiskusi. Waktu menunggu ini terasa sangat lama, penuh dengan ketidakpastian. Akhirnya, saya dipanggil kembali masuk dan diumumkan bahwa saya lulus dengan beberapa revisi yang harus dilakukan. Perasaan lega dan bahagia menyelimuti diri saya.
Menghadapi sidang skripsi pertama kali adalah pengalaman yang penuh tantangan, namun juga memberikan kepuasan tersendiri. Pengalaman ini mengajarkan saya banyak hal, mulai dari persiapan yang matang, keberanian menghadapi kritik, hingga kemampuan berkomunikasi secara efektif. Saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada dosen pembimbing saya, Sir Sulaiman, M.Pd dan Ma’am Nanik Shabikah yang sudah sabar dalam membimbing saya, banyak kesalahan dan ketidak telitian di dalam skripsi dikarenakan kesalahan saya pribadi. Selain sebagai dosen Pembimbing, mereka juga adalah Kaprodi dan Sekprodi Kami di Prodi Tadris Bahasa Inggris. Mereka selalu memberikan yang terbaik untuk mahasiswanya agar mendapatkan kemudahakan dalam segi apapun. Terima kasih juga disampaikan kepada dosen penguji saya, Ma’am Dr. Istiqamah, S.Ag., MA selaku Dosen Penguji pertama dan Sir Segu, MA., selaku Penguji kedua. Kritikan dan saran yang mereka berikan sangat bermanfaat bagi saya dalam proses perbaikan skripsi ini. Dan terakhir, terima kasih kepada seluruh dosen TBI dan Mahasiswa TBI yang sudah selalu memberikan dedikasi terbaiknya dan selalu menemani saya dalam keadaan suka dan duka.
Mengikuti kegiatan student mobility ke Serawak, Malaysia adalah salah satu pengalaman paling berharga dalam hidup saya. Program ini memberikan kesempatan untuk belajar di salah satu universitas terkemuka di Serawak, yaitu UNIMAS dan UiTM selama lima hari. Selain memperoleh pengetahuan akademis, saya juga mendapatkan banyak pengalaman budaya yang tak terlupakan. Sejak awal, saya merasa sangat antusias. Setelah tiba di Malaysia, saya disambut dengan hangat oleh staf universitas dan mahasiswa lokal yang ramah. Mereka membantu kami dengan memberikan transportasi berupa bus untuk mengikuti berbagai kegiatan. Kami ditempatkan di asrama kampus, yaitu Rafflesia Collage. Di hari pertama, kami mengikuti kegiatan pembukaan kegiatan Short-Term Mobility Programme UNIMAS – IAIN Pontianak – IAIN Ponorogo dan UIN Mataram di kampus Universitas Malaysia, Serawak. Setelah kegiatan ini berlangsung kami menyempatkan untuk mengambil foto bersama sama mahasiswa FTIK.
Setelah selesai, kami melanjutkan perjalana untuk mengunjungi dan mengeksplor main library yang ada di kampus UNIMAS. Terdapat 4 tingkatan dengan desain yang menarik dan nyaman untuk para pelajar, Mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas atau bahkan hanya sekedar membaca buku.
Di hari kedua, adalah inti kegiatan yaitu presentasi hasil artikel. Karena saya berasal dari mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris saya mencoba untuk melakukan presentasi dengan Bahasa Inggris. Karena tekad dan keberanian saya, serta meluangkan waktu untuk belajar saya berhasil melewatkan presentasi dengan memuaskan. Universitas tempat saya melakukan presentasi memiliki fasilitas yang lengkap dan modern. Di dalam kelas, satu kelompok terdiri dari Mahasiswa S1, S2, S3. Ini adalah pengalaman paling menegangkan dalam hidup saya ketika harus presentasikan hasil penelitian saya didepan mahasiswa magister dan doctoral.
Keesokan harinya, kami melanjutkan kegiatan dengan melakukan pengabdian ke salah satu sekolah yang berada di Kuching, Malaysia. Sekolah tersebut bernama, SMART al-Madrasah al-Islamiyah. Kami disambut dengan meriah oleh para guru dan pelajar yang ada disana. Saya membantu mengajar di salah satu kelas disana bersama rekan saya dari IAIN Ponorogo, UIN Mataram dan satu teman saya dari IAIN Pontianak. Kami mengajarkan pelajar disana berkaitan dengan budaya dan mata uang antara Malaysia dan Indonesia menggunakan mix Languange antara Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris.
Selain kegiatan akademis, saya juga berkesempatan untuk mengikuti workshop yang di adakan oleh kampus UiTM di Serawak, Malaysia. Kami membuat tas dari dedaunan alami untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Kegiatan ini sangat memberikan mafaat dan pengalaman baru untuk saya.
Pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan akademis dan budaya saya, tetapi juga membantu saya menjadi lebih mandiri dan percaya diri. Saya belajar mengelola waktu dengan lebih baik, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Program student mobility ini benar-benar memberikan saya pengalaman yang tak terlupakan dan mempersiapkan saya untuk menghadapi tantangan global di masa depan. Besar harapan kepada mahasiswa TBI lainnya untuk mengikuti program ini dikarenakan memberikan banyak manfaat untuk diri kita sendiri dan memberikan pengaruh yang baik kepada prodi.
Pontianak, February 27, 2024 – On Wednesday, February 27, 2024, the English Tadris Study Program, Teacher Training and Tarbiyah Faculty, State Islamic Institute (IAIN) Pontianak received a special visit from Ruth Goode, Director of the Regional English Language Office (RELO) at the US Embassy Jakarta, and Dian Savitri, Cultural Affairs Specialist at the US Embassy Jakarta. The purpose of this visit was to explore collaboration opportunities in the field of English language education between our institution and educational institutions in the United States.
The guests were welcomed by the Vice Dean for Academic and Development Affairs, Eka Hendry AR, as well as the Head of the English Tadris Study Program, Sulaiman, and several English language lecturers. Discussions between the two parties regarding collaboration opportunities were highly productive, covering various initiatives such as the Online Professional English Network (OPEN) Program, OPEN Global Online Courses (GOCs), and OPEN Massive Open Online Courses (MOOCs) Program.
Ruth Goode (left) Eka Hendry AR (right)
Furthermore, one aspect that caught Ruth Goode’s attention was the effort to provide access to English language education in remote areas with limited internet access. She highlighted the idea of flash drives containing English language materials as an alternative solution, but emphasized the need for training for teachers in those areas to optimize the use of such materials.
Dian Savitri added the importance of providing easily accessible resources for teachers, especially in areas that may have limited access or resources. “We are committed to providing teachers with access to quality learning materials and courses that can enhance their English teaching skills,” she said. Accessible through the flyer below:
Eka Hendry highlighted the need to enhance the knowledge and skills of lecturers in keeping up with the latest developments in the field of English language education and information technology. “By training lecturers to continuously update their knowledge, we can ensure that they can produce English teachers who are not only competent in teaching but also capable of integrating information technology into learning,” he explained.
Furthermore, Eka Hendry emphasized the importance of having quality English teachers in remote areas, where access to education is often limited. “Through collaboration with RELO, US Embassy Jakarta, and other educational institutions, we hope to create an inclusive and sustainable education model to improve access to English language education across the region,” he added.
Sulaiman highlighted the potential for collaboration in research as an important step in developing understanding and solutions to education challenges in the region. He stated, “Research collaboration between our institution and RELO can be an effective means to identify specific issues in English language teaching and seek innovative solutions.“
Additionally, Sulaiman also emphasized the importance of community service in enhancing access to English language education in West Kalimantan. He added, “Through this collaboration, we hope to make a significant contribution to expanding the reach of English language education, especially in marginalized areas.“
Sulaiman agreed with the rector’s idea to work together with local and international partners to improve education at our institution. “We’re ready to team up with the Regional English Language Office (RELO) to provide useful training for teachers in West Kalimantan,” he stated. He also highlighted the importance of following through on the rector’s suggestion to collaborate with national and international groups to boost the institution’s reputation and become recognized on a global scale.
Militansina, one of the English language lecturers, added that integrating local culture and climate change issues into the English language curriculum could provide significant added value for students. “Collaboration to develop teaching materials that consider local culture and climate change issues will not only help students better connect with the learning content but also provide a deeper understanding of the environmental challenges facing our planet,” she explained.
She stressed that students need to be provided with relevant initial knowledge about climate change and environmental conservation efforts from an early age, so that they can become responsible agents of change in preserving our planet without forgetting local culture values.
Militansina also expressed readiness to collaborate with relevant parties, including RELO and other educational institutions, in developing and implementing an inclusive curriculum that is oriented towards environmental and cultural preservation.
Additionally, Nanik Shobikah also emphasized that collaboration with the Department of Education and the Ministry of Religion can ensure that the training organized can be accessed and utilized optimally by teachers in the Education Department and in madrasahs in the Kalimantan region. “We believe that with strong collaboration, we can create relevant and impactful training programs for education in these areas,” she added.
The offer of collaboration from Nanik Shobikah demonstrates our institution’s commitment to making a real contribution to improving the quality of English language teaching in the Kalimantan region, and emphasizes the importance of interagency collaboration in achieving common goals in the field of Education.
Setelah sukses menjalani asesmen lapangan Program Studi Tadris Matematika beberapa waktu yang lalu, kali ini FTIK IAIN Pontianak kembali menjalankan asesmen lapangan bagi Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Kamis (25/01/2024) di Auditorium Syeikh Abdul Rani Machmud. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 25 s.d. 26 Januari 2024. Asesmen Lapangan Program Studi Tadris Bahasa Inggris dihadiri oleh dua asesor dari LAMDIK, Prof. Dr. Yazid Bhastomi, MA (Universitas Negeri Malang) dan Dr. H. M. Nur Arifin, M.Pd (UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten). Kegiatan ini dihadiri pula oleh pejabat lainnya, Wakil Rektor I Bidang APL, Dr. Ali Hasmy, M.Si, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Ismail Ruslan, MA, Ketua Senat, Dr. Hj. Nani Tursina, M.Pd, Ketua SPI, Dr. Fauziah, MM, Ketua LPM diwakili Dr. Erwin Mahrus, MA, Ketua LP2M, Dr. Yusriadi, MA, Kepala Pusat Pengembangan Bahasa, Segu, MA. Ketua dan sekretaris prodi di lingkungan IAIN Pontianak.
Hadir juga pimpinan di lingkungan FTIK, Dekan FTIK, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag, Wakil Dekan I Bidang APL, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, Wakil Dekan II, Helva Zurayah, MA, Wakil Dekan III, Dr. Sahrani, M.Pd, Korpus Penjaminan Mutu FTIK, Vidya Setyaningrum, M.Pd, Kabag TU FTIK, H. Tommy Hardiansyah, MM.
Dekan FTIK, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag mengungkapkan kegiatan seperti ini sudah menjadi budaya akademik yang semakin terbiasa dirasakan oleh pemangku kebijakan dan sivitas akademika, karena sejak awal menjabat terhitung setidaknya ada 4 asesmen lapangan di FTIK. Di antaranya, Prodi PAI, PBA, Tadris Matematika, dan Tadris Bahasa Inggris. Menurutnya, akreditasi ini potret yang seharusnya bisa menemukan solusi dan temuan yang dapat dilakukan perbaikan ke depannya. “Kita tidak usah lebay dalam menghadapi ini. Biarkan terjadi apa adanya karena sejatinya disinilah kesempatan kita menemukan temuan yang dapat dievaluasi lebih baik ke depan,” ungkapnya.
Salah satu Asesor LAMDIK, Prof. Dr. Yazid Bhastomi, MA (Universitas Negeri Malang) mengaku jika ini pertama kalinya berkunjung ke Pontianak sebagai asesor LAMDIK. Poin utama yang disampaikan oleh Dekan FTIK tadi sangat berkaitan dengan salah satu tugas dan fungsi asesor LAMDIK yaitu melaksanakan tugas asesmen dalam koridor sebagai “peer”, yang bekerja dan menilai secara objektif tanpa memandang reputasi program studi/perguruan tinggi yang diases. Dalam hal ini asesor sebagai petugas pengambil data di lapangan. Demi menjamin mutu Program Studi secara eksternal baik bidang akademik maupun non akademik untuk melindungi kepentingan mahasiswa dan masyarakat.
Rektor IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., MA berharap asesmen lapangan mesti dijadikan guidence untuk kualifikasi ke depan. Tahun lalu kita punya program unggulan Kampung Inggris dan Arab, semoga tahun ini bisa dilanjutkan kembali oleh Prodi Tadris Bahasa Inggris. “Kawan-kawan yang punya tusi di bahasa agar lebih cepat dan konsen kepada program peningkatan bahasa. Saran dari asesor nanti dapat menjadi guidence dan efeknya meningkatkan mutu prodi,” ujarnya.
Menurutnya, walaupun dalam pelaksanaan AL ini tidak harus berdebar dalam menghadapinya, tapi tidak boleh juga terlalu berpasrah, harus ada upaya maksimal menindaklanjuti hasil evaluasi yang diperoleh dari AL ini. “Kami mohon kepada dekan dan unsur pimpinan di FTIK untuk mengguidence mutu dan seluruh catatan asesor, tidak hanya hari ini, tapi juga untuk langkah-langkah konstruktif ke depan. Terima kasih kepada para dekan dan pimpinan lainnya atas support yang diberikan selama ini dalam rangka mengawal dan meningkatkan mutu di kampus,” pungkasnya.