Antara Dunia Nyata dan Virtual: Penelitian Kecemasan Berbicara Bahasa Asing dengan James Burnett dan IAIN Pontianak

Pontianak, 22 Desember 2023 – Sebuah penelitian yang melibatkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dan Universitas Aberdeen telah berhasil diselesaikan pada fase pengumpulan data penelitian. Penelitian ini dipimpin oleh James Burnett, seorang mahasiswa Ph.D. yang berprestasi dari Universitas Aberdeen dengan gelar B.A., M.Sc., TESOL.  Kesuksesan penelitian ini tidak lepas dari dukungan dan izin yang diberikan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag., serta ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman, M.Pd.

Penelitian yang berjudul “A study into the effectiveness of immersive virtual reality (iVR) and its impact on foreign language public speaking anxiety amongst English language learners studying at university in Indonesia” mencoba menggali efektivitas realitas virtual yang mendalam (iVR) dan dampaknya terhadap kecemasan berbicara di depan umum dalam bahasa asing, terutama di kalangan mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa Inggris di universitas di Indonesia.

Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Sulaiman M.Pd. menyoroti pentingnya penelitian ini terhadap perkembangan pendekatan pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan akademis Indonesia. “Penelitian ini membawa dimensi baru dengan memanfaatkan teknologi Virtual Reality, dan saya yakin hasilnya akan memberikan pandangan yang berharga terhadap cara kita memahami dan mengatasi tantangan kecemasan berbicara di depan umum. Serta ini menjadi pengalaman berharga bagi ke 24 mahasiswa yang menjadi partisipaan penelitian ini” ucapnya.

Nanik Shobikah, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Tadris Bahasa Inggris, menekankan pentingnya terus menjelajahi metode baru, khususnya yang berkaitan dengan teknologi, untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif bagi para siswa. “Pemahaman terhadap dampak Virtual Reality pada kecemasan berbicara dapat membuka pintu untuk inovasi lebih lanjut dalam pembelajaran bahasa Inggris di IAIN Pontianak,” ucapnya.

Sebagai Koordinator Pendamping Penelitian, Militansina, M.Pd., menyampaikan kebanggaannya terhadap dedikasi tinggi mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dampak Virtual Reality pada kecemasan berbicara bahasa Inggris di IAIN Pontianak. Selama 20 hari pendampingan, mahasiswa menunjukkan antusiasme dan ketertarikan yang luar biasa terhadap teknologi iVR. Militansina menyoroti perkembangan peserta dalam mengatasi tantangan penelitian, memahami konsep Virtual Reality, serta peningkatkan keterampilan presentasi dan berbahasa Inggris. Dia berharap pengalaman ini akan menjadi pijakan bagi mahasiswa untuk terus berkembang sebagai calon pendidik bahasa Inggris yang kompeten dan inovatif, memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan di masa mendatang.

Sebagai tanda penghargaan atas kerjasama antara IAIN Pontianak dan Universitas Aberdeen, Militansina menyajikan lukisan pribadi berupa Lukisan Tugu Digulis yang dilukis oleh dirinya kepada James sebagai suvenir berkesan. Tindakan ini merespon permintaan khusus James untuk mencari lukisan khas Pontianak, menonjolkan keunikannya dengan sentuhan profesionalisme dalam memberikan penghargaan kepada tamu. Tugu Digulis atau tugu bambu runcing merupakan lambang sebelas tokoh Sarekat Islam dari Kalimantan Barat yang dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial diasingkan ke pulau Boven Digul. Sebelas nama tokoh politik Kalimantan Barat tersebut adalah: Achmad Marzuki, Achmad Su’ud bin Bilal Achmad, Gusti Djohan Idrus, Gusti Hamzah, Gusti Moehamad Situt Machmud, Gusti Soeloeng Lelanang, Jeranding Sari Sawang Amasundin.Kemudian Haji Ris bin H. Aburahman, Moehammad Sohor, Moehammad Hambal atau yang dikenal dengan Bung Tambal, dan Moehammad SohordanYa’ Moehammad Sabran. Untuk memperingati jasa mereka, pada tahun 1968 didirikan sebuah monumen yang berbentuk sebelas batang bambu runcing. Monumen ini diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, H. Soedjiman (1977-1988), pada Hari Pahlawan 10 November 1987.

Buku karya Militansina tentang pembelajaran bahasa Inggris, yang memasukkan materi kebudayaan Melayu Pontianak, dihadirkan sebagai kenang-kenangan yang mendalam terkait dengan kebudayaan Melayu yang tak terpisahkan dari dimensi keagamaan. Tindakan ini sejalan dengan visi dan misi IAIN Pontianak yang terus ditekankan oleh Rektor, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., dalam menjadikan institusi ini sebagai pusat kajian dan riset keilmuan, keislaman, dan kebudayaan Borneo.

Dalam kunjungannya, James disambut hangat oleh mahasiswa dengan keceriaan dan antusiasme. Mahasiswa mengekspresikan apresiasi mereka dengan memberikan suvenir unik khas Pontianak kepada James. Dalam kreasi pribadinya, Nabil, Ratu, Faqihatun, dan Rico menyajikan gambar sketsa yang menggambarkan keindahan budaya setempat serta sketsa wajah James. Virda, dengan kebaikan hatinya, memberikan makanan khas Pontianak sebagai bagian dari suguhan budaya. Engla, yang memiliki keahlian merajut, menyumbangkan rajutan gantungan kunci sebagai bentuk kekreatifannya. Kedatangan James tidak hanya meninggalkan jejak akademis, tetapi juga memupuk hubungan yang erat dan menyenangkan antara dosen tamu dan mahasiswa, menciptakan pengalaman belajar yang tak terlupakan. Mahasiswa yang berjumlah 24 orang merasa bahagia dan terinspirasi oleh interaksi positif dengan James. James tampak sangat gembira dengan kenang-kenangan dan hadiah yang diberikan oleh mahasiswa Tadris Bahasa Inggris.

Saat mahasiswa memaparkan profil mereka, alasan memilih program studi Tadris bahasa Inggris, serta membahas tokoh dan teori-teori terkait pengajaran bahasa Inggris, James memberikan pujian tinggi. Ia menyatakan bahwa mahasiswa tersebut tidak hanya sangat lancar, tetapi juga mampu memberikan penjelasan yang menarik, menggunakan gambar visual yang relevan dengan topik, dan berinteraksi dengan audiens secara efektif. James mengungkapkan keyakinannya bahwa para mahasiswa Tadris Bahasa Inggris memiliki potensi untuk melanjutkan studi ke Universitas Aberdeen. Beliau berharap kerjasama ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga dalam penelitian, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan metode pembelajaran bahasa Inggris dan kerjasama di masa mendatang.

Kunjungan penelitian Ph.D yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Aberdeen menuai kegembiraan dan apresiasi tinggi dari para dosen dan mahasiswa di Tadris Bahasa Inggris IAIN Pontianak. Kehadiran mahasiswa peneliti ini memberikan nilai tambah dalam lingkup akademis kampus, menciptakan suasana kolaboratif yang positif. Para dosen dan mahasiswa menyambut dengan hangat kunjungan tersebut, mengakui nilai pentingnya pertukaran pengetahuan dan pengalaman. Dalam semangat terbuka untuk kerjasama lebih lanjut, mereka menyatakan kesiapan untuk menerima kunjungan peneliti-peneliti lainnya yang berminat melakukan penelitian di Tadris Bahasa Inggris, IAIN Pontianak. Keinginan ini mencerminkan komitmen mereka dalam mendukung pertukaran intelektual dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan bahasa Inggris.

Penulis: Militansina, M.Pd.