Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional terus mengembangkan pendekatan pendidikan yang holistik untuk mempersiapkan generasi muda santri yang unggul dan multilingual. Dalam rangka itu, kegiatan dengan tema “Militansina” diprakarsai oleh ketua tim, Militansina, M.Pd, dengan dukungan dosen anggota PKM Oki Anggara, M.Si, dan melibatkan aktifitas mahasiswa, termasuk Suci Rahmadayanti.
Ketua tim Militansina, M.Pd, dalam sambutannya, mengemukakan visi untuk membentuk generasi santri yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki kompetensi bahasa Inggris yang baik. “Pendidikan multilingual di pesantren dapat memberikan landasan yang kuat bagi santri untuk berkontribusi dalam skala global,” ujarnya.
Dosen anggota PKM, Oki Anggara, M.Si, membawakan materi utama dengan fokus pada penerapan metode pembelajaran bahasa Inggris yang efektif di lingkungan pesantren. Beliau menyampaikan pentingnya memadukan nilai-nilai agama dengan kecakapan berbahasa, sehingga santri dapat berperan sebagai mediator antara budaya lokal dan global.
Suci Rahmadayanti, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini, membagikan pengalaman dan proyek yang telah dilaksanakan di pesantren. “Melalui program Militansina, kami berupaya membangun lingkungan belajar yang inklusif dan merangsang minat santri terhadap bahasa Inggris,” ungkapnya.
Kegiatan ini melibatkan serangkaian workshop, diskusi panel, dan kegiatan praktis yang bertujuan untuk memperkaya metode pengajaran bahasa Inggris di pesantren. Harapannya, pendekatan multilingual dalam pendidikan santri dapat menjadi model yang dapat diterapkan secara luas, memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.